February 20, 2013

ANAK-ANAK RAJA

0 komentar


“Ku bukan superstar, kaya dan terkenal. Ku bukan saudagar yang punya banyak kapal. Ku bukan bangsawan, ku bukan priyayi, ku hanyalah orang yang ingin dicintai. ...”

Kebanyakan dari Anda pasti tahu lagu ini bukan? Lagu yang diciptakan dan dibawakan oleh grup jenaka Project Pop ini adalah satu dari sekitar 70 lagu mereka yang semuanya tidak pernah membuat saya bosan. Sekalipun saya sangat menyukainya, teman saya sempat protes ketika saya menyanyikannya. “Hei, sekalipun kita ini bukan siapa-siapa, tapi kita anak Tuhan tahu! Jadi kayaknya nggak cocok banget deh kalau kamu nyanyi lagu itu,” begitu katanya.

Beberapa waktu kemudian setelah kejadian itu berlalu, saya berpikir untuk memahami maksud teman saya, hingga akhirnya saya mengerti. Lirik lagu “Bukan Superstar” ini terkesan begitu “melas” untuknya, seperti sedang ingin mengakui bahwa kita memang bukan siapa-siapa, alias manusia yang tidak berarti (meski saya tahu untuk konteks apa sebenarnya lagu ini diciptakan, dan maksudnya pasti tidak seperti yang dikatakan oleh teman saya). Tapi saya pun mulai menghargai “rasa bangganya” akan menjadi anak Tuhan, karena memang kita semua, yang telah dibenarkan oleh firman, adalah anak-anak Tuhan yang berharga di mata Allah. Pemikiran ini mulai memenuhi dan memberkati diri saya, berkat seruan teman saya tadi.

Orang mungkin menilai rasa bangga berdasarkan kekayaan, kedudukan, dan nama baik, tapi tidak dengan kita orang percaya. Kita yang sudah diubahkan akan lebih fokus pada kehidupan kita di hadapan Allah. Karena kita tahu bahwa Allah melihat hati, maka kita tidak akan lagi peduli pada ketenaran, kekayaan, dan kebangsawanan demi menarik perhatian Allah. Kita akan lebih memilih hidup sebagai anak-anak yang diinginkan oleh-Nya.

Ingatlah ini selalu. Siapapun Anda, apapun pekerjaan Anda, bagaimanapun kehidupan Anda, Tuhan telah memanggil Anda untuk menjadi anak-anak-Nya. Maka, penuhilah panggilan itu.

Bapa kami yang di sorga, terima kasih telah menjadikanku anak-Mu. Aku yang bukan siapa-siapa ini Kaujadikan seseorang di hadapan-Mu, dan itu sangatlah berarti karena Kau sendiri yang memanggilku. Sekali lagi terima kasih, Bapa. Aku mengasihi-Mu. Amin

Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah,
yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
Yoh. 1:12
Continue reading ...

February 19, 2013

AKU CINTA KEPADAMU

0 komentar


Ketika aku membuka mataku di pagi hari
‘kan kunyanyikan lagu cinta untuk-Mu
“Aku cinta kepada-Mu”
Ketika aku menutup mata di malam hari
‘kan kunyanyikan lagu cinta untuk-Mu
“Aku cinta kepada-Mu”

“Aku cinta kepada-Mu,
Yesus, aku sungguh cinta kepada-Mu”

Telah lama kucari,
tapi tidak pernah kutemukan
cinta yang seperti-Mu
Aku menaruh harapku
pada semua yang di sekitarku
namun ternyata itu palsu

Sekarang setelah kudapati yang pasti
tak akan lagi kusangkal dan kuhindari
Aku telah mengenal cinta-Mu
Aku tahu tidak perlu terluka lagi
karena Kau selalu di hati
Aku telah memiliki cinta-Mu

Ketika aku membuka mataku di pagi hari
‘kan kunyanyikan lagu cinta untuk-Mu
“Aku cinta kepada-Mu”
Ketika aku menutup mata di malam hari
‘kan kunyanyikan lagu cinta untuk-Mu
“Aku cinta kepada-Mu”
Continue reading ...

February 18, 2013

MEMBERKATI DENGAN BAHASA

0 komentar


Entah bagaimana saya bisa menyukai bahasa Inggris. Saya baru mempelajarinya di SMP karena di SD tidak ada yang namanya pelajaran bahasa Inggris. Antara sedikit kaget dan penasaran, kenapa ada bahasa yang tulisan dan bacanya beda banget, saya justru semakin tertarik untuk mendalaminya. Saya memang bukan siswa terbaik apalagi teladan, tapi saya bisa merasakan bahwa Tuhan akan pakai saya lewat mata pelajaran ini.

Setelah lulus SMA saya memutuskan untuk ambil kursus bahasa Inggris selama 1 tahun, sambil bekerja dan mengumpulkan uang untuk kuliah dan mengambil gelar sarjana sastra. Saya sangat menikmatinya, hingga satu saat di tempat saya melayani akan menerima kunjungan sponsor dari Australia. Dan untuk kunjungan itu, atasan saya meminta saya untuk mempersiapkan diri menjadi penerjemah.

Saya kaget dan tidak tahu apa yang harus saya katakan. Saya hanya anak kursus, bukan anak kuliahan. Atasan saya juga belum tahu kemampuan saya, tapi kenapa beliau mempercayakan hal sepenting itu kepada saya? Kami bisa saja mengambil penerjemah dari tempat lain, tapi apa yang dikatakan atasan saya sangat memotivasi saya. “Kamu pasti bisa.”

Menerima kepercayaan sebesar itu saya sangat bersyukur. Saya mempersiapkan diri sebaik mungkin, semampu saya, hingga hari besar itu tiba dan terlewati. Atasan saya menilai baik hasil kerja saya, dan sejak saat itu, mempercayakan hal-hal yang berhubungan dengan bahasa Inggris kepada saya.

Tuhan sudah mepercayakan hal-hal yang sebelumnya di luar bayangan saya. Sekalipun bukan penerjemah terbaik, tapi saya juga dimasukkan ke dalam pelayanan penerjemah di gereja, dan saya sangat bersyukur, Tuhan mau memakai saya lewat talenta yang sangat kecil ini. Selain bisa memberkati orang lain, saya sendiri juga merasa sangat diberkati.
Continue reading ...

February 17, 2013

LEBIH BERKUASA

0 komentar


Dalam perkerjaan saya, alat-alat elektronik berperan cukup besar, termasuk printer saya. Saya masih ingat bagaimana saya bisa membeli printer itu. Untuk persiapan buku bilingual yang akan saya bagikan sebagai media mengajar kepada anak-anak kelas 2 SMP, saya harus membuat sampel buku setidaknya untuk 20 anak. Dan karena tidak punya cukup uang untuk pergi ke percetakan, saya memutuskan untuk membeli sebuah printer.

Atas berkat Tuhan, saya akhirnya dapat membeli sebuah printer dari gaji pertama saya di tempat kerja saya yang sekarang. Sekalipun bukan yang terbaik, tapi printer itu sangat menolong pekerjaan saya di kemudian hari.

Hampir setiap hari saya menggunakan printer itu, tidak hanya untuk masalah pekerjaan, tapi juga untuk pelayanan. Hingga satu saat, printernya error.

Saya hanya tahu bahwa saya menggunakan printer itu setiap hari, sampai-sampai saya lupa bahwa ia hanyalah mesin yang dapat aus. Karena sedang sangat membutuhkannya, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Sedang tidak dalam posisi dapat segera membawanya untuk diservis ataupun kemungkinan untuk menggantinya dengan yang baru, akhirnya saya memutuskan untuk berdoa.

Meski rasanya sedikit aneh, mendoakan sebuah mesin, tapi yang ada di hati saya saat itu hanyalah, “Tuhan, Engkau tahu printer ini adalah milikku, dan aku adalah milikmu. Engkau jauh lebih berkuasa dari pada aku, dan oleh karena itu, biarkan printer ini menyala lagi, Tuhan.” Beberapa hari kemudian saya menyalakan printer itu, dan puji Tuhan, printer itu dapat dipakai lagi.

Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus.
Continue reading ...

February 16, 2013

SELALU ADA

0 komentar


Adi senang sekali menerima hadiah sepeda baru dari ayahnya. Sayangnya, ia belum bisa mengendarainya. Tapi ayahnya berjanji akan menemani Adi belajar sepeda sampai ia bisa.

“Sekarang, coba duduk dengan tegak dan dapatkan keseimbangannya, biar ndak oleng ke kanan dan ke kiri,” kata sang ayah.
“Tapi Yah, pegangi ya,” kata Adi dengan sedikit gelisah.
“Ya, pasti ayah pegangi. Ayo, sudah seimbang ndak ini? Kalau sudah, salah satu kaki naik ke pedal, kita coba kayuh pelan-pelan ya,” jawab sang ayah dengan sabar.

Adi berusaha menuruti apa yang dikatakan ayahnya. Ia memegang kedua stang sepeda erat-erat, meletakkan kaki kanannya ke atas pedal sementara kaki kirinya masih menginjak tanah untuk menahan tubuhnya. Dan, mulailah ia mengayuh.

Salah satu tangan ayah Adi memegangi stang sepeda, membantunya agar tidak oleng ke kanan dan ke kiri, sedangkan tangan satunya memegangi bagian belakang sepeda. Adi berusaha mencari irama kayuhannya dan berusaha agar tetap menyetir dengan lurus.

“Nah, ayo terus kayuh, jaga arahnya, lurus ke depan. Bagus! Teruskan. Sekarang, ayah lepas pegangan ayah ya, Adi terus saja,” kata ayah.

Tapi begitu ayah Adi melepas pegangannya, Adi begitu ketakutan. “Ayah!!” katanya. Akhirnya iapun oleng dan jatuh.

“Kamu ndak apa-apa, Adi? Sini ayah bantu berdiri, “ ayah datang dan membantu Adi.
“Ndak apa-apa kok, Yah,” jawab Adi.
“Kalau gitu kita coba lagi, seperti tadi, tapi ayah pegangi dari belakang ya,” kata ayah.

Adi menurut saja. Ia tidak perlu merasa kuatir karena ayahnya menjaganya dari belakang. Maka, ia mulai mengayuh sepedanya sambil sesekali menoleh ke belakang. Ia mulai mendapatkan irama kayuhannya, dan akhirnya ia bisa bersepeda.

“Ayah! Aku sudah bisa bersepeda. Ayah lihat kan? Jangan dilepas dulu ya, Yah,” seru Adi sambil menoleh ke belakang.

Namun, tanpa ia ketahui, ternyata sang ayah sudah tidak lagi di belakangnya. Sadar bahwa ayahnya tidak memegangi sepedanya, Adipun kehilangan kontrol dan kemudian, jatuh. Sang ayah yang memperhatikan dari jauh kemudian berlari menghampirinya, membantunya berdiri.

“Kenapa kamu jatuh begitu melihat ayah tidak ada di belakangmu, Adi? Ayah kan tidak ke mana-mana. Ayah tetap memperhatikan kamu dari kejauhan.”

Note:
Tanpa kita sadari, Bapa selalu ada dan memperhatikan kita. Kita mungkin berpikir bahwa kita sendirian, tapi tidak, Bapa selalu memperhatikan dan akan menolong kita saat kita membutuhkan bantuan. Yang perlu kita lakukan adalah percaya bahwa Ia selalu hadir di setiap masa dalam kehidupan kita, bahkan pada masa-masa tersulit sekalipun. Jadi, percayalah!
Continue reading ...
 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger