Saya
merasa heran dengan berita-berita yang muncul di media massa
akhir-akhir ini. Kebanyakan isinya adalah tentang korupsi. Pimpinan MK
jadi tersangka korupsi. Seorang gubernur juga dikabarkan membentuk
struktur pemerintahan dinasti dan diduga korupsi. Tidak berhenti di
situ, beberapa teman saya juga sharing tentang kejanggalan-kejanggalan
yang terjadi di tempat mereka melayani, dan semua itu berhubungan dengan
uang dan kedudukan. Dalam hati saya bertanya-tanya, sepenting itukah
uang dan jabatan sampai-sampai orang tidak lagi takut dengan Tuhan?
Kalau bukan orang Kristen saya mungkin
tidak akan terlalu heran, tapi kalau mereka Kristen, pelayanan, hamba
Tuhan bahkan??
Alkitab mengatakan bahwa umur manusia di dunia mungkin berkisar antara 70-80 tahun. Waktu yang kelihatannya lama untuk dijalani, namun sebenarnya singkat jika dinikmati. Tapi di luar itu, apakah kita tidak hidup sama sekali? Atau jika roh kita yang hidup, dalam masa apakah kita hidup? Kekekalan jauh lebih panjang dari sekedar 70-80 tahun, bahkan 80 tahun mungkin hanya satu titik kecil dari benang panjang kekekalan. Jadi, seberapa pentingkah harta dan kedudukan manusia di dunia bagi satu benang kekekalan yang tak terbatas?
Kalau saja saya tidak pernah membaca Alkitab dan mengetahui tentang kekekalan, surga dan neraka, saya mungkin akan hidup di dunia dengan bebas, semau saya. Hidup bagi diri sendiri, demi memenuhi keinginan saya sendiri. Saya tidak akan merasa peduli tentang orang lain, saya akan sangat giat mencari uang dan mengejar jabatan tertinggi. Tapi karena saya tahu bahwa hidup di dunia tidaklah semudah dan senyaman itu, saya tidak bisa berbuat seenaknya. Ada konsekuensi dari setiap tindakan saya, dan itu berdampak pada kekekalan-apakah saya layak untuk berada satu tempat bersama-sama dengan Allah atau sebaliknya, dihalau dari pada-Nya?
Mereka yang mengenal Allah dan tahu isi hati-Nya akan belajar untuk tunduk serta takut akan Dia. Mereka tidak akan hidup sembarangan dan serampangan, berbuat ini dan itu, karena mereka tahu hanya ada dua jalan yang menanti di kekekalan, surga dan neraka. Di luar semua rasa takut akan neraka, mereka yang mengenal Allah pasti tidak ingin melakukan hal-hal yang menyenangkan diri mereka sesaat, namun menyakiti hati-Nya. Entah itu uang ataupun kedudukan tidak akan dapat menyerongkan jalan mereka dari Allah, karena mereka tahu bahwa yang bersifat kekal jauh lebih berharga dari pada yang tidak kekal.
Alkitab mengatakan bahwa umur manusia di dunia mungkin berkisar antara 70-80 tahun. Waktu yang kelihatannya lama untuk dijalani, namun sebenarnya singkat jika dinikmati. Tapi di luar itu, apakah kita tidak hidup sama sekali? Atau jika roh kita yang hidup, dalam masa apakah kita hidup? Kekekalan jauh lebih panjang dari sekedar 70-80 tahun, bahkan 80 tahun mungkin hanya satu titik kecil dari benang panjang kekekalan. Jadi, seberapa pentingkah harta dan kedudukan manusia di dunia bagi satu benang kekekalan yang tak terbatas?
Kalau saja saya tidak pernah membaca Alkitab dan mengetahui tentang kekekalan, surga dan neraka, saya mungkin akan hidup di dunia dengan bebas, semau saya. Hidup bagi diri sendiri, demi memenuhi keinginan saya sendiri. Saya tidak akan merasa peduli tentang orang lain, saya akan sangat giat mencari uang dan mengejar jabatan tertinggi. Tapi karena saya tahu bahwa hidup di dunia tidaklah semudah dan senyaman itu, saya tidak bisa berbuat seenaknya. Ada konsekuensi dari setiap tindakan saya, dan itu berdampak pada kekekalan-apakah saya layak untuk berada satu tempat bersama-sama dengan Allah atau sebaliknya, dihalau dari pada-Nya?
Mereka yang mengenal Allah dan tahu isi hati-Nya akan belajar untuk tunduk serta takut akan Dia. Mereka tidak akan hidup sembarangan dan serampangan, berbuat ini dan itu, karena mereka tahu hanya ada dua jalan yang menanti di kekekalan, surga dan neraka. Di luar semua rasa takut akan neraka, mereka yang mengenal Allah pasti tidak ingin melakukan hal-hal yang menyenangkan diri mereka sesaat, namun menyakiti hati-Nya. Entah itu uang ataupun kedudukan tidak akan dapat menyerongkan jalan mereka dari Allah, karena mereka tahu bahwa yang bersifat kekal jauh lebih berharga dari pada yang tidak kekal.
Bapa, terima kasih untuk kasih-Mu lewat peringatan-peringatan-Mu. Ajarku untuk mengerti dan mengejar kekekalan dalam-Mu, meski itu berarti tidak ada harta yang belimpah ataupun kedudukan tinggi padaku. Di dalam nama Tuhan Yesus, Amin.
Karena harta benda tidaklah abadi. Apakah mahkota tetap
turun-temurun?
Amsal 27:24
0 komentar:
Post a Comment