Suatu hari, seorang ibu paruh baya, tetangga baik Nia, meminta tolong untuk mencarikan sebuah kerangka etalase untuk tokonya. Ibu itu tidak tahu harus mencari ke mana dan tidak ada orang lain yang dapat menjaga tokonya untuknya, karena itulah ia meminta bantuan Nia. Sekalipun Nia sendiri belum pernah membeli barang-barang semacam itu, tapi ia putuskan untuk membantu tetangganya itu.
Sempat bertanya-tanya kepada tetangga lain tentang toko yang menjual barang-barang seperti etalase toko, dan berbekal desain yang dititipkan ibu itu kepadanya, Nia pergi pagi-pagi, sebelum berangkat ke tempat kerja, untuk mampir ke toko yang dimaksud. Ia berjalan ke tempat di mana ia harus naik kendaraan umum, menuju ke tempat yang sudah direncanakan. Sayangnya, begitu sampai di sana, barang seperti yang diinginkan oleh ibu tadi tidak tersedia. Nia sedikit kecewa, karena sebelumnya ia berpikir bahwa ia akan segera mendapatkan apa yang dicarinya. Untungnya, bapak penjaga toko itu berbaik hati menunjukkan toko lain yang kira-kira menjual barang yang sedang dicari Nia. Memang tempatnya agak jauh, tapi bagaimana lagi? Nia akhirnya memutuskan untuk menuju ke sana.
Di dalam angkutan umum, Nia berharap ia dapat menemukan barang yang dimaksud di toko yang ditujunya saat itu. Begitu turun dari kendaraan, ia memang langsung melihat toko yang ia cari, dengan berbagai etalase yang sudah dapat dilihat dari kejauhan. Nia bersemangat. "Wah, ini dia!" pikirnya. Tapi, begitu ia masuk dan melihat-lihat ke dalam, ternyata desain yang dicarinya tidak ada juga di sana. Niapun mendesah, kecewa. Dan karena waktu sudah semakin siang, iapun memutuskan untuk pergi ke tempat kerja, sambil menahan rasa kesal.
Sejak pagi Nia sudah memasang rute, membuat rencana, mempersiapkan hati bahwa ia akan langsung segera menemukan apa yang sedang dicarinya. Ia sudah berlelah-lelah, berjalan dan naik angkutan ke sana ke mari, namun hasilnya nihil. Yah... apa boleh buat, kalau yang tidak dibayangkan itulah yang justru terjadi. Nia kembali dengan tangan kosong, tidak mendapat apa-apa, dan lelah.
Note:
Banyak yang mengatakan bahwa hidup itu tidaklah mudah, alias perjuangan. Kita tidak selalu memperoleh yang kita inginkan dan terkadang kita diperhadapkan kepada kegagalan. Yah... mau buat apa lagi? Itulah hidup. Ada waktunya puas, ada waktunya kecewa.
Hal-hal seperti contoh di atas hanyalah sebagian kecil dari hidup. Hal yang harus dihadapi atau dibiarkan begitu saja tanpa jawaban. Bagi mereka yang pantang menyerah, hal-hal sekecil itu tidaklah cukup untuk membuatnya berhenti. Bahkan, mungkin tidak ada satu hal pun di dunia yang dapat membuatnya berhenti. Karena, demikianlah hidup... harus dihadapi.
Apakah Anda akan menyerah nilai-nilai Anda di sekolah memburuk? ... saat tugas-tugas Anda dalam pekerjaan gagal? ... saat keluarga Anda di ambang kehancuran? ... saat Anda mengalami penolakan dari beberapa orang? ... saat tidak ada yang mempercayai Anda? ... saat ada yang berusaha mempersulit usaha Anda?
Jangan, jangan pernah menyerah! Lakukanlah sampai Anda berhasil, sampai masalah itu takhluk kepada Anda. Jangan! JANGAN MENYERAH!
Apakah Anda akan menyerah nilai-nilai Anda di sekolah memburuk? ... saat tugas-tugas Anda dalam pekerjaan gagal? ... saat keluarga Anda di ambang kehancuran? ... saat Anda mengalami penolakan dari beberapa orang? ... saat tidak ada yang mempercayai Anda? ... saat ada yang berusaha mempersulit usaha Anda?
Jangan, jangan pernah menyerah! Lakukanlah sampai Anda berhasil, sampai masalah itu takhluk kepada Anda. Jangan! JANGAN MENYERAH!
0 komentar:
Post a Comment