Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku." 1 Raja-raja 19:10
Ingatkah kita kisah di mana kutipan ayat di atas diambil? Ya, ini adalah kata-kata Elia setelah ia mengalahkan empat ratus lima puluh nabi-nabi Baal, menurunkan api dari langit, dan berdoa untuk menurunkan hujan. Sebelum ayat ini pun disampaikan juga kepada ayat lain ketika ia merasa putus asa dan ingin mati. Lihat!! Bahkan seorang nabi besar dengan segudang mujizat dan pelayanan luar biasa besar seperti Elia ingin mati dan merasa kesepian? Apa kata dunia????
Ini adalah salah satu penyakit yang wajib diwaspadai oleh setiap anak Tuhan, khususnya mereka yang rajin sekali melayani. Apa itu? Perasaan lelah dan kesepian. Bagaimana mungkin perasaaan semacam ini perlu diwaspadai? Seberapa bahayakah keduanya? Oww... justru ini dua penyakit yang sangat berbahaya, karena selain menjatuhkan mental, keduanya juga bisa menjatuhkan iman kita. Kita bisa saja penginjil, pengkhotbah, penyanyi rohani, atau pelayan besar, namun jika kita tidak hati-hati, pelayanan kita akan membuat kita fokus pada situasi dan diri sendiri. Lihat saja! Bahkan orang seperti Elia bisa merasa lelah dan kesepian, apalagi kita.
Saat kita tidak lagi fokus pada Allah yang kita layani, kita akan merasa sendiri dan sepi. Kalau sudah begini, kita akan lelah melayani, bahkan mengasihani diri sendiri. "Kok semua mua aku yang kerjakan sih? Kan yang lain juga bisa," "Apa-apa aku, ini-itu aku. Capek!!" "Yang lain ke mana sih, kok nggak ada yang bantu??" Jika hal ini terjadi, berdoalah, dan berusahalah mengingat kembali, untuk siapa kita sebenarnya melakukannya? Apakah Allah tidak mengerti apa yang kita rasakan? Jawabannya adalah pasti; Allah adalah fokus dari segala hal dalam hidup kita, dan Dia mengerti apa yang kita rasa, karena Dia sudah terlebih dahulu mengalaminya. Jadi, masih perlukah kita merasa sepi?
Bapa, ampunilah aku yang terkadang lebih fokus pada pelayanan dan pekerjaanku dari pada diri-Mu. Ampunilah aku yang menyibukkan diri dengan hal-hal lain ketimbang dengan-Mu. Sekarang aku tahu kenapa begitu mudah aku merasa sepi, yaitu karena aku belum tahu cara mencintai-Mu. Bapa, inilah hidupku, hanya untuk-Mu. Amin
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
Kolose 3:23
0 komentar:
Post a Comment