Kuatir? Apakah wajar? Hidup tanpa kekuatiran seperti sayur tanpa garam. Bedanya, garam memberi cita rasa, menggurihkan makanan, menambah selera makan. Tapi kalau kekuatiran... bikin pahit hidup saja!
Memang, manusia tidak pernah lepas dari rasa kuatir. Kuatir tidak dapat pekerjaan, tidak dapat jodoh, gagal, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, membiarkan kekuatiran selalu menguasai hidup kita bukanlah hal yang akan berdampak baik. Kalau kita sedikit-sedikit kuatir, bisa-bisa kita kena tekanan batin, dan stres.
Saat saya menulis artikel ini bukan berarti saya sedang bebas dari rasa kuatir. Sebaliknya, sedang terjadi satu ujian hidup yang memaksa saya untuk terus selalu merasa kuatir. Akan tetapi, akankah saya larut di dalamnya? Tidak! Saya tidak mau itu terjadi, dan saya tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Saya punya Allah yang luar biasa dan Mahakuasa, jadi kenapa saya harus kuatir dengan apa yang terjadi?
Kita memang tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Beberapa detik ke depan pun adalah suatu misteri bagi kita. Namun, sebagai anak-anak Allah kekuatiran hanya akan menjadi wujud dari "ketidakyakinan" kepada Bapa kita. Bukankah Dia Allah dari segalanya dan pencipta segalanya? Bukankah Ia berjanji bahwa hanya damai sejahtera yang akan menjadi masa depan kita? Jadi Saudara, apapun yang Anda alami sekarang percayalah bahwa masa depan sudah kita genggam, bukan karena kemampuan kita, tapi karena janji Allah.
Bapa di sorga, terima kasih untuk janji penyertaan-Mu yang tidak akan pernah Kauingkari. Ampuni aku jika selama ini hatiku penuh dengan rasa kuatir. Ampuni aku jika bagi-Mu aku ini sedang meragukan-Mu. Aku mau percaya kepada-Mu, Bapa, karena aku tahu, masa depanku sudah ada dalam tangan-Mu.
Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.
Amsal 23:18
0 komentar:
Post a Comment