July 01, 2013

TAK PERNAH SENDIRI


Tidak terasa kita sudah memasuki bulan ketujuh di tahun 2013. Semester kedua di tahun ini sudah harus kita jalani. Bagaimana? Apakah sudah ada perkembangan berarti yang kita alami? Adakah hal-hal tidak terlupakan yang membawa kegembiraan dan harapan? Ataukah kita justru sedang dalam masa-masa terpuruk dan dituntut untuk mengambil keputusan-keputusan yang sulit?

Orang bilang hidup itu seperti roda, kadang di atas, kadang di bawah. Yang lain bilang hidup itu seperti ombak, kadang kita dibawa ke sana, kadang kita diseret ke sini, kadang naik mengikuti gelombang tinggi, kadang dihempaskan ke amplitudo terendah. Yah, seperti apapun hidup, bukankah tetap harus kita jalani?

Tadi siang saya baru saja mendengar berita di televisi bahwa seorang mahasiswa keguruan tewas gantung diri karena putus cinta. Teman saya yang ikut mendengarnya langsung geleng-geleng kepala. Kami benar-benar menyayangkan tindakan konyol itu. Putus cinta, bunuh diri? Kenapa tidak coba menjalin cinta yang baru saja? Sekalipun kami berkata demikian karena tidak mengalami sendiri apa yang mahasiswa itu alami, tapi kami berdua lebih setuju bahwa menghadapi kenyataan dan melanjutkan hidup adalah keputusan terbaik.

Apa yang sudah Saudara alami selama 6 bulan ke belakang, baik atau buruk, semua itu adalah jalan yang memang harus kita tempuh. Hal-hal baik mendatangkan kebahagiaan, tapi hal-hal buruk jangan sampai membuat kita merasa bahwa hidup sudah berakhir. Teman saya pernah berkata bahwa mungkin ada keputusan "sangat" sulit yang harus kita ambil, tapi apapun itu, bagaimanapun situasinya, jangan lupa, kita tidak sendirian.

Janji Tuhan untuk menyertai kita hingga akhir zaman itu benar dan tidak akan diingkari-Nya. 70 tahun umur manusia di bumi hanyalah satu titik dari garis kekekalannya Allah, dan itu tidak berarti apa-apa di hadapan-Nya. Dalam hidup yang singkat ini, tetaplah percaya bahwa apapun yang terjadi, dan akan terjadi, Tuhan akan selalu beserta kita; kita tidak pernah sendirian.

Bapa, Bapa, terima kasih telah membuatku semudah ini memanggil-Mu, Bapa. Terima kasih untuk waktu-waktu yang sudah lalu, sekarang, dan yang akan datang. Engkau pasti tahu jalan ini tidak mudah bagiku, tapi terima kasih untuk janji-Mu, Bapa, untuk selalu besertaku. Aku sungguh tidak bisa hidup tanpa diri-Mu. Bapa, sekali lagi terima kasih. Amin

Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.
Matius 28:20b

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger