Sebelumnya kita sempat membahas kesetiaan pengikut terhadap pemimpin yang intinya kesetiaan tidak didapat dengan cara paksa. Hal yang sama sebenarnya berlaku dalam segala jenis hubungan, entah itu pertemanan, persahabatan, pasangan, dan seterusnya; kesetiaan dari mereka yang ada di sekitar kita akan kita peroleh apabila kita membangun hubungan-hubungan kita tidak dengan tindakan kekerasan melainkan kasih. Tapi, apakah kesetiaan itu benar-benar diperlukan?
Mereka yang menilai hubungan sebagai alat untuk memenuhi keinginan mereka sendiri mungkin merasa tidak terlalu membutuhkan kesetiaan. Asalkan orang-orang di sekitar mereka sudah memenuhi tugasnya sebagai pemenuh kebutuhan, mereka bisa pergi kapanpun mereka suka. Akan tetapi, kesetiaan akan terasa sangat dibutuhkan ketika kita terpuruk. Orang bisa setia saat kita baik dan makmur, tapi belum tentu setia ketika kita jatuh dan terjerumus.
Sahabat yang setia, keluarga yang setia, pasangan yang setia adalah harta bagi setiap orang yang memilikinya. Tidak heran jika semua berharap menemukan orang-orang seperti ini. Lantas, bagaimana cara kita menemukan mereka? Lakukan langkah pertama di atas, landasilah setiap hubungan dengan kasih. Langkah kedua yang mungkin lebih sulit, jadilah orang yang setia bagi mereka yang ada di sisi Anda.
Menjadi setia mungkin adalah langkah sulit namun terampuh yang pernah Anda ambil. Kenapa? Karena di sinilah ujian sejati suatu hubungan. Kesetiaan Anda kepada kawan, sahabat, keluarga, dan pasangan adalah hal terbaik yang dapat Anda berikan dalam sebuah hubungan, walau terkadang kesetiaan Anda tidak dibalas dengan hal yang sama. Namun, menjadi setia akan membuktikan bahwa Anda orang yang pantas untuk menerima kesetiaan, karena orang yang setia akan dibayar dengan ketidaksetiaan juga.
Bapa, terima kasih untuk renungan hari ini yang mengajarku untuk bersikap setia. Berikanlah aku hati yang setia, Bapa, kepada orang-orang yang sudah Kautetapkan di sekitarku. Juga, tunjukkan kepadaku kepada siapa aku sebaiknya setia supaya jalan-jalanku tetap benar di hadapan-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Tuhan yang setia, Amin.
Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?
Amsal 20:6
0 komentar:
Post a Comment