Hari ini teman saya menceritakan suatu perumpamaan kepada saya tentang memberi. Di situ ia memberikan tiga contoh hal yang berbeda sehubungan dengan memberi; ada batu api, spons, dan lebah madu.
Batu api selain unik, namanya memang berkaitan dengan api. Kita bisa membuat api dari batu api tapi bukan berarti kita bisa membuat nyala api besar keluar darinya. Ia hanya seperti pemantik yang memberi percikan (pancingan) kecil api. Spons berbeda lagi. Ia tidak bisa membuat api, namun bisa menyerap cairan di sekitarnya. Sayangnya, seringkali untuk mengeluarkan air dari dalam spons kita harus memerasnya. Lebah juga beda lagi. Lebah akan tinggal dalam koloni dan bekerja untuk mengumpulkan madu. Bagaimanapun banyaknya madu yang dipanen oleh peternak lebah, lebah akan tetap mengumpulkan madu yang manis.
Dalam kaitannya dengan memberi, teman saya tidak menyarankan saya untuk menjadi seperti batu api yang cuma sedikit-sedikit saja kalau memberi, atau seperti spons yang harus dipaksa (diperas) agar memberi (mengeluarkan sesuatu). Di luar kedua hal itu, teman saya ini mengingatkan saya untuk memberi seperti halnya lebah, yang akan terus dan terus menghasilkan madu yang manis untuk dinikmati siapa saja. Nah, selama ini kita termasuk pemberi yang seperti apa ya? Batu api, spons, atau lebah?
Memberi adalah salah satu bentuk kasih. Kita memberi karena kita sedang menyatakan kasih kita kepada seseorang. Hari ini kita diingatkan untuk tidak memberi sedikit-sedikit (irit-irit) atau karena terpaksa, melainkan karena kita senang melakukannya. Nah, kalau kepada mereka yang kita kasihi saja kita bisa senang memberi, kenapa kepada Tuhan tidak? Saya setuju dengan pemikiran banyak orang bahwa Tuhan tidak membutuhkan pemberian kita. Kenapa? Karena Ia Allah yang kaya. Seluruh alam semesta ini milik-Nya, jadi apalagi yang bisa kita berikan kepada-Nya? Namun, apakah dengan demikian Allah menolak pemberian kita, karena Ia kaya? Tidak. Ia tetap menerima-Nya. Ia melihat hal itu sebagai bentuk kasih.
Kapanpun Saudara memberi, berilah dengan sukacita dan tidak menahan-nahan, baik kepada sesama terlebih Tuhan. Allah kita tidak akan pernah berhutang. Ia akan membalas kepada setiap orang sesuai dengan apa yang sudah kita kerjakan. Ia tidak akan membiarkan anak-anak-Nya meminta-minta dan berkekurangan, sebaliknya, Ia akan memberkati mereka. Sekarang, maukah Saudara memberi seperti lebah?
Bapa, terima kasih untuk berkat-berkat-Mu. Ajar aku untuk menjadi murah hati seperti-Mu yang mau memberi dengan tulus dan karena kasih. Ajar aku untuk tidak menahan-nahan pemberianku, baik kepada manusia terlebih kepada-Mu. Ajar aku untuk percaya bahwa Engkau Allah pemeliharaku. Amin
Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan,
suka memberi dan membagi
1 Timotius 6:18
0 komentar:
Post a Comment