Sebagai seorang staf human resources, saya meneliti alasan di balik tidak dilanjutkannya kontrak beberapa karyawan perusahaan kami. Di antara sekian banyak sebab, alasan yang paling umum adalah pelanggaran. Sudah diberitahu tugas-tugasnya, masih saja tidak dilaksanakan. Sudah diwanti-wanti jangan terlambat atau bolos, masih juga dilakukan. Sudah diperingatkan agar kesalahan-kesalahan yang lalu tidak diulangi, tetap saja dikerjakan. Intinya, bagi orang-orang ini peraturan seolah dibuat untuk dilanggar.
Kita manusia hidup di dunia dengan berbagai macam peraturan. Orang percaya dan mereka yang tidak percaya sama-sama hidup dalam peraturan. Berlalu lintas sesuai rambu-rambu jalan. Saling menghormati satu sama lain; tua-muda, atasan-bawahan, suami-istri, orang tua-anak. Hidup di desa ataupun di kota, bahkan di hutan dan lautan, juga makhluk hidup lain di dalamnya, pasti memiliki aturan. Masalahnya adalah, kita mau menaatinya atau tidak. Kalau semua orang memilih untuk melanggar, maka dunia ini pasti akan semrawut dan tidak karuan. Kalau begitu, apakah kita termasuk mereka yang berpikir bahwa peraturan ada untuk dilanggar?
Alkitab juga memberikan kepada kita banyak peraturan. Jangan begini, jangan begitu. Lakukan ini, lakukan itu. Tinggal kita mau taat atau tidak, itu Allah serahkan kepada kita. Allah kita sungguh luar biasa, bukan? Di tengah dunia yang diciptakan-Nya dengan begitu indah, Ia membebaskan kita untuk taat atau tidak taat. Dengan mengambil resiko bahwa ciptaan-Nya akan hancur karena ketidaktaatan, Ia memilih untuk mengasihi kita dengan memberi kita kebebasan untuk memilih. Ia memberi tahu kita konsekuensi dari setiap tindakan yang kita ambil, dan mendorong kita untuk melakukan kebenaran supaya kita tidak perlu menanggung konsekuensi itu. Sayangnya, kita seringkali bandel, ya ndak? Sudah tahu dosa, masih saja kita lakukan.
Sebagai supervisor human resources tertinggi di alam semesta, Allah tidak memecat kita karena kesalahan kita. Ia sebaliknya menanggung kesalahan kita dan membiarkan diri-Nya menerima sanksi yang berat itu, maut. Kalau kita karyawan yang baik, akankah kita menyia-nyiakan pengorbanan pimpinan kita itu?
Jadilah orang-orang yang taat kepada setiap perkataan Allah. Kejarlah kebaikan dan ketaatan. Bukannya rugi, kita justru akan mendapat banyak keuntungan dari sikap kita itu karena Allah memperhitungkannya.
Bapa, terima kasih peringatan-peringatan-Mu. Itu adalah terang bagi jalan-jalanku. Tunjukkanlah kepadaku jalan-jalan-Mu supaya aku tidak sesat, dan tegorlah aku bila jalanku mulai serong agar aku jauh dari maut. Di dalam nama Tuhan Yesus, Amin.
Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan.
Amsal 13:13
0 komentar:
Post a Comment