Seorang
laki-laki tua sedang memegang sebuah kayu. Ia mulai memotong, membentuk, dan mengukir
kayu itu menurut desain yang ada di hadapannya. Ia mengamplas dan memliturnya dengan
sangat hati-hati, serta memasangkan senar di gagangnya dengan begitu teliti. Ia
mulai menutup mata, memetik senar-senar itu dan menyetem nada-nadanya. Dengan
perhatian penuh, ia berusaha menemukan nada yang sempurna. Setelah merasa yakin
bahwa tidak ada yang terlewatkan, laki-laki itu mengambil alat gesek, dan
memainkan sebuah lagu. Tidak akan ada yang menyangka bahwa di tangan si
maestro, biola kecil itu dapat menghasilkan lagu yang begitu indah, begitu
merdu. Sungguh biola yang berharga dan menawan.
Waktu
berlalu, ketika akhirnya biola itu terjual dan menjadi milik orang lain.
Pemilik baru ini sangat menyukai biola indahnya, ia pun sering memainkannya,
sampai... satu saat biola itu jatuh dan gagangnya patah. Ia sempat membawa
biola itu untuk diperbaiki, namun hasilnya tidak seperti yang diinginkannya. Akhirnya,
ia memutuskan untuk menjual biola itu.
Pemilik
yang baru dari biola itu kini adalah seorang anak perempuan. Anak ini baru
belajar untuk memainkan biola, dan tentu saja permainannya masih jauh dari
sempurna. Ia juga tidak terlalu mengerti betapa berharganya biola itu; ia
sesekali menjadikan senarnya untuk bermain panah-panah, dan meletakkanya di
sembarang tempat. Hingga akhirnya anak perempuan itu bosan dan memutuskan untuk
menyimpan biolanya di gudang.
Sungguh
malang nasib biola itu sekarang. Ia berdebu, tak terawat. Catnya sudah mulai
terkelupas dengan bekas goresan di sana-sini. Ia tidak lagi berharga, apalagi
menawan.
Ketika
tiba hari pelelangan barang-barang bekas, biola ini pun ada di sana. Ia akan
dilelang. Satu-persatu barang dilelang dengan tawaran yang rata-rata tidak terlalu
tinggi; maklum saja, itu hanya barang bekas. Sampai tiba giliran biola ini
untuk dilelang, pemimpin acara lelang mengangkat biola itu dengan segan,
berusaha meyakinkan orang-orang bahwa mereka masih dapat menggunakan biola tua
itu. Harga awal yang ditawarkan tidaklah besar, hanya 1 dollar. “Siapa yang mau
manawar? Hanya 1 dollar.” Satu orang mengangkat tangan. “Dua dollar.” Satu
orang lagi mengangkat tangan. “Tiga dollar. Siapa lagi yang menawar? Tiga
dollar,” kata pempimpin lelang.
Tanpa
disangka, dari jauh seorang laki-laki tua melihat acara lelang itu, dan mulai
mengenali biola tua buatannya. Melihat yang terjadi, laki-laki itu maju ke
depan, mengambil biola itu dari tangan pemimpin lelang, mengelapnya dengan
hati-hati, mengencangkan dan menyetem senar-senarnya, dan kemudian memainkan
sebuah lagu, melodi yang sangat indah. ... Pemimpin lelang dan semua yang hadir
di situ hanya bisa terdiam mendengarkan permainan biola sang laki-laki tua.
Mereka tersihir oleh permainan biolanya.
Begitu
lagu selesai dimainkan, laki-laki itu menyerahkan biolanya ke tangan pimimpin
lelang. Ruangan menjadi sepi. Sang pemimpin lelang hanya bisa memperhatikan
biola tua di tangannya, dan kemudian dengan bangga berkata, “Sekarang, siapa
yang mau membeli biola tua ini? Tawaran mulai dari 1000 dollar. Ya, 1000
dollar.” Satu orang mengangkat tangan. “2000 dollar.” Orang lain mengangkat
tangan. “3000 dollar. 300 dollar! Apa ada yang mau menawar lebih dari 3000
dollar? ... Kalau begitu, TERJUAL!!! 3000 dollar.”
Kira-kira,
apa yang membuat nilai biola tua itu berubah? Jawabannya adalah, sentuhan
tangan seorang maestro, sentuhan tangan sang pencipta.
Ada
banyak orang yang hidupnya hancur, remuk karena dosa, hidupnya berantakan.
Mereka minum-minum, berjudi, seks bebas, memakai obat-obatan terlarang, dan
kemudian terhilang. Mereka kehilangan jalan pulang. Meski dari luar terlihat
baik-baik saja, tapi dalam hati mereka merasa sendirian, putus asa, dan
akhirnya ingin mengakhiri hidupnya. Orang lain hanya bisa mencaci. “Mendingan
kamu mati saja,” kata mereka. Mereka seperti biola yang hancur.
Akan
tetapi, ketika tangan sang maestro, sang pencipta menyentuh mereka, hidup
mereka mereka berubah. Orang lain tidak akan pernah mengerti nilai sebuah jiwa
ketika tangan sang pencipta menyentuhnya.
Minta tolong, adakah link video nya di youtube. Makasih.
ReplyDeleteMau dong videonya,apa gan? Makasih
ReplyDelete