Kemarin
teman saya menjadi saksi mata dari sebuah kecelakaan tragis yang pada akhirnya
menewaskan seorang pengendara sepeda motor. Tidak jauh dari tempat teman saya seringkali
mengisi bensin sepeda motornya, tepatnya di daerah Brantas, Malang, ia melihat
dua truk bermuatan saling bertubrukan. Menurut apa yang dilihatnya, tubrukan
itu cukup pelan, namun memaksa salah satu truk mundur ke belakang, dan
mengakibatkan truk lainnya (seperti sedang menghindari pengendara jalan lain) membanting
setir dan kemudian, terguling. Ia sempat melihat ada sepeda motor yang
terlempar, dan momen ketika supir truk yang terguling itu keluar melalui
jendela truk, namun ia tidak menyangka bahwa di bawah truk itu, seseorang
tergencet badannya dan kehilangan nyawanya.
Mendengar
ceritanya saja saya ikut merinding. Nampak jelas di wajah teman saya bahwa
kecelakaan itu sungguh mengerikan. Bagaimana tidak...? Itu terjadi di depan
matanya.
Kejadian
ini membuat saya, dan mungkin Anda juga, berpikir... betapa fananya kehidupan
kita manusia, betapa “final destination”
(tujuan terakhir) itu sungguh nyata. Nyawa seseorang bisa dengan mudah hilang,
dengan bermacam cara, tidak peduli apakah dia tua, muda, kaya, miskin. Orang
yang berkendara baik-baik dan tidak melanggar aturan lalu lintas bisa jadi
korban. Orang yang berjalan kaki di trotoar juga bisa jadi korban. Orang yang
bahkan sedang duduk-duduk di dalam rumahnya juga bisa jadi korban. Pada
akhirnya, semua orang akan kembali kepada sang Pencipta dengan cara yang tidak
dapat kita duga.
Sempat
dalam hati saya berkata, “Tuhan, kalau boleh, izinkan aku meninggal dengan cara
yang layak, dengan tenang, dengan damai. Kalau bisa ndak pake kecelakaan atau
sakit yang gimana gitu.” He he... konyol ya? Siapa yang dapat menentukan cara
ia meninggal? Tidak ada! Semua atas kehendak Tuhan, dan kita tidak akan pernah
dapat melawan kehendak-Nya.
Kita
hanya bisa berserah kepada Tuhan. Berdoa supaya Ia memberkati dan melindungi
perjalanan dan aktivitas kita, dan menjadi pengguna jalan yang baik serta
menaati aturan... hanya itu yang bisa kita lakukan. Sisanya, terserah Tuhan. Saya
tetap percaya bahwa rancangan Tuhan itu baik dan tidak bercela. Kita hanya
harus mempercayainya.
Tuhan
Yesus, terima kasih untuk hari yang Kau beri. Aku menyerahkan kepada-Mu segala
yang akan terjadi dalam hari-hariku. Aku berdoa kiranya Engkau melindungi dan
memberkati perjalanan serta aktivitasku. Dalam nama Tuhan Yesus, Allah atas
hidupku, Amin.
Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, ...
Mzm. 37:5a
0 komentar:
Post a Comment