Seorang
wanita sedang duduk di ruang tunggu bandara, menantikan waktu untuk boarding. Karena
merasa bosan, akhirnya ia membuka tasnya, mengambil buku yang baru saja
dibelinya, dan kemudian membacanya.
Tanpa
menyadari ada seorang laki-laki duduk di sampingnya, ia terus membaca sambil
memakan kue yang ada di antara dia dan laki-laki itu. Setiap kali ia mengambil
satu kue, laki-laki itu juga mengambil satu kue. Akhirnya, sambil tetap
berusaha untuk konsentrasi membaca, ia berkata dalam hatinya, “Gimana sih orang
ini, itu kan kueku. Udah makan seenaknya, ndak izin dulu. Sabar, sabar...
Untung aku baik hati, kalo tidak sudah aku tonjok barangkali orang ini.”
Sambil
tetap membiarkan “pencuri kue” ini beraksi, ia berusaha memendam amarahnya,
hingga panggilan untuk boarding datang.
Setelah
mendapatkan tempat duduk, wanita ini ingin melanjutkan pembacaan bukunya. Namun
ketika membuka tas, ia kaget dan menahan napas. Ia menemukan kantong kue di
sana. “Lho, ini...?? Kalo ini kueku, berarti yang aku makan tadi kuenya siapa?”
Betapa
malunya ia. Ia baru menyadari bahwa ternyata selama ini dialah yang salah; ia
sudah memakan kue yang bukan miliknya. Tapi, sudah terlambat... ia tidak dapat
meminta maaf kepada orang itu.
Tidak
jarang kita menilai orang secara negatif, berpikiran buruk tentang dia, dan
bahkan membencinya tanpa mau melihat kesalahan sendiri. Hendaklah kita belajar
untuk melihat diri kita terlebih dahulu, sebelum kita menilai buruk dan
menghakimi orang lain.
0 komentar:
Post a Comment