September 10, 2013

MENGUCAP SYUKURLAH


Masuk ke dunia sekuler membuat saya menyadari banyak hal. Salah satunya adalah... Ketika saya bersyukur bisa mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang "cukup" buat saya, ternyata itu "belumlah cukup" bagi rekan-rekan saya. Mereka yang adalah senior-senior saya sudah memiliki "link" yang lebih luas, termasuk pekerjaan dan lowongan mana saja yang bisa mereka masuki untuk mendapatkan gaji yang lebih besar. Melihat dan mendengar hal-hal itu membuat mata saya terbuka bahwa ternyata dunia lebih luas dari yang saya duga.

Jika kita membandingkan pemasukan dan pengeluaran kita sehari-hari, kita pasti berharap mendapatkan penghasilan/pemasukan yang setidaknya cukup untuk pengeluaran sehari-hari. Kalau bisa lebih, kenapa tidak? Itu artinya keadaan kita bisa lebih baik. Kita bisa hidup lebih sejahtera, kita juga bisa menyimpan untuk masa depan. Saya memaklumi pendapat rekan-rekan saya, berusaha dan mencari sesuatu yang baru untuk masa depan yang lebih baik. Saya tahu saya tidak berhak menghakimi keinginan mulia mereka, terlebih mereka yang sedang berusaha tidak untuk diri mereka sendiri, tapi juga untuk keluarga dan orang-orang yang mereka cintai. Namun, satu pertanyaan tetap timbul dalam hati saya? Kalau saya sudah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan ternyata ada tawaran pekerjaan yang lebih baik lagi, apakah saya akan selalu memilih yang "lebih baik lagi" itu?

Keinginan manusia berhubungan erat dengan apa yang disebut "tidak pernah cukup". Satu waktu kita bisa menginginkan sesuatu dan setelah keinginan itu dipenuhi, kita menginginkan sesuatu yang lain. Begitu seterusnya. Kapan kita akan berhenti? Memiliki keinginan yang mulia dan memberkati tidaklah salah, asalkan kita tidak melupakan yang satu ini, bersyukur. Kita bisa saja menjadi realistis dan terus berusaha untuk sesuatu yang lebih baik seperti kebanyakan orang, namun kita harus selalu ingat untuk mengucap syukur. Kenapa demikian?

Saat kita berusaha, mungkin kita akan gagal. Nah, mereka yang tidak mengerti kata "bersyukur" akan merasa down dan terpuruk, ada juga yang justru berubah negatif dan rela menghalalkan segala cara demi keinginannya. Sebaliknya, mereka yang tahu arti dari "bersyukur" akan melihat segala keadaan dari sudut pandang Allah, yaitu bahwa Ia memberikan yang terbaik untuk mereka yang percaya menurut waktu-Nya.

Berusahalah yang terbaik untuk diri Anda dan mereka yang Anda kasihi. Pergunakan setiap kesempatan dengan sebaik-baiknya karena mungkin kesempatan itu tidak akan datang untuk yang kedua kali. Jangan menyerah jika itu memang impian Anda. Akan tetapi, jika Anda gagal, ingatlah, Allah sedang bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi Anda. Dan, katakanlah, "Tuhan, terima kasih."

Bapa, terima kasih untuk segala berkat yang Engkau percayakan kepadaku sampai hari ini. Kuserahkan segala mimpi dan cita-citaku kepada-Mu. Jadikanlah aku berkat bagi mereka yang Kaupercayakan kepadaku. Dan jika aku jatuh ataupun gagal, ingatkan aku tentang rencana-rencana kasih-Mu. Bapa, sekali lagi, terima kasih. Amin

Mengucap syukurlah dalam segala hal,
sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
1 Tesalonika 5:18

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger