April 30, 2013

MATA KEHIDUPAN

0 komentar

Akhir-akhir ini beberapa dari kita dikejutkan oleh satu berita di mana seorang anak berusia 7 tahun mengakhiri nyawa temannya yang setahun lebih muda darinya, dan ironisnya, kejadian naas itu dikarenakan uang Rp. 1000. Dari berita itu juga kita mengetahui bahwa pelaku ternyata meniru adegan di televisi hingga menyebabkan kematian.

Harus diakui bahwa kejahatan-kejahatan yang akhir-akhir ini terjadi adalah hal-hal yang tidak terbayangkan oleh kita sebelumnya, terutama dari seorang anak. Anak kecil membunuh orang tuanya, anak remaja mencabuli temannya (bahkan orang dewasa), dan masih banyak lagi bentuk tindak kejahatan lainnya yang sempat membuat kita hampir tidak percaya. Dan setelah diselidiki dari mana mereka mendapatkan ide untuk melakukan hal tersebut, jawabannya adalah dari tontonan-tontonan televisi maupun internet. Dari sini kita bisa mengambil setidaknya satu pelajaran bahwa apa yang dilihat seseorang ternyata dapat memberi dampak yang luar biasa terhadap perilakunya, hidupnya.

Alkitab pernah memperingatkan kita untuk menjaga tubuh kita; menjauhkan mata dari hal-hal yang tidak pantas untuk dilihat, menjauhkan telinga dari hal-hal yang tidak pantas untuk didengar, menjauhkan tangan dari hal-hal yang tidak pantas untuk dilakukan, menjauhkan kaki dari tempat-tempat yang tidak seharusnya didatangi, dsb. Kita saja yang sudah dewasa masih perlu untuk diingatkan tentang hal-hal semacam ini, apalagi anak-anak? Mereka yang masih dalam tahap meniru segala yang mereka lihat, dengar, pelajari dari orang-orang dewasa, lebih butuh pengawasan dan pendampingan (kita).

Sudah terlalu banyak bukti yang menunjukkan pengaruh "mata" terhadap kehidupan manusia. Jika yang dilihat "mata" itu baik, maka yang dipikirkan dan dilakukan oleh tubuh juga baik. Jika yang dilihat "mata" itu buruk, maka yang dipikirkan dan dilakukan oleh tubuh juga pasti buruk. Jelaslah di sini bahwa mata kita bukan sekedar mata biasa. Ia adalah "mata" kehidupan yang dapat dengan jelas menunjukkan kehidupan seperti apa yang akan kita miliki kelak.

Jadi, "mata" kehidupan seperti apa yang ingin kita punya? Semua tergantung apa yang kita izinkan untuk diri kita (atau anak-anak kita) lihat. Jangan karena ingin memuaskan mata jasmani, kita justru kehilangan hidup.

Bapa di sorga, terima kasih untuk kedua mata yang Engkau berikan kepadaku, tidak semua orang menerima anugerah itu. Ajar aku untuk menghargai dan menjaga mata ini dari hal-hal yang tidak berkenan di hadapan-Mu. Ajar aku juga untuk menjaga adik-adik kecil maupun anak-anakku dari hal-hal itu. Kalaupun aku pernah melihat hal-hal yang tidak Kausenangi, sucikan dan pulihkan hidupku, Bapa. Bersihkan aku dari keinginan-keinginan yang jahat. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Allah atas seluruh hidupku. Amin

Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu,
tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu.
Lukas 11:34
Continue reading ...

April 27, 2013

BERGUNA DAN MEMBANGUN

0 komentar

Berapa banyak dari kita yang menyukai musik (lagu)? Wah, pasti hampir semua dari kita menyukai musik (lagu), sekalipun dengan jenis atau genre yang berbeda. Apalagi orang Kristen yang sudah sangat terbiasa dengan musik dan lagu, setidaknya lagu-lagu yang dinyanyikan di gereja.

Berapa banyak juga dari kita yang tahu bahwa ada satu penelitian yang menunjukkan bahwa musik klasik dapat memberikan ketenangan, bahkan meningkatkan kemampuan otak? Hal ini rasanya juga bukan rahasia lagi. Musik klasik sudah banyak digunakan para orang tua untuk diperdengarkan kepada anak-anak (bayi-bayi) mereka agar anak-anak mereka menjadi anak-anak yang cerdas. Tidak hanya itu saja. Musik ini tidak hanya memberikan pengaruh positif terhadap manusia, melainkan juga pada tumbuhan. Tumbuhan yang sering diperdengarkan musik ini ternyata dapat bertumbuh lebih baik dan sehat dibandingkan tumbuhan lain yang tidak mendapat perlakuan yang sama. Luar biasa bukan!

Nah, kalau ada musik-musik yang berdampak baik, apakah ada musik-musik yang berdampak negatif? Tentu saja! Penelitian juga menunjukkan bahwa tumbuhan yang sering diperdengarkan musik-musik underground ternyata mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dan kondisinya tidak sesehat tumbuhan lainnya. Bayangkan apa yang terjadi jika yang mendengarnya adalah manusia. Ada cukup banyak kasus juga yang menunjukkan dampak negatif dari lagu-lagu melo dengan lirik-lirik yang sedih dan membuat putus asa, antara lain depresi yang semakin dalam dan memperpuruk jiwa seseorang, bahkan bunuh diri. Setelah mengetahui kebenarannya, apakah kita akan tetap membiarkan diri kita diisi oleh musik-musik dan lagu-lagu yang justru tidak memberi dampak baik itu?

Alkitab memberi kita kebebasan yang sebebas-bebasnya untuk menentukan apa yang boleh dan tidak boleh ada dalam hidup kita. Buktinya, tidak ada larangan tertulis dalam Alkitab yang menyebutkan bahwa kita tidak boleh mendengarkan musik underground atau musik klasik, atau merokok, dll. Ia hanya menuliskan "Segala sesuatu diperbolehkan." Wah, asyik dong, semua-muanya boleh kok. Eit!!! Awas, jangan berhenti di situ saja. Masih ada lanjutannya, yaitu "Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna ataupun membangun."

Allah menuntun kita untuk memilih hal-hal yang baik bagi kita lewat firman-Nya. Ia sementara mengajar kita tentang salah satu poin apakah suatu hal itu baik ataukah tidak, yaitu dari kegunaan dan sifatnya yang membangun kita sebagai yang dikasihi-Nya. Jika Allah begitu memperhatikan kita, kenapa kadangkala kita yang justru mengabaikan peringatan itu dan membiarkan diri dipengaruhi bahkan terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak berguna dan tidak membangun? Cintailah hidupmu sebagaimana Allah begitu mencintai hidupmu.

Bapa di sorga, terima kasih untuk firman-firman-Mu yang selalu menuntunku kepada segala yang berguna dan membangun. Ampuni aku yang justru tidak peka dan malah membiarkan diri diisi dan dipengaruhi oleh hal-hal buruk. Beritahukanlah kepadaku keinginan-Mu, Bapa, dan mampukan aku untuk selalu memilih yang baik, seperti yang Engkau mau. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Allah dari segala hal yang baik. Amin

"Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.
1 Korintus 10:23
Continue reading ...

April 26, 2013

PELANGI

0 komentar

Hasan : "Dira, kamu tahu ndak siapa yang membuat pelangi?"

Dira : "Ya tahulah. Yang bikin pelangi itu, Tuhan! Masak masih perlu ditanya."

Hasan : "Salah!"

Dira : "Lho, kok bisa salah?"

Hasan : "Ya iyalah, salah. Kalo menurut lagu Pelangi-pelangi, yang bikin pelangi itu namanya Agung."

Pelangi-pelangi, alangkah indahmu
Merah, kuning, hijau di langit yang biru
Pelukismu agung ...

Dira : "Oh, iya ya. ^0^"
Continue reading ...

NAMANYA NUH

0 komentar

A : "Waduh, kenapa ujian negara tahun ini kacau ya? Kira-kira kamu tahu ndak penyebabnya?"

B : "Ehm, kenapa ya? Mungkin karena nama menteri pendidikan kita sekarang Bpk. Nuh kali."

A : "Lho, apa hubungannya, nama beliau sama kacaunya ujian negara anak-anak kita?"

B : "Biasanya beliau kan bikin bahtera, lha sekarang disuruh bikin soal-soal ujian, makanya kacau. Belum terbiasa kali!"

A : ^$8574!??/##)...
Continue reading ...

JANGAN BUKA CELAH

0 komentar

Saya mengenal seseorang yang sangat suka mengeluh tentang hal-hal kecil. Begitu hari mendung, dia pasti bilang, "Waduh, kenapa mendung sih? Cucianku ndak kering-kering nanti!!" Kalau hujan ndak turun-turun, dia bakal bilang, "Ya ampun, kenapa kering kerontang begini ya? Puanassnya minta ampun. Nggak tahan!!!" Pas ada bunyi motor atau mobil, atau teriakan penjual asongan di sekitar rumah, pasti dia bilang "Huft... berisik!! Mau diapakan ya orang-orang ini? Dasar ndak tahu aturan!" Saya heran, ada saja yang bisa dikomentari dan membuatnya marah, padahal itu hanyalah hal-hal sepele.

Mungkin kita seringkali juga demikian, membuang waktu dan tenaga, serta menyia-nyiakan hati dan pikiran untuk sesuatu yang sebenarnya tidak perlu dirisaukan. Kita marah, kecewa, dengan segala yang terjadi di sekitar kita. Dan ketika itu semakin sering terjadi, kita semakin kehilangan fokus kita terhadap hal-hal baik, terhadap hal-hal yang lebih positif, karena kita sudah terbiasa menggerutu dan tidak mengucap syukur. Hati-hati ya!

Ketika kita mengizinkan hati kita dikuasai oleh sedikit saja gerutu, amarah, kecewa, kita sementara berperan sebagai magnet yang menarik hal-hal negatif lain untuk menyentuh kita. Bila ini terjadi, gerutu, amarah, dan kekecewaan tadi semakin besar, ditambah dengan iri hati, berburuk sangka, kebencian, dan dosa-dosa lainnya.

Alkitab banyak kali memperingatkan kita akan bahaya dari amarah, baik itu lewat ajaran maupun kisah-kisah sejarah di dalamnya. Ia benar-benar tidak ingin kita memberi celah kepada iblis untuk menguasai hati kita, karena ia tahu, amarah hanya akan menimbulkan kekacauan, dan gerutu hanya akan mendatangkan murka Tuhan. Jadi Saudara, marilah kita belajar untuk tenang dan bersyukur. Yesus akan memampukan kita untuk menjadi orang-orang yang demikian. Kita hanya perlu, berserah!

Tuhan Yesus, ampunilah aku yang seringkali mengeluh dan marah untuk hal-hal kecil. Ampuni aku karena mudah tersulut dan melakukan dosa-dosa di hadapan-Mu. Ajarlah aku tentang kesabaran dan pengendalian diri, ya Tuhan. Ajarlah aku tentang mengucap syukur. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Allah yang memberikan kedamaian dalam hatiku. Amin

dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
Efesus 4:27
Continue reading ...

HIDUP BAGI KRISTUS

1 komentar

Saya pernah berpikir bahwa menjadi orang Kristen itu beratttt sekaliiii. Gimana ndak? Kalau dipikir-pikir ya, ajaran Yesus itu "ekstrem banget." Orang yang membenci orang lain saja dikatakan membunuh. Orang yang baru berpikir aja tentang mengingini orang lain sudah dikatakan berzinah. Dengan kata lain, hal-hal yang dianggap kebanyakan orang "sepele," "kecil," "biasa," tidaklah demikian di hadapan Allah.

Rekan saya seringkali mengingatkan saya, "Jangan lupa doa pribadi dan baca Firman Tuhan. Kalau seorang ndak menuhi kehidupannya dengan hal-hal itu, gimana dia bisa ngelayani jemaat yang begitu banyak?" Sekali lagi kata-kata rekan saya mengingatkan saya akan wejangan Yesus. "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagaamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."

Membaca potongan ayat ini sedikit membuat saya ngeri dan tersadar bahwa sungguh tinggi dan besar standar yang Allah berikan kepada kita. Kalau saat ini kita hidup biasa-biasa saja, lempeng-lempeng saja, mengalir saja (kalau ingat ya doa, kalau kuat ya doa puasa, kalau ndak capek ya baca firman, kalau ndak sibuk ya ke gereja, kalau ada kesempatan ya pelayanan, kalau bisa ya bersaksi), maka sebenarnya, celakalah kita.

Kita tidak boleh terbuai dengan Kekristenan yang biasa-biasa saja. Kita harus melihat bahwa Allah yang luar biasa pasti memiliki standar yang luar biasa pula. Saya mungkin tidak akan pernah bisa mencapai standar yang tinggi itu, tapi apakah itu akan membuat saya mundur? Jika benar demikian maka saya tidak ada bedanya dengan mereka yang memilih untuk melepas Kristus demi kemudahan dan kenyamanan yang dunia berikan. Sungguh keputusan yang bodoh dan sangat disayangkan.

Meski seolah berat, tapi saat kita memilih untuk percaya dan berserah pada keillahian Allah, maka Dia akan memampukan kita untuk menjadi semakin seperti Dia, berpikir dan bertindak sebagaimana Ia sendiri berpikir dan bertindak. Karena itu, jangan pernah menyerah akan Kristus. Teruslah hidup bagi Dia.

Bapa di sorga, terpujilah nama-Mu yang besar dan ajaib. Aku datang dengan segala keberadaanku, Bapa. Aku tahu dan sadar aku sangat tidak sempurna menjadi murid-Mu, tapi mampukan aku. Berikan aku kekuatan dan kesanggupan untuk hidup seperti yang Kau mau lewat firman-Mu. Hanya karena-Mu aku mampu, bukan karena kekuatanku sendiri. Di dalam nama Yesus, Allah yang memampukanku. Amin

Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Matius 5:20
Continue reading ...

April 25, 2013

TAHU BERTERIMA KASIH

0 komentar

Sebagai seorang anak, banyak juga teman yang bilang kalau saya ini sangat disayang oleh kedua orang tua saya. Benar saja. Buktinya, saya di rumah jarang sekali disuruh-suruh mengerjakan pekerjaan rumah. Karena predikat anak papa dan mama ini, saya seringkali protes kepada papa dan mama, "Tugasku biar kukerjakan sendiri!" kataku. Yah, beberapa kalinya mengerjakan tugas rumah sendiri, ortu tetep aja nggak pernah berhenti berusaha "membantu." Mereka bakal bilang, "Kan kasihan kamunya, Non."

Niat baik ortu memang susah ditolak ^ ^, tapi bukan berarti saya harus memanfaatkan diat baik mereka. Saya harus berusaha mandiri dan tidak tergantung sama mereka, sekalipun mereka benar-benar mengasihi saya. Sampai hari itu tiba, hari di mana saya harus meninggalkan orang tua saya karena saya sudah berkeluarga, dan tinggal dengan suami saya di kota yang sangat jauh dengan kota lahir saya. Sekarang, giliran saya membalas kasih dan kebaikan mereka, mereka menjadi tanggung jawab saya.

Kita semua adalah anak-anak Tuhan. Kita tahu dan mengalami kebaikan dan kemurahan-Nya hari demi hari, jam demi jam, detik demi detik. Akan tetapi, kita tidak dapat terus menggantungkan diri dan mulai menjauh dari kewajiban karena kita berpikir, "Tuhan sayang saya, kok," "Tuhan kan baik." Kita tetap harus menjadi anak yang bertumbuh dalam kedewasaan kita dan menjadi seorang yang tahu berterima kasih. Kita tidak boleh lupa bahwa sebagai anak, selain mendapatkan hak, juga harus melakukan kewajiban kita sebagai anak. Kita berhak bermanja-manja dengan ayah dan ibu kita, meminta kasih sayang, menerima perlindungan dan jaminan dalam pertumbuhan, namun kita juga wajib untuk sopan, hormati, tahu berterima kasih kepada mereka yang sudah memelihara kita. Demikian juga dengan Allah, kita harus sopan, hormat, dan tahu berterima kasih kepada-Nya yang sudah begitu mengasihi kita.

Bapa di Sorga, Bapa yang pengasih dan penyayang, terima kasih untuk semua cinta dan kasih sayang yang sudah Kauberikan kepadaku. Engkau sudah menjadikanku anak-Mu. Untuk itu aku sangat bersyukur. Ajarku menjadi anak yang tahu kewajibanku, yaitu bersikap sopan, hormat, taat, patuh, dan tahu berterima kasih kepada-Mu. Bapa, sekali lagi terima kasih karena telah mengizinkanku memanggil-Mu, Bapa. Dalam nama Tuhan Yesus, Amin.

Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,
2 Tim 3:2
Continue reading ...

April 23, 2013

TUGAS ISTIMEWA

0 komentar

Saya adalah seorang tipe sekretaris. Saya suka menulis, rapi dalam hal menyusun data... Tapi saya sangat benci menjadi seorang bendahara. Selain bertanggung jawab dengan masalah keuangan, saya dari dulu tidak terlalu bersahabat dengan yang namanya buku keuangan. (Saya pernah mendapat nilai nol dalam pelajaran akutansi dan saya tidak malu mengakuinya karena itulah yang sebenarnya terjadi. Bukan karena saya benci akutansi, melainkan hitungan sayalah yang tidak pernah benar setiap kali sampai di bagian "saldo.") Akan tetapi, fakta ini ternyata tidak menghentikan saya untuk menerima tanggung jawab sebagai bendahara, karena di pekerjaan yang sekarang, saya adalah seorang bendahara.

Ketika dipercayakan tugas ini, saya berkata dalam hati, "Kenapa saya?" Saya tidak tahu pasti apa yang menjadi pertimbangan atasan saya sehingga memilih saya untuk menempati posisi ini, tapi yang aneh adalah, saya tidak menolaknya. Saya menerimanya dengan pasrah dan lapang dada, seolah ada keyakinan dalam diri saya bahwa saya bisa, atau dijadikan bisa.

Ini adalah bulan pertama saya bekerja, tapi saya sungguh merasakan Tuhan bekerja dalam diri saya. Ia membuat saya teliti terhadap nota-nota kecil yang biasanya terabaikan oleh perhatian saya. Ia menolong saya menghitung setiap sen uang dengan tepat dan mendapati hasil yang pas setiap kali menghitungnya. Saya merasa ini bukan diri saya, seolah ada orang lain yang diam dalam diri saya. Saya tidak tahu apa itu atau siapa, namun saya yakin semua ini adalah pertolongan Tuhan.

Saya memang belum mengerti kenapa Tuhan mempercayakan tanggung jawab ini kepada saya, tapi saya bersyukur karena saya menerimanya - Ia membuat saya melihat karya-Nya dalam hidup saya. "Tuhan, terima kasih untuk pekerjaan ini, untuk tugas istimewa ini. Aku berserah penuh kepada-Mu... mampukan aku, Tuhan."
Continue reading ...

April 21, 2013

IBU, TERIMA KASIH

1 komentar

Engkau mengasihiku dengan tulus
Engkau menerimaku tanpa pamrih
Tidak pernah ada yang seperti engkau
yang terbaik yang kuterima dari Allah

Terima kasih untuk cinta
Terima kasih untuk kesabaranmu
Terima kasih untuk segala pengorbanan
yang kauberikan tanpa imbalan padaku

Orang mungkin menganggap engkau rapuh
Orang mungkin menganggap engkau bukan siapa-siapa
tapi bagiku kau segalanya
dan aku bersyukur pada Tuhan karenamu

Terima kasih karena mengajarkanku tentang hidup
Terima kasih karena menolongku setiap waktu
Terima kasih karena telah begitu setia
Terima kasih karena menjadi pahlawan bagiku

Darimu aku mengenal cinta yang tulus
Padamu aku melihat cinta yang murni
Olehmu aku merasa cinta yang hangat
Karenamu aku tahu cinta, cintanya Bapa
Continue reading ...

April 20, 2013

"LITTLE" MIRACLES

0 komentar

Suatu waktu saya mengantar teman yang datang dari luar pulau untuk pelayanan di gereja kami. Karena beberapa alasan, ia dan istrinya tidak sempat membawa cukup pakaian untuk dikenakan di sini, khususnya yang dapat dipakai di pelayanan. Ia pun bertanya kepada saya apakah kami biasa mengenakan jas bila melayani di mimbar, saya pun mengiyakannya. Akhirnya, ia meminta saya untuk menemaninya mencari jas di salah satu mall di kota kami.

Sepanjang jalan ia ternyata terus berdoa dalam hatinya agar ia dapat dengan mudah menemukan jas yang sesuai untuknya (karena ia tipe orang yang sedikit kesulitan untuk menemukan sesuatu yang cocok dalam waktu yang singkat). Setelah mengitari lantai dasar, kami akhirnya memutuskan untuk naik ke lantai berikutnya. Melihat teman saya yang cukup serius melihat etalase-etalase baju-baju pria, saya pun ikut berdoa dalam hati saya.

Akhirnya, tibalah kami di sebuah toko yang menyajikan berbagai jas dan kemeja. Melihat-lihat sebentar, pandangan teman saya pun tertuju pada satu kemeja hitam di bagian atas. Dia meminta tolong kepada pelayan toko untuk mengambilkannya. Seraya meraih jas itu dan "berkomat-kamit" ke arah saya, "Semoga pas," ia pun membawanya ke fitting room untuk dicoba. Tidak berapa lama kemudian ia pun keluar dan berkata, "Puji Tuhan, terima kasih, Tuhan... pas!"

Bagi teman saya, pengalaman itu adalah pengalaman yang sangat berharga. Ia mengulang kembali ceritanya kepada saya bahwa ia seringkali kesulitan menemukan barang yang cocok untuk dirinya dalam waktu singkat. Namun kejadian itu memberikan suatu berkat tersendiri baginya. Itu adalah "mujizat-mujizat kecil" yang Tuhan nyatakan kepadanya, mengingat bahwa ia mencari jas itu untuk pelayanan.

Seperti halnya yang dialami oleh teman saya, kita seringkali menemui "mujizat-mujizat kecil" terjadi di sekitar kita. Hanya saja, karena terlalu sering dilihat dan dialami, kita mulai tidak menyadari bahwa itu adalah "mujizat". Perasaan sudah terbiasa olehnya, berkat-berkat yang Tuhan kerjakan mulai menjadi hal yang biasa-biasa saja. Kita mulai menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar terjadi dalam hidup kita, dan mulai lupa untuk mengucap syukur.

Berkat atau mujizat bukan berarti harus terjadi dalam skala besar; kesembuhan yang luar biasa, rejeki melimpah yang tidak disangka-sangka... Berkat atau mujizat juga hadir dalam hal-hal yang sederhana. Di sinilah kita diuji, apakah kita orang yang tahu menghargai yang Tuhan kerjakan dan mau tetap mengucap syukur?

Pengalaman ini membuat saya sadar tentang betapa pentingnya mengucap syukur, setiap saat, untuk setiap detik berkat yang mengalir dalam kehidupan saya. Semua itu saya pelajari dan mengerti lewat ucapan syukur dan penghargaan yang ditunjukkan oleh teman sepelayanan saya.
Continue reading ...

LOVE YOU

0 komentar

Betapa ku menghargai kasih yang Kau beri
namun siapapun tahu ku tak dapat balasnya
Diam dalam-Mu adalah satu-satunya rinduku
dan kutahu tak ada yang dapat halangnya

Diberkati mereka yang cinta rumah-Mu
karena setia-Mu kan selalu sertanya
Berbahagia mereka yang tinggal dekat-Mu
karena cint-Mu kan tetap lingkupinya

Dunia boleh tinggalkan
dunia bisa tiada hiraukan
tanpa kurasa sendirian
sebab Kau kan selalu kuatkan

Cinta akan rumah-Mu menghanguskanku
membuatku tak dapat berpaling dari-Mu
membakarku tuk selalu lekat pada-Mu
Bapa, sungguh ku mengasihi-Mu
Continue reading ...

April 17, 2013

BERKAT TUHAN

0 komentar

Selain bekerja di satu tempat, Dony juga menggunakan sebagian waktunya digunakan untuk membantu sebuah pelayanan anak. Gaji yang diterimanya dari pekerjaannya memang tidak seberapa, tapi berkat Tuhan mengizinkannya untuk menerima persembahan kasih dari pelayanan yang diambilnya.

Tahun ini ia sudah berencana untuk membuat satu usaha baru untuk menambah pemasukan. Modal sudah dikeluarkan, waktu, tenaga, dan pikiran juga sudah diluangkan, namun sampai bulan ketiga modalnya belum juga kembali. Sekalipun demikian, ia tidak habis akal ataupun menyerah, ia belajar tekun dengan usahanya itu.

Dony memang belum mendapatkan kembali modal usahanya, tapi di bulan keempat ia dipercayakan satu tanggung jawab baru yang lebih besar, sebagai bendahara, di pelayanannya. Hal ini tidak pernah terpikirkan olehnya-bahwa satu saat ia akan menjadi seorang bendahara-tapi justru itulah yang Tuhan kerjakan dalam hidupnya. Dari situ ia memperoleh tambahan kenaikan persembahan kasih yang akhirnya cukup menolongnya untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Apa yang kita usahakan seringkali berbeda dengan yang Tuhan usahakan. Apa yang kita rencanakan, seringkali berbeda dengan apa yang Tuhan rencanakan. Dony boleh saja mendapat ilham untuk usaha barunya, tapi berkat yang sudah Tuhan atur bisa saja tidak lewat sana. Kita boleh saja berusaha, tapi Tuhanlah yang mengatur berkat-berkat yang berhak kita terima.
Continue reading ...

April 16, 2013

MIMPI ITU DEKAT

0 komentar

Fred Douglas benar-benar memulai hidupnya tanpa apa-apa, bahkan dirinya bukan lagi miliknya pada saat masih dalam kandungan ibunya. Sebagai anak budak belian, ia sudah dijadikan jaminan untuk melunasi hutang majikan orang tuanya. Ia jarang bertemu ibunya kecuali pada malam hari di mana ibunya harus berjalan sejauah dua belas kilometer hanya untuk bertemua anaknya selama satu jam.

Ia tidak mempunyai kesempatan belajar, karena pada zaman itu pada budak belian tidak diperbolehkan belajar menulis dan membaca. Namun tanpa diketahui siapapun, ia belajar membaca dan menulis. Dalam waktu singkat, ia sudah membuat malu teman-temannya yang berkulit putih dalam hal pelajaran karena prestasinya.

Pada usia 21 tahun ia melarikan diri dari perbudakan dan bekerja sebagai seorang pesuruh di New York dan New Bedford. Di Nantucket, ia berpidato, mendesak dihapuskannya perbudakan. Kesan yang ditimbulkannya sedemikian baik sehingga ia diangkat menjadi agen Lembaga Anti Perbudakan di Massachussetts.

Sementara ia berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya untuk memberikan ceramah, ia tetap belajar. Ia kemudian dikirim ke Eropa untuk berpidato dan menjalin persahabatan dengan beberapa orang Inggris yang kemudian memberinya 750 dolar untuk menebus kebebasannya sebagai seorang budak. Ia menerbitkan surat kabar di Rochester dan kemudian mempimpin New Era di Washington Bertahun-tahun lamanya ia menjadi kepala daerah Columbia dan bisa menandingi setiap kulit putih manapun.

Apakah ada di antara kita yang kondisinya lebih buruk dari Fred Douglas? Setidaknya tidak satupun dari kita yang pernah menjadi budak. Sesungguhnya, kita memiliki lebih banyak hal untuk disyukuri dan dijadikan sebagai modal untuk mencapai masa depan yang kita impi-impikan. Kita hanya perlu berusaha tanpa henti dan selalu mengingat serta menyertakan Tuhan dalam setiap rencana kita. Seperti halnya Fred Douglas, kita harus dapat memanfaatkan kekuatan dan kesempatan yang datang, juga berusaha mengatasi kelemahan dan ancaman yang menghadang. Dengan mengandalkan Tuhan, kita yakin bahwa harapan dan cita-cita kita sebenarnya sudah di tangan.
Continue reading ...

BERKAT INTERDENOMINASI

0 komentar

Beberapa waktu lalu saya terlibat dalam sebuah pelayanan, di mana semua pelayan adalah gabungan dari gereja-gereja yang berbeda di kota saya, alias interdenominasi. Awalnya, saya sedikit merasa tidak "nyaman" dengan apapun yang panitia lakukan, karena saya merasa "ini sangat tidak 'gereja' saya." Yang saya maksud adalah cukup banyak hal baru yang saya temui dari orang-orang percaya yang menurut saya, "berbeda" ini. Semoga Anda mengerti yang saya maksud. (Bayangkan Anda yang dari protestan masuk dalam satu wadah pelayanan yang dipimpin oleh orang-orang karismatik, atau sebaliknya.) Yang saya lakukan hanyalah berdoa dan berkata kepada Tuhan, "Tuhan, kalau pelayanan ini adalah mau-Mu, aku akan tetap melakukannya. Tunjukkanlah diri-Mu lewat pelayanan ini, Tuhan."

Saya terus bergumul dengan cara-cara mereka yang bagi saya "tidak biasa." Sementara itu saya tetap mencari Tuhan dan hadirat-Nya setiap kali saya berlatih dan bergaul dengan mereka. Jujur saya merasa kesulitan untuk beradaptasi, sampai satu ketika kami berdoa bersama-sama dan saya dapat merasakan hadirat Tuhan di sana. Itulah untuk pertama kalinya saya menyadari bahwa Tuhan berkerja dalam interdenominasi gereja, dalam perbedaan, dalam keyakinan yang beragam bahwa "cara ini lebih baik dari pada cara itu," tapi sungguh, Ia bekerja di dalamnya. Saat itu juga saya tahu, kami menyembah Tuhan yang sama.

Saya mungkin tidak akan pernah mengerti cara kerja Allah dalam segala perbedaan yang ada. Saya juga tidak bisa lagi membayangkan bahwa sorga nanti akan penuh dengan orang-orang dari aliran gereja saya saja. Saya hanya belajar bahwa Allah itu sungguh tak terkatakan, dalam kesempurnaan-Nya, dalam eksistensi-Nya, dalam kepenuhan-Nya, semua itu tergambar dalam setiap hal yang berbeda di dunia ini, bahkan di alam semesta.

Saya tidak tahu apa yang akan orang lain katakan dan lakukan jika mereka dalam posisi saya saat itu, akan tetapi saya bersyukur telah mengenal dan melayani dengan orang-orang yang berbeda dengan saya. Saya tidak akan membanding-bandingkan entah gereja saya atau gereja mereka yang lebih baik, saya hanya ingin mengenal Tuhan melalui gereja saya, di mana saya bertumbuh dan berbuah, lebih dalam lagi dari sebelumnya.
Continue reading ...

April 15, 2013

PEKERJA YANG BIJAK

0 komentar
Saya adalah seorang freelancer, yang berarti bahwa saya tidak terikat dengan satu tempat kerja tertentu. Sebagai pekerja lepas, saya membantu di beberapa tempat kerja yang berbeda, dan puji Tuhan, Tuhan selalu memampukan saya menyelesaikan tugas-tugas yang berbeda itu.

Yang ingin saya singgung di sini mungkin pernah dialami oleh pekerja-pekerja lainnya. Apa itu?

Beberapa waktu yang lalu, saya mendapat satu tugas untuk diselesaikan. Seperti sebelum-sebelumnya, saya berusaha menyelesaikannya sesuai target, baik itu dalam hal hasil atau jam kerja. Akan tetapi, selama proses untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut, saya menerima tugas-tugas kecil lain yang mulai mencuri perhatian, waktu, serta tenaga saya. Singkatnya, pekerjaan tersebut nyaris terbengkalai.

Selama "membengkalaikan" (^ ^) tugas itu, saya merasa tidak enak makan, tidak enak tidur, saya tidak bisa mengalamai damai sejahtera, karena baik dalam pikiran maupun hati saya tahu, bahwa tugas (utama) saya (saat itu) belum selesai. Sekalipun saya makan enak, saya tidak bisa merasa puas. Sekalipun saya berjalan-jalan dan melihat hal-hal yang indah, saya tetap merasakan satu lubang dalam diri saya, yaitu bahwa tugas saya belum selesai.

Inilah yang akan terjadi jika kita lalai dan mulai lupa dengan tugas (utama) kita. Kita tidak akan merasakan kebahagiaan dan ketenangan yang sesungguhnya. Hal yang berbeda mungkin dirasakan oleh mereka yang sudah terbiasa melalaikan (menganggap enteng) sebuah tugas, tapi jangan sampai orang itu adalah kita. Kenapa?

Dalam kehidupan rohani, iblis selalu berusaha mencari celah untuk dapat masuk dan mempengaruhi hidup kita. Dia akan merasa senang jika anak-anak Tuhan ternyata bukan orang-orang yang bisa dipercaya dan diadalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dia akan merasa lebih senang lagi jika anak-anak Tuhan adalah orang-orang yang tidak bisa dipercaya dan diandalkan Tuhan.

Untungnya, alarm hati saya masih bekerja sehingga saya mendengar firman dan Roh Kudus yang mendorong saya untuk kembali fokus, dan memperoleh keinginan serta kekuatan untuk melakukan yang seharusnya. Bayangkan apa akan yang terjadi jika saya tidak segera "kembali ke jalan yang benar." Setelah pekerjaan itu selesai, luar biasa, saya merasa beban saya seolah diangkat, tubuh saya begitu ringan, hati dan roh saya begitu tenang. Bukan berarti selama ini saya menganggap pekerjaan itu sebagai beban, justu pengabaian sayalah yang menjadi beban yang tak tertanggungkan, dan beban itu akhirnya terlepaskan.

Jadilah orang-orang yang fokus dan bertanggung jawab, bukan karena gaji yang akan Saudara terima, namun karena karakter yang dibentuk dalam diri Saudara, dan berkat-berkat ilahi lain yang akan Saudara terima.
Continue reading ...

April 13, 2013

CUKUP LAMA

0 komentar
Cukup lama ya?

Cukup lama aku tidak melihat wajah-Mu
Cukup lama aku tidak mendengar suara-Mu
Tapi, aku mulai terbiasa dengannya
Aku mulai membiasakan diri dengannya

Cukup lama ya?

Cukup lama aku tidak membaca surat cinta-Mu
Cukup lama aku tidak bercakap-cakap dengan-Mu
Tapi, kenapa aku mulai terbiasa dengannya?
Kenapa aku mulai membiasakan diri dengannya?

Aku bersekutu dengan teman-temanku
melayani bersama teman-temanku
tapi, aku tidak lagi merasakan-Mu
aku tidak lagi merindukan-Mu

Sampai... saat itu tiba
Ketika aku mendengar doa-doa dinaikkan pada-Mu
Ketika aku mendengar pujian dialunkan bagi-Mu
Ketika aku melihat tangisan diteteskan di hadap-Mu

Sampai... saat itu tiba
Ketika Kau mulai berbisik lembut kepadaku
Ketika Kau mulai menjamah roh dan jiwaku
Ketika Kau mulai menyentuh hidupku dengan kasih-Mu

Kini, aku tidak ingin lagi bernapas tanpa-Mu
Tubuhku tidak ingin lagi hidup tanpa-Mu
Jiwaku tidak ingin lagi merasa tanpa-Mu
Rohku tidak ingin lagi kering tanpa-Mu

Engkau adalah pusatku, segalaku
Engkau adalah alasanku, sebabku
Engkau adalah masa lalu, kini, dan depanku
Engkau adalah hidupku, Bapa
Continue reading ...

April 07, 2013

SEGALANYA BAGIKU

0 komentar

Sahabatku...
Teman terbaik yang pernah kutahu
Rekan paling setia yang berdiri di sampingku
Aku bersyukur karena aku mengenal-Mu

Ayahku...
Teladan untuk seumur hidupku
Orang yang paling kuhormati sepanjang hayatku
Engkau yang selalu memperhatikan dan menjagaku

Kekasihku...
Tiada kudapati kasih semurni kasi-Mu
Kasih terputih dan terhangat dalam hidupku
Kekalku akan kuberikan hanya untuk-Mu

Duniaku...
Ke manapun ku pergi kulihat wajah-Mu
Di manapun ku berdiri kucium wangi-Mu
Aku sungguh tak dapat lepas dari hati-Mu

Semestaku...
Hal terindah yang penuhi ruangku
Tak terbatas, tak terukur diri-Mu
Keajaiban di atas segala keajaiban itulah diri-Mu

Inspirasiku...
Bayang dan rasa-Mu mengisi hasratku
Cinta dan karya-Mu luaskan syukurku
Tak terbayangkan, tak terlukiskan indah-Mu

Segalaku, itulah diri-Mu
Kata dan warna tak cukup wakili semarak-Mu
Engkau... segalanya bagiku
Continue reading ...

April 05, 2013

HIDUP SEDERHANA

0 komentar

"Cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu." Kutipan ayat ini adalah salah satu pegangan hidup kami. Kami sadar bila pemasukan sehari-hari tidak sebanding dengan pengeluaran, maka tamatlah riwayat kami; hidup tidak karuan, hutang menumpuk, akhirnya gali dan tutup lubang... ya kalau bisa membayar, kalau tidak? Tapi saya sungguh merasakan bahwa Tuhan itu adil. Bagi orang-orang seperti kami, kesehatan justru menjadi berkat yang tidak ternilai.

Rasa syukur dan rasa cukup ternyata sangatlah dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa keduanya, seseorang akan selalu merasa kurang dan tidak puas. Kalau rasa ini bisa dibendung itu masih baik, tapi kalau tidak, banyak cara akan dilakukan supaya daging ini terpuaskan.

Saya mengenal seseorang yang menurut saya diberkati luar biasa. Kebanyakan yang ia miliki adalah karena orang memberikannya kepadanya. Wah, bayangkan saja! Siapa yang tidak mau jika tempat tinggal, kendaraan, hampir semua yang dimiliki adalah berkat pemberian. Saya saja mau. Tapi, saya sedikit menyayangkan gambaran-gambaran tentang kekurangan yang ia tunjukkan; bayar pajaknya, bayar BBM-nya, bayar listriknya... seolah ia tidak percaya bahwa Tuhan sanggup memenuhi kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Allah kita bukan Allah yang bertindak sembarangan. Ia tidak akan menguji kita tanpa menguatkan kita. Ia tidak akan mengizinkan kita mengalami masalah tanpa memberikan jalan keluar. Ia tidak akan memberkati kita lalu membuat kita tidak sanggup mengelola berkat itu, Ia pasti memampukan. Asal sekali lagi, "cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu."

Saya rasa saya tidak perlu menguliahi Anda soal ini. Saya hanya ingin bertanya, "Apakah wajar jika pemasukan sedikit tapi pengeluaran berlebihan?" Kalau tahu uang kita hanya cukup untuk membeli sayur, kenapa kita memaksa makan daging, pergi main, jalan-jalan?

Allah sumber segala yang baik dipenuhi dengan hikmat yang benar. Ia sanggup menolong kita untuk menjadi bijaksana bahkan dalam hal sekecil apapun. Kuncinya adalah taati firman-Nya, berserah. Saya percaya, hidup kita akan lebih baik dan sorga tidak hanya kita lihat saat akhir hidup kita tiba, melainkan di balik setiap tembok di mana kita ada, ialah damai sejahtera, sukacita, pengendalian diri, dan segala hal rohani lainnya.

Bapa, aku berserah penuh kepadamu. Aku menyerah kepada firman dan kata-Mu. Tunjukkan kepadaku hikmat-Mu, Bapa, bahkan dalam hal-hal sekecil apapun. Karena sungguh, aku tidak dapat hidup di dunia ini tanpa-Mu. Ampunilah kelalaianku, maafkanlah segala kelemahanku, karena aku ini hanyalah debu. Aku tiada artinya tanpa diri-Mu. Tuhan, pimpinlah aku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Amin.

Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini
Titus 2:12
Continue reading ...

April 04, 2013

KRISTEN SEJATI

0 komentar

Beberapa waktu yang lalu saya pergi ke tempat teman saya dengan naik angkutan umum. Sepanjang perjalanan saya merasa sedikit mual. Bagaimana tidak? Supir yang membawa angkutan yang saya naiki menyetir dengan ugal-ugalan. Setiap kali ada kesempatan, dia akan menaikkan kecepatan dan menyetir seperti seorang pembalap; kebut sana, kebut sini, selip sana, selip sini. Saya yang tidak terlalu suka membuang tenaga untuk mengomentari atau menegur bapak itu memilih untuk diam saja, menghela napas, sambil terus memandangi bapak itu dan spion depan dengan tatapan sinis, berharap agar ia dapat mengerti arti tatapan saya, yaitu bahwa saya tidak suka dengan cara menyetirnya. Demikian pula dengan orang-orang yang naik kendaraan dengan saya. Mereka hanya berkata pelan, "Ya, ampun," "Gimana sih, bapak ini?"

Tapi tidak lama kemudian saya merasa sedikit menyesal karena tidak menegur bapak itu karena ketika kami sampai di sebuah perempatan yang ramai dan macet, angkutan kami akhirnya menyerempet bagian depan sebuah mobil mewah (entah itu termasuk mobil mewah atau bukan, yang pasti mobil itu masih bagus sekali, seperti baru, dan terkesan sangat mahal) hingga bempernya lepas. Melihat kondisi mobil itu, tidak heran kalau pengemudinya marah dan meminta supir kami untuk menepi.

Baik supir kami maupun pengemudi itu akhirnya keluar dari mobil dan berbicara serius di pinggir jalan. Pengemudi itu terlihat marah-marah, dan sempat saya dengar bahwa mobil yang dibawanya itu dia pinjam dari bosnya. Namun ada sesuatu yang saya perhatikan dari dirinya, yaitu bahwa ia mengenakan sebuah kaos bertuliskan "Army of God" dengan lambang seekor burung merpati. Dari situlah saya menerka bahwa orang itu adalah seorang Kristen.

Perdebatan itu sedikit berkepanjangan dan saya serta penumpang lainnya dapat melihat bahwa supir kami terdesak. Memang ia bersalah karena telah berusaha menyelip tanpa aturan yang akhirnya berujung pada kecelakaan itu, tapi ia sudah mengaku bersalah dan meminta maaf, juga mencoba menawarkan ganti rugi semampunya, namun pengemudi itu seolah tidak mau dengar. Akhirnya, salah satu penumpang maju untuk menjadi penengah, dan masalah itu terselesaikan dengan supir kami yang akhirnya memberikan semua uang di dompet dan hasil dia narik setengah hari itu.

Apa yang saya pelajari hari itu adalah kesalahan saya karena "malas" dan tidak mau repot untuk menegur supir itu. Kalau saja saya melakukannya, tidak menunggu agar orang lain untuk melakukannya, mungkin saja bapak itu terhindar dari masalah. Selain itu, saya juga melihat seorang Kristen yang seolah tidak mau mengalah atau setidaknya menunjukkan kemurahan hati atas kesalahan orang lain pada dirinya. Sekalipun mengenakan kaos yang membuat mereka yang melihatnya tahu bahwa ia kemungkinan besar seorang Kristen, tapi sikapnya tidak mencerminkan kasih seorang murid Kristus. Kami berdua benar-benar pecundang sejati.

Tuhan mengajarkan kepada kita untuk melakukan hal yang baik, apalagi karena kita tahu itu baik. Jika kita tidak melakukannya, maka kita berdosa. Ia ingin agar setiap orang Kristen menunjukkan kekristenan yang sesungguhnya, tidak hanya berdiam diri membiarkan sesuatu yang buruk terjadi, ataupun memberikan perlawanan karena ia merasa benar dan mempunyai hak untuk melakukannya. Ia menginginkan kasih yang membangun dan mengingatkan, juga penyerahan total di mana kita tidak terpengaruh dengan situasi-situasi yang mendorong kita untuk menuntut. Dan Ia sudah memberikan teladan itu kepada kita melalui hidup yang penuh integritas di depan murid-murid-Nya, juga mulut yang terkunci saat Ia disiksa.

Inilah yang sesungguhnya ada di balik makna Kristen, hidup seperti halnya Kristus telah hidup. Bukanlah hal yang mudah dan jalan yang enak untuk ditempuh. (Tidak heran banyak orang yang memilih untuk mundur dan meninggalkan kekristenan dan Kristus.) Tapi kita yang memutuskan untuk terus maju, memiliki satu pengharapan yang tidak akan pernah mengecewakan. Mereka yang tidak pernah menyerah untuk menjadi Kristen, menjadi seperti Kristus, niscaya akan menerima janji untuk dipersatukan dengan Kristus. Ingatlah, kita akan menjadi satu dengan Kristus. Indah bukan?

Bapa, aku datang kepada-Mu, dengan segala keberadaanku. Aku tidak layak untuk disebut sebagai murid-Mu, tapi kasih-Mu telah benar-benar menangkapku. Aku ini apa, Bapa? Aku ini siapa, Bapa? Aku ini bukan apa-apa, aku ini bukan siapa-siapa, tapi aku telah memutuskan untuk memilih jalan yang sulit ini, untuk menjadi sperti-Mu, untuk bersatu dengan-Mu. Mampukan aku, curahkanlah kasih karunia-Mu melimpah dalamku, karena aku tahu aku adalah debu, yang tidak sanggup melakukan firman-Mu tanpa anugerah-Mu. Bapa, kuserahkan hidupku kepada-Mu. Di dalam Yesus Kristus, Amin.

dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.
Efesus 5:2
Continue reading ...

April 03, 2013

KARENA KAMI KRISTEN

0 komentar

Pagi-pagi, Pak Deni sudah ditelpon oleh salah satu anak asuhnya, Kiki. Anak remaja itu mengadu bahwa pagi itu ia tidak diizinkan ikut ujian karena dianggap belum melunasi pembayaran. Pak Deni yang menerima kabar itu naik pitam. Ia yang selama ini membantu Kiki untuk mengurus biaya sekolah yakin benar bahwa anak asuhnya itu sudah membayar tagihan sekolah dan berhak untuk ikut ujian.

Pak Deni pun berangkat menuju sekolah Kiki dengan penuh keyakinan; tentu saja, karena ia punya bukti pembayaran pelunasan milik anak asuhnya itu. Di sekolah, ia dipertemukan dengan seorang wanita di bagian keuangan. Ia langsung menanyakan kenapa Kiki tidak dapat mengikuti ujian, dan kenapa sekolah dengan komputerisasi sebaik itu tidak dapat menemukan data bahwa Kiki sudah melunasi pembayaran. Sayangnya, wanita itu tetap saja kekeh dengan pendapatnya. Ia sebelumnya bahkan sudah meminta Kiki untuk membuat surat pernyataan dari walinya, plus materai, tapi tetap saja, setelah surat itu dibuat, Kiki masih belum dapat mengikuti ujian.

Dari kondisi ini, Pak Deni pun melihat bagaimana anak asuhnya dipermainkan dan dilempar ke sana ke mari demi mengurus ujian. Ia sangat menyesalkan bagaimana sebuah sekolah seolah tidak punya hati kepada anak yang kurang mampu seperti Kiki, terlebih karena ia kristen. Di hadapannya, ia menyaksikan bagaimana seorang anak Tuhan yang ingin menempuh ilmu justru dipersulit.

Sekalipun akhinya masalah itu terpecahkan karena terbukti bahwa Kiki sudah melunasi pembayaran, dan pihak sekolah meminta maaf kepada Kiki dan Pak Deni, tapi sungguh sangat disayangkan bagaimana birokrasi sebuah sekolah terhadap anak-anak yang ingin belajar, apalagi kalau mereka kristen.

Saya dan teman saya juga pernah mengalami situasi sulit yang hampir sama. Kami "diincar" dan diawasi karena kami kristen. Kami tidak terlalu dianggap serius karena kami kristen. Birokrasi kami diperumit karena kami kristen. Hal yang seolah sudah biasa bagi kita, dan mungkin bagi Anda juga, dianggap nomor yang kesekian karena Anda kristen.

Tapi kita tidak perlu heran lagi atas masalah-masalah seperti ini, karena demikianlah yang sudah dituliskan tentang keberadaan kita. Alkitab menuliskan bahwa karena kita tidak berasal dari dunia, maka dunia membenci kita. Karena kita selalu diawasi dalam setiap gerak-gerik kita, maka satu kesalahan kecil saja akan menjadi besar karena keberadaan kita. Jadi, jangan membayangkan bahwa menjadi kristen itu enak; akan selalu ada kuasa yang berusaha menghambat dan menghalau kita, yang tidak akan pernah membiarkan kita untuk duduk tenang dan merasa bahagia. Karena itulah firman Tuhan juga mengingatkan kita untuk selalu berjaga-jaga dan penuh Roh, supaya saat hal-hal sulit itu tiba, kita tetap kuat dalam hati dan iman kita.

Jadilah terang dan garam dunia. Tunjukkan kepada semua orang bahwa Anda adalah seorang kristen sejati. Senantiasa hidup dalam doa dan berjaga-jagalah, supaya iblis tidak mengambil celah dan akhirnya menjatuhkan Anda. Karena sedikit kesalahan saja, akan dibesar-besarkan oleh ia atau mereka yang menolak kekristenan. Dan jangan Anda merasa takut atau sendiri, karena Yesus sudah mengalami hal-hal yang pernah dan akan Anda alami, termasuk semua penolakan dan rancangan jahat itu. Pada akhirnya, ambillah suatu keputusan untuk bangga menjadi seorang kristen, yang mau mengampuni.

Bapa kami di sorga, terima kasih untuk segala yang terjadi. Ampunilah orang-orang yang membenci dan mencoba melukai kami, dan ajarlah kami untuk mengampuni dan mengasihi mereka seperti yang Kaulakukan kepada kami. Terima kasih, Bapa, telah memilih kami untuk dipanggil kristen, dan untuk mengalami proses sebagai orang kristen sejati. Kami butuh kasih karunia-Mu, Bapa. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Amin.

Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga;
Lukas 6:22-23b
Continue reading ...

April 02, 2013

JANGAN MENYERAH

0 komentar

Suatu hari, seorang ibu paruh baya, tetangga baik Nia, meminta tolong untuk mencarikan sebuah kerangka etalase untuk tokonya. Ibu itu tidak tahu harus mencari ke mana dan tidak ada orang lain yang dapat menjaga tokonya untuknya, karena itulah ia meminta bantuan Nia. Sekalipun Nia sendiri belum pernah membeli barang-barang semacam itu, tapi ia putuskan untuk membantu tetangganya itu.

Sempat bertanya-tanya kepada tetangga lain tentang toko yang menjual barang-barang seperti etalase toko, dan berbekal desain yang dititipkan ibu itu kepadanya, Nia pergi pagi-pagi, sebelum berangkat ke tempat kerja, untuk mampir ke toko yang dimaksud. Ia berjalan ke tempat di mana ia harus naik kendaraan umum, menuju ke tempat yang sudah direncanakan. Sayangnya, begitu sampai di sana, barang seperti yang diinginkan oleh ibu tadi tidak tersedia. Nia sedikit kecewa, karena sebelumnya ia berpikir bahwa ia akan segera mendapatkan apa yang dicarinya. Untungnya, bapak penjaga toko itu berbaik hati menunjukkan toko lain yang kira-kira menjual barang yang sedang dicari Nia. Memang tempatnya agak jauh, tapi bagaimana lagi? Nia akhirnya memutuskan untuk menuju ke sana.

Di dalam angkutan umum, Nia berharap ia dapat menemukan barang yang dimaksud di toko yang ditujunya saat itu. Begitu turun dari kendaraan, ia memang langsung melihat toko yang ia cari, dengan berbagai etalase yang sudah dapat dilihat dari kejauhan. Nia bersemangat. "Wah, ini dia!" pikirnya. Tapi, begitu ia masuk dan melihat-lihat ke dalam, ternyata desain yang dicarinya tidak ada juga di sana. Niapun mendesah, kecewa. Dan karena waktu sudah semakin siang, iapun memutuskan untuk pergi ke tempat kerja, sambil menahan rasa kesal.

Sejak pagi Nia sudah memasang rute, membuat rencana, mempersiapkan hati bahwa ia akan langsung segera menemukan apa yang sedang dicarinya. Ia sudah berlelah-lelah, berjalan dan naik angkutan ke sana ke mari, namun hasilnya nihil. Yah... apa boleh buat, kalau yang tidak dibayangkan itulah yang justru terjadi. Nia kembali dengan tangan kosong, tidak mendapat apa-apa, dan lelah.

Note:
Banyak yang mengatakan bahwa hidup itu tidaklah mudah, alias perjuangan. Kita tidak selalu memperoleh yang kita inginkan dan terkadang kita diperhadapkan kepada kegagalan. Yah... mau buat apa lagi? Itulah hidup. Ada waktunya puas, ada waktunya kecewa.

Hal-hal seperti contoh di atas hanyalah sebagian kecil dari hidup. Hal yang harus dihadapi atau dibiarkan begitu saja tanpa jawaban. Bagi mereka yang pantang menyerah, hal-hal sekecil itu tidaklah cukup untuk membuatnya berhenti. Bahkan, mungkin tidak ada satu hal pun di dunia yang dapat membuatnya berhenti. Karena, demikianlah hidup... harus dihadapi.

Apakah Anda akan menyerah nilai-nilai Anda di sekolah memburuk? ... saat tugas-tugas Anda dalam pekerjaan gagal? ... saat keluarga Anda di ambang kehancuran? ... saat Anda mengalami penolakan dari beberapa orang? ... saat tidak ada yang mempercayai Anda? ... saat ada yang berusaha mempersulit usaha Anda?

Jangan, jangan pernah menyerah! Lakukanlah sampai Anda berhasil, sampai masalah itu takhluk kepada Anda. Jangan! JANGAN MENYERAH!
Continue reading ...

April 01, 2013

PALING BERHARGA

0 komentar

The Book of Eli...

Adalah suatu masa, beberapa puluh tahun setelah perang dunia dan masa "jatuhnya matahari" (yang diperkirakan sebagai hujan meteor) yang menghancurleburkan bumi. Masa itu sangatlah sulit, air susah didapat, makanan pun sulit diperoleh. Hal ini akhirnya memaksa manusia untuk berbuat jahat, menyakiti orang lain, asalkan mereka mendapatkan apa yang mereka butuhkan (termasuk membunuh dan memakan manusia lainnya.

Di masa ini hiduplah seorang pria bernama Eli yang bertahan hidup beberapa puluh tahun dari perang dan bencana alam mengerikan itu. Di masa ini juga, Alkitab hampir saja punah; entah itu dibakar atau dihancurkan pada waktu perang terjadi - hanya Eli yang masih menyimpan satu-satunya Alkitab yang mungkin masih tersisa di muka bumi. Dan sejak menemukan Alkitab itu, ia membacanya setiap hari, tak pernah terlewat. Alkitab itu pun menjadi teman hidupnya, pengharapan baginya, kekuatan jiwa dan raganya, segalanya untuknya.

Menurutnya, ada sebuah suara yang menuntunnya untuk menemukan Alkitab itu di antara puing-puing, dan yang memintanya untuk mengantarkan Alkitab itu ke tempat teraman di bumi, yaitu di barat. Ia berjalan selama bertahun-tahun menuju ke barat, menghadapi begitu banyak orang yang ingin berbuat jahat kepadanya, termasuk merebut Alkitab miliknya. Namun seolah seperti dilindungi dan tidak tersentuh, Eli selalu berhasil selamat dari berbagai niatan jahat itu.

Sampai satu saat, ia terluka parah, dan Alkitab itu berhasil direbut dari tangannya. Tapi hal itu tidak meruntuhkan niatnya untuk pergi ke daerah barat. Untungnya seorang gadis muda mau membantunya, mengantarkannya ke tempat yang dimaksudkannya. Ternyata, tempat itu tidak lain adalah sebuah kapal di tengah laut, yang khusus menyimpan buku-buku yang nyaris musnah karena perang, dan yang akan mencetak buku-buku itu lagi.

Berbekal kekuatan yang masih tersisa, Eli meminta seorang anggota penerbitan di kapal itu untuk menuliskan Alkitab yang dibacanya setiap hari itu hingga ia hapal di luar kepala. Dan baru setelah Alkitab itu selesai ditulis ulang, ia meninggal.

Note:
Alkitab telah menuliskan masa ketika manusia sulit sekali mendengar, bahkan membaca Injil. Kita belum bisa melihat dan mengalami sendiri masa itu, karena kita sekarang kebanyakan masih dibebaskan untuk memiliki, membaca, dan menyelidiki Alkitab. Tetapi apabila masa itu sungguh datang, apakah kita akan sehaus Eli? Apakah kita akan menjadikan firman yang pernah kita terima sebagai kekuatan dan pengharapan hidup kita, bahkan sampai kita mati?

Hal apa yang paling berharga dalam hidup kita? Hal itulah yang akan kita jaga mati-matian. Alangkah berbahagianya mereka yang menganggap bahwa firman Tuhan adalah sesuatu yang paling berharga, karena ia pasti akan hidup karenanya. Dari firman, kita mendapatkan segala yang kita butuhkan, dan lebih dari segalanya, kita mendapatkan isi hatinya Tuhan.

Tuhan ingin kita menyimpan firman dalam hidup kita. Tidak hanya itu saja, Ia ingin kita mengamalkan dan membagikannya kepada mereka yang belum pernah mendengarnya. Itulah makna dan pentingnya firman; tidak untuk disimpan sendiri saja.
Continue reading ...
 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger