April 05, 2013

HIDUP SEDERHANA


"Cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu." Kutipan ayat ini adalah salah satu pegangan hidup kami. Kami sadar bila pemasukan sehari-hari tidak sebanding dengan pengeluaran, maka tamatlah riwayat kami; hidup tidak karuan, hutang menumpuk, akhirnya gali dan tutup lubang... ya kalau bisa membayar, kalau tidak? Tapi saya sungguh merasakan bahwa Tuhan itu adil. Bagi orang-orang seperti kami, kesehatan justru menjadi berkat yang tidak ternilai.

Rasa syukur dan rasa cukup ternyata sangatlah dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa keduanya, seseorang akan selalu merasa kurang dan tidak puas. Kalau rasa ini bisa dibendung itu masih baik, tapi kalau tidak, banyak cara akan dilakukan supaya daging ini terpuaskan.

Saya mengenal seseorang yang menurut saya diberkati luar biasa. Kebanyakan yang ia miliki adalah karena orang memberikannya kepadanya. Wah, bayangkan saja! Siapa yang tidak mau jika tempat tinggal, kendaraan, hampir semua yang dimiliki adalah berkat pemberian. Saya saja mau. Tapi, saya sedikit menyayangkan gambaran-gambaran tentang kekurangan yang ia tunjukkan; bayar pajaknya, bayar BBM-nya, bayar listriknya... seolah ia tidak percaya bahwa Tuhan sanggup memenuhi kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Allah kita bukan Allah yang bertindak sembarangan. Ia tidak akan menguji kita tanpa menguatkan kita. Ia tidak akan mengizinkan kita mengalami masalah tanpa memberikan jalan keluar. Ia tidak akan memberkati kita lalu membuat kita tidak sanggup mengelola berkat itu, Ia pasti memampukan. Asal sekali lagi, "cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu."

Saya rasa saya tidak perlu menguliahi Anda soal ini. Saya hanya ingin bertanya, "Apakah wajar jika pemasukan sedikit tapi pengeluaran berlebihan?" Kalau tahu uang kita hanya cukup untuk membeli sayur, kenapa kita memaksa makan daging, pergi main, jalan-jalan?

Allah sumber segala yang baik dipenuhi dengan hikmat yang benar. Ia sanggup menolong kita untuk menjadi bijaksana bahkan dalam hal sekecil apapun. Kuncinya adalah taati firman-Nya, berserah. Saya percaya, hidup kita akan lebih baik dan sorga tidak hanya kita lihat saat akhir hidup kita tiba, melainkan di balik setiap tembok di mana kita ada, ialah damai sejahtera, sukacita, pengendalian diri, dan segala hal rohani lainnya.

Bapa, aku berserah penuh kepadamu. Aku menyerah kepada firman dan kata-Mu. Tunjukkan kepadaku hikmat-Mu, Bapa, bahkan dalam hal-hal sekecil apapun. Karena sungguh, aku tidak dapat hidup di dunia ini tanpa-Mu. Ampunilah kelalaianku, maafkanlah segala kelemahanku, karena aku ini hanyalah debu. Aku tiada artinya tanpa diri-Mu. Tuhan, pimpinlah aku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Amin.

Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keingina duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini
Titus 2:12

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger