May 12, 2013

UMUR DARI TUHAN


Panjang usia adalah doa yang dipanjatkan kebanyakan orang bagi mereka yang berulang tahun. Harapan agar panjang umur juga adalah harapan yang lazim diminta oleh sebagian besar orang. Dengan panjang umur, mereka berharap dapat melihat lebih banyak, mengalami lebih banyak, merasakan lebih banyak, melakukan lebih banyak, memperoleh lebih banyak, selama mereka hidup di dunia. Bukan harapan yang salah. Akan tetapi, beberapa orang justru meminta sebaliknya, karena bagi mereka dunia sudah cukup menyesakkan dan menyusahkan, dan alangkah senangnya bila mereka tidak perlu hidup di dunia berlama-lama.

Ketika saya bercerita kepada koordinator saya bahwa bapak dan ibu gembala saya merayakan 50 tahun pernikahan mereka, beliau sedikit terheran-heran mendengar cukup lamanya usia pernikahan mereka. Beliau juga sedikit berkomentar, intinya, "Saya bisa ndak ya mencapai usia pernikahan selama itu? 50 tahun? Wah, saat itu saya pasti sudah berusia 80 tahun lebih dong. Ah, 70 tahun bolehlah, itu juga sudah cukup. Kalau lebih tua lagi, saya takut menyusahkan anak-anak saya."

Kalau kita boleh memilih, Anda dan saya diperkenankan untuk memiilh berapa lama kita hidup di dunia. Sayangnya, kita tidak punya hak untuk memilih. Kita hanya bisa menjalani tahun-tahun yang Tuhan berikan dengan bijaksana dan rasa syukur. Panjang umur, selain sebagai suatu kepercayaan, juga merupakan berkat (Keluaran 20:12). Namun umur yang singkat juga tetap merupakan berkat; karena kita tidak pernah tahu kapan waktu kita di dunia berakhir, kita hanya bisa berserah, mengerjakan tugas-tugas kita di dunia, dan menanti rumah sorgawi kita "diselesaikan," "sudah disediakan" oleh Yesus (Yohanes 14:2).

Hargailah setiap tahun yang Tuhan sudah berikan kepada kita, bukan dengan hidup sembarangan, melainkan dengan hidup seturut kehendak Tuhan. Berapa lamapun waktu kita, Tuhan punya rencana bagi kita di setiap harinya. Nantinkanlah rencana-rencana itu dinyatakan, dan nikmatilah umur dari Tuhan.

Bapa, terima kasih untuk tahun-tahun hidupku. Ampuni aku yang masih sering melalaikan tugas-tugas dari-Mu dan hidup semauku. Pegang tanganku selama aku menjalani hari-hariku di dunia, Bapa, sampai tiba waktuku menghadap Engkau Yang Mahakuasa. Di dalam nama Yesus, Amin.

Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya. Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku.
Maz. 91:15-16

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger