“Andai
saja hidup itu tidak butuh uang, mungkin rasanya akan lebih bahagia.” Itulah
kata-kata saya ketika harus menghadapi tunggakan di kampus, cicilan sepeda
motor, keinginan dan kebutuhan sehari-hari... mungkin bagi Anda ini terdengar
konyol, tapi ada kalanya saya bersungguh-sungguh, sampai-sampai saya pernah
merasa benci sama yang namanya “uang”. Bagaimana tidak? Ketika menghadapi
situasi-situasi di atas (dan sejenisnya), saya seperti didorong untuk mencari
uang, uang, dan uang. Seolah tanpa uang hidup ini tidak akan pernah bahagia.
Saya mulai jenuh.
Tidakkah
Anda pernah jenuh dengan uang? “Mana mungkin!! Kalau ada uang, kita bisa beli
apa yang kita mau. Dengan uang, kita bisa beli apa yang kita pengen. Pake uang,
apa yang ndak dimiliki orang lain bisa kita miliki. Jadi, bagaimana mungkin
orang bisa jenuh dengan uang?”
Tapi
bagaimana dengan fakta ini: Orang bisa berbohong karena uang, orang bisa salah
paham karena uang, orang bisa korupsi karena uang, orang bisa membunuh karena
uang, orang bisa mati karena uang. Orang bisa tidak ke gereja karena uang,
orang bisa tidak melayani karena uang, orang bisa menyangkal Tuhan, orang juga
bisa meninggalkan Tuhan karena uang. Kalau begitu, apa yang salah?
“Akar
dari segala kejahatan adalah cinta uang.” Uang sebenarnya bukan masalah (meski
ini adalah salah satu godaan terbesar dalam hidup manusia). Yang jadi masalah
adalah rasa cinta yang salah.
Ketika
kita memberikan hati kita untuk sesuatu, maka kita akan terus memikirkannya,
terus mendengar panggilannya, terus memimpikan dia, ingin selalu bersamanya,
ingin selalu memilikinya. Ketika kita mencintai sesuatu, kita mengizinkan hidup
kita disentuh olehnya, dimasuki olehnya, dijelajahi olehnya, diubahkan olehnya.
Dan bayangkan saja, jika rasa cinta itu jatuh pada uang, maka tidak heran jika
kita dibuat “ketagihan” olehnya.
Sekarang,
siapa sih yang tidak butuh uang? Kita semua membutuhkannya. Itu adalah hal yang
penting, namun jangan pernah menjadikannya yang terpenting dengan kita mencintainya.
Ingatlah selalu bahwa uang adalah hamba yang sangat baik, tetapi tuan yang
sangat jahat.
Bapa
kami yang di sorga, terima kasih untuk semua berkat, termasuk uang yang telah
Engkau percayakan kepadaku. Ajarku memiliki rasa syukur dan rasa cukup, sehingga
dengan uang yang kuterima, berapapun besarnya, aku tetap dapat melihat dan
menikmati kebaikan-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus, Amin.
Karena akar dari segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh
memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya
dengan berbagai-bagai duka.
1 Tim. 6:10
0 komentar:
Post a Comment