Apakah
Anda mempunyai barang kesayangan, atau barang yang sangat penting untuk Anda?
Pertanyaan saya adalah, bagaimana perasaan Anda kalau barang kesayangan Anda
itu hilang atau rusak? Tidak salah lagi, Anda pasti akan merasa sangat sedih
dan kehilangan. Demikian juga yang saya rasakan jika barang yang begitu
berharga untuk saya itu hilang ataupun rusak.
Saya
mempunyai beberapa barang kesayangan yang menurut saya sangat berharga, salah
satunya adalah notebook saya. Kenapa bisa berharga? Karena notebook itu mungkin
barang termahal yang pernah saya beli (dengan susah payah) dan miliki di rumah,
dan dengan notebook itu juga saya bisa bekerja mencari nafkah.
Karena
itu barang kesayangan, tentu saja saya tidak akan meletakkannya sembarangan,
memegangnya dengan hati-hati, dan selalu membersihkan/mengelapnya setiap kali
ada kesempatan atau ketika saya menemukan sedikit noda saja menempel di sana. Buat
saya, notebook itu adalah harta saya.
Satu
saat, ketika saya membawanya ke tempat kerja, saya harus mampir ke sebuah
percetakan untuk memberikan pesanan. Karena tas yang saya bawa cukup berat, dan
kursi tunggu waktu itu sepi, saya memutuskan untuk meletakkan tas berisi
notebook kesayangan saya itu di kursi karena petugas percetakan memanggil saya
untuk memeriksa contoh pesanan.
Baru
saja saya tinggal, saya tidak menyadari kalau ada orang lain datang, duduk di
sebelah kursi saya, dan tanpa sengaja menyenggol dan menjatuhkan tas saya. Spontan
saya langsung menoleh ke belakang untuk melihat apa yang terjadi, dengan
sedikit terkejut saya kembali ke tempat duduk dan mengambil tas itu. Tanpa menyadari
bahwa isi tas saya adalah alat elektronik yang sangat penting untuk saya, orang
itu berdiri tanpa sepatah kata apapun. “Ya, Tuhan, terima kasih...” pikir saya.
Saya
kemudian duduk dan berusaha mengatur hati dan pikiran saya untuk tidak marah
ataupun sedih, juga untuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang baik, bahwa
notebook saya tidak akan apa-apa. Sambil sesekali menutup mata dan mendesah,
saya berusaha untuk tenang, sekalipun dalam hati saya berkata, “Tuhan, gimana
kalau notebooknya rusak? Tolong jangan izinkan rusak dulu Tuhan, aku masih
butuh untuk kerjaan. Ya, Tuhan, ya!”
Kejadian
itu kemudian membuat saya sadar bahwa selama ini hati saya begitu lekat bersama
barang kesayangan saya. Hati saya ada bersama harta duniawi saya. Hasilnya,
saya sedih kalau barang itu lecet, kecewa kalau barang itu rusak, dan marah
kalau barang itu hilang. Tapi, firman Tuhan pernah berkata, “kumpulkanlah harta
sorgawi” karena ketika hati kita ada di sana, kita tidak akan pernah merasa sedih,
kecewa, atau marah. Kok bisa? Karena tidak akan ada yang dapat merusak ataupun
mencuri harta sorgawi. Firman Tuhan juga memperingatkan kita untuk tidak
mencintai, tidak bergantung dan lekat pada apa yang ada di dunia, karena semua
itu tidaklah kekal.
Mari
kita mengumpulkan harta di surga; berdoa, mempelajari firman, mencari Tuhan, memberi,
melayani Tuhan dan sesama, memenuhi tujuan Tuhan bagi kita di dunia, niscaya
tidak akan ada yang dapat merampas atau merusak harta semacam itu dari kita.
Tuhan,
maafkan aku yang terlalu mencintai barang-barang yang ada di sekitarku. Tanpa sadar,
hatiku sudah ada di sana. Maafkan aku yang mengizinkan hatiku terluka oleh
barang-barang itu. Tuhan, kuserahkan semua harta yang Kaupercayakan kepadaku,
berkati agar barang-barang itu juga bisa menjadi berkat di tanganku. Aku mau
belajar menjadikan-Mu sebagai satu-satunya harta bagiku. Aku mengasihi-Mu. Amin
Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan
karat tidak merusakkannya
dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Mat. 6:20
0 komentar:
Post a Comment