Kalau
harus memilih antara menerima Rp. 1000 dan Rp. 5000, manakah yang akan Anda
pilih? Kalau harus memilih antara menerima 1 mobil dan 2 mobil, manakah yang
akan Anda pilih? Jika Anda bertanya kepada saya, maka saya tidak akan ragu
untuk memilih yang nilainya lebih besar/lebih banyak, Rp. 5000 dan 2 mobil. Toh
dikasih, bukan cari atau beli sendiri...^ ^
Adalah
sifat dasar manusia untuk menilai sesuatu, ini lebih besar, ini lebih bagus,
ini lebih baik. Ini wajar karena Tuhan pun demikian. Yang membedakan antara
penilaian kita dengan Dia adalah, Tuhan tidak hanya menilai berdasarkan apa
yang terlihat, Dia juga menilai berdasarkan apa yang tidak terlihat.
Pemberian
seorang janda miskin memberikan satu gambaran kepada kita bahwa ternyata Tuhan
memperhatikan orang-orang saat mereka memberikan persembahan. Ia memperhatikan
ketika banyak orang kaya memberi uang dalam jumlah besar ke dalam peti
persembahan. Apa menurut Anda Dia tidak senang dengan pemberian mereka? Saya
rasa ia menghargai persembahan orang-orang kaya itu. Tetapi, ketika ia melihat
seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti, ia melihat lebih dari
sekedar uang yang sementara dipersembahkan, ia melihat satu kehidupan turut
dipersembahkan bersama dengan dua peser itu.
Yesus
tahu bahwa persembahan satu duit itu adalah seluruh nafkah yang dimiliki ibu
janda ini. “Seluruh nafkah” berarti ibu itu mungkin tidak mempunyai uang lagi
untuk membeli kebutuhan bagi dirinya sendiri, atau itu adalah harta terakhir
dari yang bisa dipersembahkannya kepada Tuhan. yang pasti, tanpa mengkuatirkan
hidupnya, ibu janda ini berserah total kepada Tuhan, ia menyerahkan hidupnya
kepada Tuhan.
Uang
kita, adalah bagian dari hidup kita, dan mungkin itu adalah seluruh kehidupan
kita. Saat kita memberikannya kepada Tuhan, kita merasa sebagian hidup kita
tercabik dan turut menjadi persembahan bersamanya. Saat kita memberi, kita
merasa sakit, hati kita sakit, karena uang itu sangat berharga bagi kita.
Tahukah Anda? Justru persembahan yang seperti inilah yang Tuhan mau dari kita.
Dia
tidak butuh uang kita karena Dia adalah pemilik dari segala yang ada. Yang Dia
mau dari kita sekarang adalah hidup kita. Hidup yang mau taat kepada-Nya. Hidup
yang mau berserah kepada-Nya. Hidup yang akan selalu mengandalkan Dia
sepenuhnya. Inilah persembahan kita, inilah iman kita.
Bapa
di sorga, terima kasih. Ampuni aku yang selalu memikirkan diri sendiri. Aku mau
belajar untuk memberi hidupku bagi-Mu, memberi sesuatu yang “menyakiti” hatiku.
Aku mau percaya pada pemeliharaan-Mu. Bapa, terimalah persembahanku, karena
meskipun itu tidak banyak, itu adalah hidupku. Amin.
... Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi
lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti
persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, semua yang ada
padanya, yaitu seluruh nafkahnya.
Mark. 12:43-44
0 komentar:
Post a Comment