Jika
ada seseorang bertanya kepada Anda, “Apa yang terjadi setelah Anda meninggal
dunia?”, maka apa jawaban Anda?
Pertanyaan
yang sama diajukan kepada sekelompok anak kelas 6 SD yang tengah membahas
rencana masa depan mereka. Karena di awal mereka sudah diwanti-wanti untuk
memberi jawaban yang jujur, sesuai dengan apa yang mereka ketahui, di mana
tidak akan ada yang menyalahkan atau memarahi mereka atas jawaban yang
diberikan, merekapun memberikan jawaban yang bervariasi. Dari beberapa di
antaranya, saya menemukan beberapa jawaban yang mengundang tawa, seperti: “Menjadi
arwah gantayangan”, “ya langsung dikubur”, “rohnya berkeliling dunia sampai
tiba waktunya masuk sorga”, juga (beberapa jawaban) “tidak tahu”.
Kehidupan
setelah kematian memang menjadi teka-teki bagi kita, karena kita belum melihat
sendiri apa yang terjadi di sana sebenarnya. Akan tetapi, bukan berarti kita
tidak akan mempersiapkan diri untuknya, karena bagi kita yang percaya, sorga sementara
menanti kita.
Alkitab
menggambarkan dunia kita yang sekarang sebagai “kemah” dan sorga sebagai “rumah”
(2 Kor. 5:1). Untuk memastikannya, kita perlu bertanya, “Apakah “kemah” bisa
menjadi “rumah”? jawabannya, tentu saja tidak. Seberapapun bagusnya kemah, tempat
tinggal permanen kita adalah rumah. Di manapun kita membangun kemah, satu saat
kita tetap akan kembali ke rumah. Kesimpulannya, “kemah” bukanlah, dan tidak
akan pernah menjadi “rumah” kita.
Sorga
sedang menanti kita untuk pulang, kita hanya harus percaya bahwa Allah sudah
menyediakannya bagi kita. Kita juga harus melakukan apa yang menjadi tugas dan
tanggung jawab kita di dunia, sebagai panggilan Allah kepada kita dari sorga. Jadi,
sekarang, mari kita mempersiapkan diri untuk bisa “pulang ke rumah”.
Bapa,
aku tidak dapat melihat sorga, namun aku ingin masa depanku ada bersama-Mu di
sorga. Ajar aku untuk percaya, sekalipun sekarang aku belum dapat melihatnya,
dan bantu aku untuk membagikan kepada orang-orang di sekitarku, kepada dunia,
bahwa Kau juga ingin mereka mempersiapkan diri untuk kekekalan bersama-Mu di
sorga. Terima kasih, Bapa, untuk pengharapan akan sorga. Amin
Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: “Berbahagialah
orang-orang yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” “Sungguh,” kata Roh, “supaya
mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan
mereka menyertai mereka.”
Why. 14:13
0 komentar:
Post a Comment