June 02, 2013

DICIPTA UNTUK TUJUAN


William Shedd pernah mengatakan: "A ship is safe in harbor, but that's not what ships are for." (Sebuah kapal akan tetap aman di dermaga, namun bukan itu tujuan kapal-kapal dicipta.)

Kutipan yang bagus dan layak dapat persetujuan kita, bukan? Sebuah kapal tidak akan dibuat agar tetap berada di dermaga. Kapal itu akan menjalankan maksud penciptanya, yaitu mengarungi sungai atau lautan luas. Sebenarnya, tetap di dermaga bukanlah suatu pilihan yang salah. Kapal juga akan tetap utuh, tetap bagus, lebih awet. Akan tetapi, apalah artinya ia jika ia tidak menjalankan fungsinya sebagai alat transportasi air? Jika kapal itu tidak memenuhi fungsinya, maka ia tidak berguna.

Sekarang, mari kita analogikan kutipan di atas dengan kehidupan kita. Andai kita sebuah kapal, apakah kita ingin tetap ada di dermaga, ataukah kita akan memilih untuk berlayar di tengah lautan? Berada di dermaga berarti kita tetap berada pada zona aman dan nyaman kita. Sekali lagi, bukan pilihan yang buruk. Kita akan tetap aman, hati kita tidak terluka... Sebaliknya, berada di tengah lautan berarti kita memilih keluar dari kenyamanan, merasakan pahit getirnya hidup, merasakan apa yang namanya terluka, tergores. Bukankah sepertinya pilihan pertama yang lebih enak?

Kita boleh saja memilih untuk "aman," namun kita tidak akan mengalami yang namanya pembentukan watak, karakter, pertumbuhan, kematangan, dan pemenuhan tujuan hidup. Kita akan mengalami semuanya itu justru saat kita "berlayar." Meski lelah dan sakit, kita menolong banyak orang untuk mencapai tempat tujuan mereka, dan kita sendiri diuji sebagai "kapal-kapal" tangguh yang berfungsi.

Jangan takut untuk melangkah dan menjalani hidup. Sesulit apapun hal yang bakal kita alami, kita punya Allah yang akan selalu menyertai. Anggaplah semua rasa tidak nyaman di sepanjang "pelayaran" kehidupan kita sebagai cara Allah untuk membentuk kita, menjadikan kita kuat untuk memenuhi tujuan kita bagi-Nya, yaitu tujuan sebagaimana Ia menciptakan kita.

Bapa, ampuni aku yang seringkali ragu dan takut untuk melangkah. Aku takut terluka, Tuhan, karenanya aku masih juga belum bisa memenuhi tujuan-Mu dalam hidupku. Tapi sekarang, aku mau belajar turuti mau-Mu. Aku akan hidup demi mencapai tujuan-Mu bagiku. Jangan pernah tinggalkan aku, Bapa, dalamku melewati samudra kehidupan yang menakutkan ini. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin

sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kamu untuk berperang bagimu melawan musuhmu, dengan maksud memberikan kemenangan kepadamu.
Ulangan 20:24

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger