June 11, 2013

"HOARDER" AKUT? STOP!!!


Apakah Anda pernah bertemu atau setidaknya mendengar tentang "hoarders"? Pertama kali mendengarnya saya tidak percaya dengan apa yang sebenarnya terjadi. Saya tidak bisa melihat tayangan atau gambar seperti yang Anda lihat di atas. Menurut Anda, apakah tempat seperti pantas disebut rumah dan dijadikan tempat bernaung sehari-hari? Apakah tempat seperti gambar di atas dapat membuat Anda nyaman dan hidup dengan bahagia?

Bagi para "hoarders" alias penimbun, hidup seperti itu tidaklah masalah. Mereka justru mengaku bahwa semakin banyak mereka menimbun, semakin bahagia mereka. Diawali dari masalah, entah itu masa lalu yang buruk atau kenyataan yang membuat frustasi, beberapa orang berubah menjadi penimbun. Seorang bapak yang dulu mainannya sering dibuang oleh neneknya, sekarang menimbun beratus, bahkan berpuluh ribu mainan di rumahnya. Seorang ibu yang didiagnosa penyakit mematikan, memutuskan untuk menikmati setiap hari seperti hari terakhirnya, salah satu caranya adalah melakukan segala yang ia ingin lakukan di rumah, tanpa memikirkan untuk merapikan atau membenahinya. Hasilnya, bukannya museum barang atau mainan yang rapi teratur, tetapi tumpukan barang yang hampir mencapai langit, hingga nyaris tidak ada lagi akses untuk beraktifitas dalam rumah.

Kita seringkali menimbun banyak hal, khususnya hal-hal yang tidak bermanfaat. Hidup kita dipenuhi dengan sampah yang tanpa sadar membuat kita nyaris tidak dapat bergerak lagi. Kita mengabaikan untuk membenahi kehidupan kita sekian lama, hingga tumpukan masalah itu menggunung dan rumah hati kita berubah menjadi gudang rongsokan. Seperti dua orang di atas, saat masalah datang, saat dosa menghampiri, kita memakluminya, kita mengiyakannya, mengizinkannya menguasai kita. Seperti dua orang di atas, mata hati kita tertutup dari derita yang orang lain (terlebih orang terdekat) rasakan karena "sampah" yang kita tumpuk. Seperti dua orang di atas, saat hati kita ingin Tuhan bersihkan, kita justru marah atau enggan membuang semua "sampah" di dalamnya, karena kita sudah terlanjur terikat dengannya.

Jangan lagi jadi "hoarder," jangan biarkan kesalahan terlanjur menjadi "blunder," hentikan semuanya sekarang juga, sebelum terlambat. Tuhan akan selalu menerima kita selama pintu kemurahan masih terbuka. Ia tidak akan berlambat-lambat untuk menolong kita dan mengisi hati kita dengan hal-hal yang lebih berguna. Sekaranglah waktunya untuk mengizinkan Dia masuk dan membersihkan hati kita dengan kasih-Nya.

Bapa, masuklah ke dalam hatiku. Ampunilah jika Engkau ternyata menemukan isi rumah yang berantakan, penuh dengan "sampah." Bersihkanlah Bapa, dan isilah dengan hadirat-Mu, perkataan-Mu, dan kasih-Mu. Tunjukkanlah kesempatan kedua kepadaku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Amin.

Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sela
Mazmur 32:5

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger