July 06, 2013

KASIH ADALAH YANG UTAMA


Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka bertanya kepada-Nya: "Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat?" Maksud mereka ialah supaya dapat mempersalahkan Dia. (Matius 12:10)

Hari itu, lagi-lagi orang Farisi ingin menjebak Yesus. Melihat apa yang dilakukan murid-murid Yesus di hari sabat justru menjadi bahan bagi mereka untuk mencari-cari kesalahan dari Yesus agar bisa mempersalahkan-Nya.

Saya merasa tidak ragu dengan pengetahuan Taurat yang dimiliki oleh orang-orang Farisi. Taurat adalah keahlian mereka, karena itulah banyak yang menganggap mereka guru dan kalangan terhormat. Saya rasa mereka juga lebih tahu tentang sabat. Hari apa itu, apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan di hari itu, dan seterusnya. Akan tetapi, kesalahan mereka adalah, mereka menganggap aturan lebih berharga daripada kasih. Maka benarlah Yesus ketika ia menjawab: "Jika seorang dari antara kamu mempunyai seekor domba dan domba itu terjatuh ke dalam lobang pada hari Sabat, tidakkah ia akan menangkapnya dan mengeluarkannya?" (ayat 11b)

Ada orang-orang Kristen yang ahli dalam hal Alkitab dan peraturan-peraturan. Itu bukan hal buruk, malah justru hal yang baik. Akan tetapi, Yesus ingin kita menempatkan kasih di atas segala peraturan dan hukum karena itulah inti dari segala hukum Allah; mengasihi Allah dan sesama. Jika kita membahas masalah ini lebih jauh, maka tidak sedikit dilema yang akan kita temukan ketika kita harus menerapkan hukum dan kasih. Karena itu, mari kita belajar kepada Allah dan minta hati seperti hati-Nya.

Saya adalah orang yang yakin bahwa Allah salut kepada kita yang taat kepada Taurat, tidak bercela bahkan. Akan tetapi, saya juga orang yang sangat yakin bahwa Allah menghendaki kasih di atas segala hukum yang ada. Jadi, dahulukanlah kepentingan orang lain ketimbang kepentingan pribadi dan sekali lagi, mintalah hati Allah untuk menjadi bekal hikmat kita selama di dunia, supaya kita tahu, wujud kasih seperti apa yang Ia harapkan dari kita.

Bapa, ampuni aku yang seringkali tidak mengerti isi hati-Mu. Renungan hari ini sungguh mengingatkanku akan kasih-Mu. Bapa, berikanlah aku hati seperti hati-Mu yang tahu untuk menimbang apa yang berkenan di hadapan-Mu. Jangan biarkan aku menempatkan hal-hal lain di atas kasih, seperti yang telah Kauteladankan kepadaku. Di dalam nama Tuhan Yesus, Amin.

Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan,
Matius 12:7b

1 komentar:

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger