July 28, 2013

SUMIMASEN

 
Berikut adalah pengalaman sederhana seorang penulis yang tidak saya kenal di negeri sakura.

Suatu ketika, ia memperhatikan jalanan dan melihat seorang nenek tua sedang berjalan di trotoar sambil mendorong sebuah troli berisi barang-barangnya. Nenek itu berjalan cukup pelan di tengah trotoar sampai seorang anak muda yang sedang mununtun sepeda tiba di belakangnya, hendak meneruskan perjalanan, namun terhalang oleh nenek itu dan trolinya yang berjalan lebih lambat di tengah trotoar.

Melihat kejadian itu, saya berpikir anak muda tadi akan membunyikan bel supaya nenek itu keberadaanya dan berjalan lebih ke tepi untuk memberinya jalan. Tapi ternyata tidak. Anak muda tadi tetap berjalan pelan di belakang nenek itu hingga akhirnya si nenek menyadari keberadaanya dan buru-buru menepi sambil berkata, "Sumimasen, gomen nasai."

Membaca kisah di atas, dan beberapa kisah lain yang serupa, saya merasa kagum dengan orang-orang negeri sakura. Dalam posisi anak muda di atas, mungkin kita akan berpikir bahwa kita memiliki hak yang sama seperti pengguna jalan lainnya, jadi kita berhak membunyikan bel atau memberikan tanda lain supaya nenek itu menepi (sadar bahwa dirinya sedang mengganggu kenyamanan/hak pejalan kaki lainnya). Akan tetapi, bagi orang Jepang, tetap sabar sampai orang lain menyadari bahwa apa yang mereka lakukan mengganggu hak orang lain (seperti apa yang dilakukan anak muda itu) sudah lebih dari cukup untuk membuat orang itu mengerti perasaan kita. Tanpa perlu ada kata-kata kasar atau tatapan dan sikap sinis, senyum dan diam saja bisa membuat kita belajar tentang perasaan orang.

Saya tidak tahu apakah cerita di atas membuat kita semua lebih belajar menghargai perasaan orang atau tidak, namun bagi saya kisah tersebut cukup membuat saya ingin belajar untuk lebih peka terhadap pemikiran dan perasaan orang lain. Semoga bangsa kita menjadi bangsa yang tidak hanya ramah, tapi juga mau belajar untuk mengerti perasaan orang lain. ^ ^

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger