April 23, 2013

TUGAS ISTIMEWA


Saya adalah seorang tipe sekretaris. Saya suka menulis, rapi dalam hal menyusun data... Tapi saya sangat benci menjadi seorang bendahara. Selain bertanggung jawab dengan masalah keuangan, saya dari dulu tidak terlalu bersahabat dengan yang namanya buku keuangan. (Saya pernah mendapat nilai nol dalam pelajaran akutansi dan saya tidak malu mengakuinya karena itulah yang sebenarnya terjadi. Bukan karena saya benci akutansi, melainkan hitungan sayalah yang tidak pernah benar setiap kali sampai di bagian "saldo.") Akan tetapi, fakta ini ternyata tidak menghentikan saya untuk menerima tanggung jawab sebagai bendahara, karena di pekerjaan yang sekarang, saya adalah seorang bendahara.

Ketika dipercayakan tugas ini, saya berkata dalam hati, "Kenapa saya?" Saya tidak tahu pasti apa yang menjadi pertimbangan atasan saya sehingga memilih saya untuk menempati posisi ini, tapi yang aneh adalah, saya tidak menolaknya. Saya menerimanya dengan pasrah dan lapang dada, seolah ada keyakinan dalam diri saya bahwa saya bisa, atau dijadikan bisa.

Ini adalah bulan pertama saya bekerja, tapi saya sungguh merasakan Tuhan bekerja dalam diri saya. Ia membuat saya teliti terhadap nota-nota kecil yang biasanya terabaikan oleh perhatian saya. Ia menolong saya menghitung setiap sen uang dengan tepat dan mendapati hasil yang pas setiap kali menghitungnya. Saya merasa ini bukan diri saya, seolah ada orang lain yang diam dalam diri saya. Saya tidak tahu apa itu atau siapa, namun saya yakin semua ini adalah pertolongan Tuhan.

Saya memang belum mengerti kenapa Tuhan mempercayakan tanggung jawab ini kepada saya, tapi saya bersyukur karena saya menerimanya - Ia membuat saya melihat karya-Nya dalam hidup saya. "Tuhan, terima kasih untuk pekerjaan ini, untuk tugas istimewa ini. Aku berserah penuh kepada-Mu... mampukan aku, Tuhan."

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger