May 08, 2013

ADA TUJUAN DIRIMU DICIPTA


Dimas hanyalah orang biasa. Ia hidup sebagai anak rantau yang ngekos di sebuah rumah kos sederhana, bekerja sebagai pelayan hotel biasa, dan tidak memiliki harta kecuali sepeda motor bututnya. Sekalipun demikian, ia adalah seorang pemuda yang aktif dalam kegiatan-kegiatan gereja serta pelayanan musik. Ia juga pemuda yang baik, yang tidak aneh-aneh dalam bergaul, tidak pilih-pilih teman, dan setia kawan. Tidak heran jika ia mempunyai beberapa sahabat dan cukup banyak teman.

Suatu ketika Dimas sampai pada titik jenuh hidupnya. Ia merasa lelah hidup seperti itu-itu saja. Ia merasa sudah banyak melayani dan memberi, namun tetap saja ia adalah di anak kos dan pelayan hotel biasa yang tidak ada artinya apa-apa. Ia juga mendapatkan sanksi dari manager karena supervisornya tidak mau disalahkan dan menimpakan kesalahaannya itu kepada Dimas. Ia tahu ia punya beberapa sahabat, tapi saat-saat itu begitu membuatnya lelah sehingga ia tidak yakin akan menceritakan perasaannya kepada kawan-kawannya. Ia benar-benar merasa hidupnya sia-sia.

Selesai bekerja, dalam kegalauan hatinya, Dimas mendekati sebuah piano di kafe hotel tempatnya bekerja dan memainkan sebuah lagu, "Amazing Grace." Ia berusaha mencari ketenangan hati, tapi tidak didapatinya juga. Akhirnya, ia memutuskan untuk pulang. Akan tetapi, sesampainya ia di tempat parkir, motor yang biasa dinaikinya mogok, sama sekali tidak mau nyala. Dimas merasa lelah, hati gundah, kena sanksi, sepeda pakai mogok lagi. Lengkap sudah deritanya. Tiba-tiba, seorang bapak menghampirinya, terengah-engah, dan memohon-mohon untuk diantarkan ke satu tempat. Dimas berusaha menolak, menyampaikan kepada pria itu bahwa motornya mogok, mengusulkan agar pria itu mencari taksi atau angkutan umum lainnya, tapi orang itu tetap memaksa. Akhirnya, dengan sedikit terpaksa,  Dimaspun meminjam motor milik temannya dan mengantarkan pria itu ke tempat yang diminta, sekalipun kemudian pria itu segera lari meninggalkannya, tanpa sepatah kata, apalagi ucapan terima kasih.

Dua hari kemudian, Dimas bangun tidur dalam kondisi yang sama, lelah dan gundah. Ia berangkat ke tempat kerja seperti biasa. Namun, siang itu seorang wanita menyapanya di hotel. Dimas tidak mengenalnya, tapi wanita itu berterima kasih kepadanya karena jika malam itu Dimas tidak memainkan lagu "Amazing Grace," wanita itu mungkin sudah melompat dari lantai dua hotel. Tidak lama kemudian, pria yang memaksa untuk diantar malam itu juga mendatanginya dan mengucapkan terima kasih karena tanpa bantuan Dimas, pria itu tidak akan sampai rumah tepat waktu dan menyelamatkan istrinya yang kesakitan akan melahirkan.

Kita mungkin melihat hidup ini melelahkan dan tidak ada artinya, bahwa tidak ada gunanya bagi kita ada di dunia. Akan tetapi ingatlah, setiap ciptaan pasti memiliki tujuan ketika diciptakan. Kita mungkin tidak pernah tahu dengan jelas apa tujuan kita diciptakan, namun saat kita hidup dengan baik menurut jalan yang Allah tentukan, tanpa kita rasa kita menghibur beberapa, menolong beberapa orang, menyelamatkan hidup beberapa orang lewat Kristus yang ada dalam hidup kita. Tetap lakukan yang terbaik dan yang berkenan bagi Allah!

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger