May 11, 2013

OBAT YANG MANJUR


Di dekat rumah saya ada seorang dokter baik hati yang membuka praktik di rumahnya tiap pagi dan sore. Tiap hari juga beliau selalu menerima kedatangan banyak pasien, baik dari daerah sekitar maupun dari luar daerah. Beliau juga sering membantu pelayanan kami di proyek dan sering juga membebaskan kami dari biaya berobat setiap kali kami datang meminta bantuan beliau.

Hal menarik yang saya dapati setiap kali saya memasuki ruangan praktik beliau adalah sebuah tulisan/slogan yang tertempel di dinding, yang berbunyi, "Hati yang gembira adalah obat." Pikir saya, "Lha, kalau ada slogan seperti ini di ruangan dokter, berarti kami (baca "pasien") tidak perlu berobat ke dokter lagi dong kalau sakit?"

Tidak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan penyakit datang dari pikiran orang itu sendiri. Jika ia merasa susah, tertekan, banyak pikiran, gelisah, kuatir, dan sejenisnya, maka jangan heran kalau orang itu tidak bisa makan enak (maksudnya sulit merasakan nikmatnya suatu makanan), atau sebaliknya, makan segala-galanya, tidur tak nyenyak, jantung berdebar-debar, dll. Orang yang sehat saja bisa jadi sakit gara-gara pikiran, apalagi mereka yang sudah/sedang sakit.

Allah sudah memberikan Alkitab sebagai pesan yang penuh dengan janji dan harapan bagi kita. Ia tidak ingin kita tinggal dalam kegelapan, situasi yang tanpa harapan dan kebahagiaan. Sebaliknya, Ia ingin kita hidup dalam damai sejahtera-Nya, damai sejahtera yang hanya dapat dimiliki jika kita berserah kepada-Nya. Baik tubuh, jiwa, roh kita, serahkan semuanya kepada-Nya. Setelah itu, berbahagialah, bergembiralah, karena kita tahu kita tidak akan ditinggalkan ataupun dibiarkan sendirian. Itu adalah obat terbaik dan termanjur dalam hidup ini.

Bapa di sorga, penuhilah hatiku dengan sukacita-Mu. Aku tahu bahwa dalam segala hal, baik itu hal baik, maupun hal buruk, Engkau selalu ada untukku. Aku mau bersukacita karena-Mu. Aku mau bergembira di dalam-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Amin.

Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.
Amsal 17:22

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger