May 25, 2013

MURID YANG TERSEMBUNYI 2


Sebelumnya kita sempat belajar tentang Nikodemus, murid Yesus yang tersembunyi. Kali ini kita akan melihat murid Yesus tersembunyi lainnya. Coba tebak, siapakah dia?

Alkitab mengatakan bahwa ia adalah orang kaya. Buktinya, ia anggota Majelis Besar, dan mempunyai kubur pribadi. Ia adalah orang yang baik dan benar. Ia berasal dari sebuah kota Yahudi, bernama Arimatea, dan ia juga menanti-nantikan Kerajaan Allah. Ia adalah orang yang berani meminta mayat Yesus kepada Pilatus dan yang memberikan kuburnya untuk tempat Yesus dimakamkan. Siapakah dia? Ya, benar, dialah Yusuf dari Arimatea.

Orang ini adalah pengikut Yesus yang lain, yang sekalipun dikatakan baik (sebagaimana beberapa penjelasan di atas), namun ternyata penakut. Ia takut mengungkapkan keberadaan dirinya sebagai murid Yesus secara terang-terangan kepada orang-orang Yahudi, karena itulah ia bertindak secara, dikatakan, "sembunyi-sembunyi.

Buat mereka yang pernah melakukan hal-hal secara sembunyi-sembunyi, saya ingin bertanya. Apakah Saudara merasa tenang ketika melakukannya? Apakah Saudara enjoy ketika melakukannya? Apakah dalam hati Saudara ada rasa takut bahwa Saudara akan ketahuan?

Melakukan sesuatu dengan sembunyi-sembunyi bukanlah sesuatu yang menyenangkan dan membuat orang nyaman. Selain rasa takut, ada rasa bersalah, rasa tidak tenang, kuatir, gelisah. Nah, kalau begitu, apakah Saudara akan terus-terusan melakukannya? Cara terbaik untuk mengatasi semua rasa "tidak enak" ini adalah berbuat "terang-terangan." Apapun yang Saudara lakukan, asalkan terang-terangan, beban Saudara akan terasa lebih ringan.

Terus menyembunyikan Yesus dalam hati tidak akan membuat hati kita tenang (sekalipun pilihan kita sudahlah benar, Yesus). Tapi, saat kita mengakui-Nya di hadapan manusia, semuanya itu akan terasa lebih melegakan. Mungkin akibatnya tidaklah baik. Kita ditolak, dijauhi, dibenci, dihina, tapi memang begitulah adanya. Saat ketakutan akan hal-hal itu terjadi, ingatlah bahwa Yesus akan mengakui kita di hadapan Allah jika kita juga mengakui-Nya di hadapan manusia.

Bapa, berikanlah kepadaku keberanian oleh karena Roh-Mu, untuk memberitakan bahwa Kaulah yang ada dalam hatiku. Aku tidak ingin lagi sembunyi-sembunyi. Mampukan juga aku untuk menghadapi segala kemungkinkan yang terjadi, seperti halnya janji-Mu bahwa Kau tidak akan pernah meninggalkanku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Amin.

Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, 
Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.
Matius 10:32

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger