May 05, 2013

TANGAN YANG TERBUKA


Salah satu rekan saya pernah mengatakan bahwa hal terbaik dan terindah dalam suatu ibadah mungkin adalah saat kita memberi persembahan. Kenapa? Dalam pujian dan penyembahan kita bisa mengangkat tangan, menyanyikan lagu-lagu dan kidung. Dalam firman perenungan kita bisa memberikan perhatian, hati dan telinga yang dengar-dengaran. Tetapi dalam persembahan, kita dituntut semuanya; rasa syukur saat memberi kepada Allah, menyembah Dia melalui pemberian kita, dengar-dengaran akan firman-Nya dalam hal memberi yang terbaik, dan hati yang rela untuk berkorban.

Mungkin karena terbiasa dengan persembahan, kita mulai menganggapnya remeh, sepele, padahal sebenarnya tidak demikian. Ingatkah kita ketika Yesus memperhatikan orang-orang di Bait Allah sementara mereka memasukkan uang ke dalam peti persembahan? Ia melakukannya karena ingin melihat uang orang-orang itu? Tentu saja tidak! Ia melakukannya karena ingin melihat seberapa besar nilai dari tindakan yang orang-orang itu ambil saat mereka memberi kepada Allah. Di tempat itulah Yesus melihat seorang janda miskin dengan dua peser uangnya, yang dengan rela hati memberikan SELURUH KEHIDUPANNYA kepada Allah.

Terkadang kita memberi kepada Tuhan dengan tangan yang tertutup. Apa artinya? Kita memang memberi, tapi sebenarnya kita menahan pemberian itu di tangan kita. Kita tidak rela melepaskan satu nilai yang "meremukkan" hati kita karena bagi kita nilai itu sangatlah berharga. Karena tangan yang tertutup ini, kita kesulitan untuk melihat bahwa sebenarnya Allah ingin memberikan berkat-berkat luar biasa kepada kita. Sayangnya, tangan kita tertutup. Lalu bagaimana cara kita menerima berkat-berkat itu jika tangan kita tetap tertutup.

Lepaskan persembahan kita dengan iman bahwa Allah sanggup memelihara. Saya tangan Saudara terbuka bagi Tuhan, bersiap-siaplah untuk menerima berkat-berkat luar biasa yang tidak pernah Saudara dengar dengan telinga, belum pernah Saudara lihat dengan mata, dan yang tak pernah timbul dalam hati Saudara.

Bapa, terima kasih untuk berkat-berkat-Mu sehingga aku masih dapat memberikan persembahan kepada-Mu. Ajar aku untuk memberi yang terbaik dari diriku, seluruh hidupku, suatu persembahan yang nilainya meremukkan hatiku, namun menyenangkan hati-Mu. Dan, nyatakanlah janji pemeliharaan-Mu, ya Bapa, agar nama-Mu semakin dipermuliakan dalam hidupku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Amin.

Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
Lukas 6:38

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger