May 01, 2013

BERJAGA-JAGA


Tidak lama ini saya dan rekan-rekan kerja saya membicarakan tentang teman-teman lama yang sudah jarang sekali kami temui. Dari beberapa teman yang masih kami ingat dan tahu kabarnya, pembicaraan kami akhirnya sampai pada beberapa teman yang dulu anak-anak Tuhan, alias Kristen, namun sekarang sudah bukan Kristen lagi.

Kami sempat menyayangkan perubahan yang teman-teman kami ini alami. Mereka dahulu adalah kawan dan rekan sejawat kami di ibadah-ibadah, persekutuan-persekutuan. Sekarang, mereka sudah tidak bersama kami dan justru mengikuti tuhan yang lain.

Salah satu hal yang menjadi perhatian saya adalah ketika salah satu rekan saya menyibak satu kenyataan yang pada saat itu, seolah berujung kepada kesimpulan yang menyakitkan. Ia berkata, "Dulu itu, si "ini" guru sekolah minggu, si "itu" juga guru sekolah minggu, yang "satunya" juga pernah jadi guru sekolah minggu. Sekarang semuanya malah ikut suami, khusuk sekali pada tuhan yang yang baru.

Apakah Anda memikirkan yang saya pikirkan?

Dari pernyataan rekan saya, kita setidaknya dapat membuat setidaknya tiga kalimat penting. Pertama, ketiga orang yang meninggalkan Tuhan itu dulunya adalah aktivis gereja; guru-guru sekolah minggu. Kedua, mereka meninggalkan Tuhan karena pasangan mereka. Ketiga, seorang guru sekolah minggu pun dapat murtad kepada Allah, bahkan benar-benar meninggalkan-Nya demi allah-allah lain.

Saudaraku, setelah melihat kasus di atas, saya yakin kita merasa semakin waspada terhadap pekerjaan iblis. Bagaimana tidak? Ia dapat menarik orang-orang yang mencintai Tuhan lewat pekerjaan-Nya sampai sedemikian rupa; benar-benar murtad. Dengan cara apa? Dengan cara-cara yang ia tahu dapat membuat kita dengan mudah terjebak dalam perangkapnya, salah satunya adalah pasangan kita. Sungguh ironis bukan? Demi cinta manusia, mereka yang dahulu begitu mengasihi dan membaktikan dirinya bagi Allah (untuk mengajar anak-anak kecil tentang iman kepada-Nya), justru memilih untuk meninggalkan Dia.

Jika pelayan-pelayan saja bisa jatuh, apalagi kita yang jarang sekali turut ambil bagian dalam pelayanan. Jika Yudas yang selalu bersama Yesus saja bisa berkhianat, apalagi kita yang tidak pernah bertemu muka dan selalu bersama-sama Dia. Jika malaikat-malaikat yang menyertai Allah dalam kekekalan di sorga saja bisa jatuh juga, apalagi kita yang masih tinggal di dunia. Kita membutuhkan kasih karunia yang lebih besar untuk tetap bertahan dalam keselamatan Allah. Kalau kita membiarkan diri kita jatuh dalam jebakan iblis, lewat harta, posisi, cinta, dll, maka celakalah kita.

Inilah waktunya kita berserah dan semakin mendekat kepada Allah, senantiasa berjaga-jaga dari segala tipu daya iblis yang berniat menjauhkan kita dari-Nya. Jangan pernah terpesona oleh keindahan dan cinta yang ditawarkan dunia, karena semua itu hanya sementara.

Bapa di sorga, Engkau tahu hatiku lebih dari siapapun. Engkau tahu apakah aku dapat dipercaya dan bisa setia sampai akhir atau tidak. Ajarlah aku untuk berjaga-jaga ya, Bapa, dan pukullah aku jika aku mulai menyimpang dari jalan-Mu. Bagiku, pukulan-Mu akan lebih baik dari neraka yang akan aku tuju, karena itulah yang akan menyelamatkanku. Di dalam nama Tuhan Yesus, Amin.

Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
1 Petrus 5:8

1 komentar:

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger