October 20, 2013

CUKUP BERHARGAKAH IA?

0 komentar

Beberapa waktu ini ada berita yang menarik perhatian saya. Seorang direktur melamar putri tanpa lengan. Saya penasaran, putri dari negara mana yang tidak punya lengan tapi kemudian dinikahi oleh seorang direktur? Ternyata, ia bukanlah seorang putri, melainkan namanyalah Putri. Berawal dari tulisan si gadis di dunia maya, sang direktur akhirnya mempunyai kesan tersendiri setelah membaca dan mengetahui kisah hidupnya; ia ingin mengenal gadis itu lebih dekat. Akhirnya, sesuai dengan berita yang saya singgung sebelumya, keduanya menikah.

Kesannya romantis sekali ya. Seperti novel atau drama cinta saja. Hal yang demikian ternyata benar-benar terjadi di dunia nyata. Seseorang yang bisa menerima keadaan pasangannya, bagaimanapun ia. Saya yakin sang direktur melakukannya karena ia melihat pasangannya cukup berharga untuk menerima lamarannya. Apapun kata orang, ia pasti sudah memikirkan baik-baik keputusannya itu. Ia tahu bahwa lamarannya adalah pengorbanan (ah, bukan!), pemberian yang pantas untuk wanita yang istimewa baginya.

Tidak jauh beda dengan berita yang satu ini. Seorang bapak meninggal ketika mengantri untuk mendapatkan daging kurban. Kita yang mendengar berita ini mungkin akan merasa miris, banyak orang rela berdesak-desakan, saling mendorong, bahkan (mungkin tidak sadar) menggencet atau menginjak orang lain demi sepotong daging. Alhasil, satu nyawa melayang. Kira-kira, apa yang membuat orang sebanyak itu rela mengantri sampai segitunya? Bukankah karena mereka merasa bahwa sepotong daging itu cukup berharga untuk menerima pengorbanan mereka?

Kalau sikap kita setiap kali memberi seperti ini, menganggap bahwa orang atau pihak yang menerima pemberian kita cukup berharga, maka kita pasti akan memberi dengan tidak tanggung-tanggung. Nilai keputusan pemberian kita pasti tidaklah kecil, karena kita pasti akan memberi dengan segenap hati dan kerelaan, bahkan jika itu adalah pengorbanan yang besar. Bagaimana bisa? Karena itu tadi, kita melihat mereka cukup berharga untuk menerima pengorbanan kita. Sekarang, bisakah kita melihat Allah dan setiap orang di sekita kita cukup berharga untuk menerima pengorbanan kita?
Continue reading ...

October 17, 2013

TUGAS ISTIMEWAKU

0 komentar

Menerima tugas besar bisa menjadi kebanggaan tersendiri. Kita mendapat kepercayaan yang demikian menandakan bahwa kita orang yang dapat dipercaya dan diandalkan. Akan tetapi, jika tanggung jawab itu menuntut pengorbanan yang tidak sedikit juga dari kita, akankah kita tetap mengambilnya dan merasa bangga atasnya? Jika tugas besar itu harus kita bayar dengan harga yang mahal, apakah kita tetap menerimanya dengan senang hati dan sukarela?

Maria adalah seorang wanita yang menurut saya sangat berani. Ketika malaikat Tuhan datang kepadanya, kita pasti langsung berpikir bahwa Maria menerima anugerah yang sangat besar. Namun, di balik kedatangan sang malaikat, ada tugas besar yang menuntut tanggung jawab besar dari Maria. Ia diminta untuk mengandung bayi Yesus sebelum ia resmi menikah dengan Yusuf. Ia diminta untuk mengambil resiko dicela banyak orang jika hal itu benar terjadi. Ia diminta untuk memberikan kebebasan, waktu, pikiran dan tenaga yang seharusnya digunakan untuk keluarga barunya demi bayi ajaib itu. Ia diminta untuk menjaga bayi Juruselamat, meski ia harus menjadi pelarian di Mesir. Ia diminta untuk tabah dan kuat, melihat anak yang pernah lahir dari kandungannya mati disiksa di hadapan banyak orang. Ia diminta untuk berkorban jauh lebih besar dari ibu manapun di dunia ini.

Apa yang bisa kita pelajari dari Ibu Maria? Jawabannya, banyak sekali, dan salah satunya adalah tentang tanggung jawab. Kalau kita menerima tugas seberat itu, relakah kita menerimanya? Mungkin kita akan meminta waktu kepada malaikat untuk memikirkannya, mungkin juga kita akan langsung menolak begitu mendengarnya. Tapi berbeda dengan Maria, ia dengan rendah hati menaati amanat itu, ia bahkan merasa dirinya layak untuk disebut berbahagia karena tugas istimewa itu. Sungguh Allah tidak salah pilih wanita, Maria adalah seorang wanita yang luar biasa.

Tugas apa yang Tuhan percayakan kepada kita hari-hari ini lewat orang-orang di sekitar kita? Apakah kita menerimanya dengan semangat? Apakah awalnya kita mengiyakannya dengan semangat, lalu sekarang kita mulai merasa lelah? Ataukah kita langsung menolaknya? Ketika Tuhan datang kepada kita dengan sebuah tugas, maka itu berarti kita orang yang istimewa untuk tugas istimewa itu. Jangan menolak atau mengerjakannya dengan setengah hati karena Tuhan sedang menjalankan rencana-Nya lewat tanggung jawab itu. Jangan merasa diri tidak mampu karena Tuhan pasti akan memampukan kita untuk menyelesaikannya, karena begitu Ia datang kepada kita, dalam hati-Nya Ia tahu bahwa kitalah orang yang tepat untuk mengerjakannya. Jadi, jangan lari atau berhenti. Terima dan kerjakan saja!! Go! Go! Go!
Continue reading ...

October 15, 2013

MENGEJAR KEKEKALAN

0 komentar

Saya merasa heran dengan berita-berita yang muncul di media massa akhir-akhir ini. Kebanyakan isinya adalah tentang korupsi. Pimpinan MK jadi tersangka korupsi. Seorang gubernur juga dikabarkan membentuk struktur pemerintahan dinasti dan diduga korupsi. Tidak berhenti di situ, beberapa teman saya juga sharing tentang kejanggalan-kejanggalan yang terjadi di tempat mereka melayani, dan semua itu berhubungan dengan uang dan kedudukan. Dalam hati saya bertanya-tanya, sepenting itukah uang dan jabatan sampai-sampai orang tidak lagi takut dengan Tuhan? Kalau bukan orang Kristen saya mungkin tidak akan terlalu heran, tapi kalau mereka Kristen, pelayanan, hamba Tuhan bahkan??

Alkitab mengatakan bahwa umur manusia di dunia mungkin berkisar antara 70-80 tahun. Waktu yang kelihatannya lama untuk dijalani, namun sebenarnya singkat jika dinikmati. Tapi di luar itu, apakah kita tidak hidup sama sekali? Atau jika roh kita yang hidup, dalam masa apakah kita hidup? Kekekalan jauh lebih panjang dari sekedar 70-80 tahun, bahkan 80 tahun mungkin hanya satu titik kecil dari benang panjang kekekalan. Jadi, seberapa pentingkah harta dan kedudukan manusia di dunia bagi satu benang kekekalan yang tak terbatas?

Kalau saja saya tidak pernah membaca Alkitab dan mengetahui tentang kekekalan, surga dan neraka, saya mungkin akan hidup di dunia dengan bebas, semau saya. Hidup bagi diri sendiri, demi memenuhi keinginan saya sendiri. Saya tidak akan merasa peduli tentang orang lain, saya akan sangat giat mencari uang dan mengejar jabatan tertinggi. Tapi karena saya tahu bahwa hidup di dunia tidaklah semudah dan senyaman itu, saya tidak bisa berbuat seenaknya. Ada konsekuensi dari setiap tindakan saya, dan itu berdampak pada kekekalan-apakah saya layak untuk berada satu tempat bersama-sama dengan Allah atau sebaliknya, dihalau dari pada-Nya?

Mereka yang mengenal Allah dan tahu isi hati-Nya akan belajar untuk tunduk serta takut akan Dia. Mereka tidak akan hidup sembarangan dan serampangan, berbuat ini dan itu, karena mereka tahu hanya ada dua jalan yang menanti di kekekalan, surga dan neraka. Di luar semua rasa takut akan neraka, mereka yang mengenal Allah pasti tidak ingin melakukan hal-hal yang menyenangkan diri mereka sesaat, namun menyakiti hati-Nya. Entah itu uang ataupun kedudukan tidak akan dapat menyerongkan jalan mereka dari Allah, karena mereka tahu bahwa yang bersifat kekal jauh lebih berharga dari pada yang tidak kekal.

Bapa, terima kasih untuk kasih-Mu lewat peringatan-peringatan-Mu. Ajarku untuk mengerti dan mengejar kekekalan dalam-Mu, meski itu berarti tidak ada harta yang belimpah ataupun kedudukan tinggi padaku. Di dalam nama Tuhan Yesus, Amin.
Karena harta benda tidaklah abadi. Apakah mahkota tetap turun-temurun?
Amsal 27:24
Continue reading ...

October 11, 2013

TEMPAT PELARIANKU

0 komentar

Saat semua terjadi di luar harapan
saat situasi tak lagi terkendali akal pikiran
itulah saatnya ku berdiam dan bernafas tenang

Kejadian demi kejadian mengalir bersama angin
menanti waktunya untuk dinyatakan
Aku bisa berusaha dan berupaya
namun tak semua hal terjadi sesuai anganku

Aku mungkin bersedih dan kecewa
aku mungkin menangis dan meratap
tapi apa itu mengubah keadaan
apakah itu dapat merubah kenyataan?

Aku bisa saja marah dan memberi jawab
aku bisa saja bangkit dan memberi perlawanan
tapi apa itu akan berdampak baik
apakah itu sesuai dengan kehendak-Mu?

Aku akan memilih jalan-Mu
dalam diam dan doa
Aku akan memilih cara-Mu
dalam berkat dan bukan kutuk

Izinkan aku mengatakan "Berbahagialah"
biarkan aku mengatakan "Diberkatilah"
Jauhkanlah aku dari pilihan yang salah
mencari pembalasan untuk diriku sendiri

Engkaulah jawaban atas segala keadaan
dan kepada-Mulah aku akan berserah
ya Allah, yang tidak pernah tidur
Continue reading ...

October 09, 2013

AKU MAU PERCAYA

0 komentar

Untuk pertama kalinya saya membonceng ibu saya bersepeda motor. Sebelumnya beliau lebih senang mengayuh sepeda sendiri, hingga akhirnya saya memutuskan untuk membujuknya agar mau saya antar, mengingat usia beliau sudah semakin lanjut dan tidak boleh terlalu capai. Bujukan saya berhasil, beliau bersedia untuk bersepeda bersama saya.

Beberapa kali pertama saya membonceng beliau, saya merasa sedikit kesulitan dan kelelahan. Kok bisa? Padahal saya tidak perlu mengayuh atau mengeluarkan usaha dan tenaga besar selama mengantarnya. Saya hanya perlu mengarahkan kemudi ke depan, ke kanan, atau ke kiri. Saya juga hanya perlu membuka atau menutup gas dengan satu tangan dan menjaga rem belakang dengan tangan yang lain. Tapi kenapa saya merasa begitu kelelahan ya?

Setelah saya perhatikan dan bandingkan, ketika saya menyetir sendiri atau membonceng orang lain, rasanya sangat berbeda ketika saya sedang membonceng ibu saya. Beliau terasa begitu kaku. Badannya selalu condong ke kanan sehingga saya sedikit kesulitan untuk menjaga kemudi saya agar tetap lurus. Di tiap tikungan dan keramaian beliau seperti gelisah dan memegang saya erat-erat. Badannya seolah sukar untuk belok ketika saya harus belok, dan sukar untuk jejak ketika saya harus lurus. Rasanya berat sekali. Seolah saya bukan sedang membonceng melainkan sedang menggendongnya. Apakah Saudara pernah mengalami hal serupa?

Selidik punya selidik, saya akhirnya mengetahui alasan di balik "kakunya" ibu saya setiap kali saya bonceng, dan jawabannya adalah: 1. takut, 2. beliau masih belum sepenuhnya percaya kepada saya. Tuh kan? Ibu saya saja belum tentu percaya kepada saya.

Saya mungkin pernah di posisi ibu saya, saya dibonceng dan ternyata membuat orang yang membonceng saya kurang nyaman karena kekakuan (baca: ketidakpercayaan) saya. Lalu, bagaimana kalau hidup ini diibaratkan Tuhan sedang membonceng kita? Apa yang kira-kira Ia rasakan? Di luar kejadian ini saya belajar satu hal, yaitu bahwa rasa takut dan ketidakpercayaan tidak akan membawa hal baik, juga tidak akan membantu apapun. Sebaliknya, hal itu hanya akan menyulitkan, bukan hanya untuk kita sendiri, tapi juga orang yang tidak kita percayai. Kalau Tuhan adalah orang itu, ketidakpercayaan dan ketakutan kita hanya akan membuat rencana-Nya berjalan kurang mulus. Ia ingin kita belok tapi badan kita seolah tidak ingin belok. Kalau terus demikian, Ia mungkin akan menepi dan berhenti, lalu menegor kita, "Kenapa kamu tidak percaya kepada-Ku?"

Kita boleh tidak percaya kepada manusia, tapi kita wajib percaya kepada Allah. Singkirkan segala ketakutan dan ketidakpercayaan dari benak kita supaya Allah dapat dengan mudah membawa kita ke manapun Ia mau. Kita tidak ingin rencana-Nya gagal karena kesalahan kita sendiri, bukan?
Continue reading ...

October 05, 2013

JANGAN MALAS

0 komentar
 
Tidur? Siapa yang tidak butuh tidur? Siapa yang tidak suka tidur? Semua orang butuh tidur, selain untuk mengistirahatkan tubuh dari kelelahan berlebih, tidur juga dapat membantu otak kita untuk lebih fokus dan mengingat lebih baik. Akan tetapi, bagaimana dengan mereka yang justru suka tidur? Baikkah ini?

Alkitab mengingatkan kita agar tidak menghabiskan terlalu banyak waktu untuk tidur. Kita boleh tidur karena kita memang butuh tidur, namun terlalu sering tidur justru membuat tubuh kita terbiasa bersantai hingga akhirnya kita cenderung bermalas-malasan. Siapa yang bisa menolak nyamannya kasur dan hangatnya selimut? Siapa juga yang bisa menahan mata untuk tidak terpejam?

Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring" -- Amsal 6:9-10

Penulis Amsal menyebut mereka yang suka tidur sebagai pemalas, bukan atas dasar teori saja melainkan atas dasar fakta: terlalu sering tidur akan membuat badan kita sakit semua sehingga kita jadi malas untuk melakukan pekerjaan lainnya. Dan akibat bagi mereka yang malas adalah kemiskinan. Wah, benarkah demikian? Hanya karena tidur seseorang bisa jatuh miskin?

Ketika kita diminta untuk belajar dari semut yang menyediakan persedian musim dinginnya di musim panas, Alkitab sementara berbicara tentang hidup dengan hikmat, bagaimana menggunakan waktu dengan baik. Kita semua sama-sama punya 24 jam dalam sehari untuk dilalui, yang sebaiknya digunakan dengan baik dan bijaksana. Ketika kita tiduuuuuuurrr terus-sementara orang lain menggunakan waktunya untuk belajar dan bekerja-maka kita akan kehilangan rejeki yang sebenarnya menjadi bagian kita.

Kalau badan kita merasa lelah atau sudah tiba waktunya untuk kita beristirahat, maka ambillah waktu untuk tidur untuk memulihkan kekuatan kita. Kalau kita justru sampai pada kebiasaan di mana kita sangat suka tidur, maka ingatlah bahwa kemiskinan dan kekurangan sudah menanti di ambang pintu.

Bapa, terima kasih untuk teguran dan peringatan-Mu. Bantulah aku untuk hidup berhikmat dan tidak menyukai tidur. Ajar aku untuk menjadi anak-anak-Mu yang rajin, yang tahu bagaimana menggunakan waktu dengan baik. Terima kasih, Bapa, Amin.

Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak:  biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.
Amsal 6:6-8
Continue reading ...

October 01, 2013

APA YANG KULAKUKAN?

0 komentar

Apa yang akan kulakukan saat emosiku diuji?

Aku akan menarik nafas dalam-dalam dan berusaha menenangkan diri.
Aku akan meninggalkan mereka yang memancing emosiku dan mencari tempat untuk menyendiri.
Aku akan mencoba untuk berpikir jernih.
Aku mungkin akan muntab dalam hati tapi tetap berusaha untuk menutup mulut ini.
Aku akan menjauhkan diri dari handphone atau uang,
semua yang dapat mendorongku untuk menghubungi atau mendatangi mereka yang menyakiti hati.
Aku akan menangis sesenggukan atau meremas-remas bantal agar emosiku tersalurkan,
tapi aku tidak akan menghujat ataupun mencaci.
Setelah itu aku akan memejamkan mataku dan berkata-kata dalam doa,
mengutarakan semua isi hatiku hanya kepada Allah.
Aku akan minta kesabaran dan kemurnian hati dalam berpikir dan bertindak.
Lalu aku akan berusaha menerima semua yang Dia katakan kepadaku.
Aku akan melepas berkat dan pengampunan atas mereka yang melukai hatiku.
Aku... tidak akan mau dikalahkan oleh emosi sesaatku!
Continue reading ...

September 18, 2013

TAK HENTI MEMBERI

1 komentar

Saya mengenal seorang ibu yang belum lama ini bergabung di gereja kami. Saya tahu ia bukan orang kaya, jadi setiap kali selesai ibadah, saya sempatkan untuk menyalami dan memberinya sedikit uang. Hal itu berulang kali terjadi. Meski tidak banyak, saya usahakan untuk memberinya sedikit uang, sekalipun itu berarti saya tidak punya uang lagi ketika saya pulang dari gereja.

Satu saat saya kehabisan uang, dan hanya 2 ribu rupiah yang tersisa di saku saya. Ibu itu tidak pernah lupa menyalami tangan saya, berharap kalau-kalau saya bisa memberinya uang. Tapi masakan saya memberinya hanya 2 ribu, kata hati saya. Sepulang ibadah saya seolah merasa tidak tenang. Wajah ibu itu selalu terbayang dalam benak saya. Saya berpikir, "Andai saja tadi saya punya cukup uang untuknya?"

Tuhan tahu isi hati saya, karena Ia tahu segalanya. Ia juga tahu kebutuhan saya dan keluarga saya. Hari ini, keponakan saya datang dari luar pulau. Kedatangannya tidak saya bayangkan sama sekali karena sejak neneknya yang di sini meninggal, saya pikir ia tidak akan mengunjungi pakdenya lagi. Namun hari ini ia datang dan menjadi saluran berkat Allah untuk saya dan keluarga. Dari kami ia tahu rumah bahwa rumah neneknya akan kami perbaiki melihat banyaknya kayu yang sudah rapuh sehingga rumah itu bisa roboh sewaktu-waktu. Ia menawarkan bantuan dan memberi pakednya (suami saya) sejumlah uang untuk keperluan sehari-hari. Tahukah Saudara? Jumlah pemberiannya adalah beberapa kali lipat dari uang yang biasa saya sisihkan untuk ibu tadi.

Allah kita adalah pemelihara. Ia tidak akan pernah membiarkan anak-anak-Nya yang sungguh-sungguh mencari Dia kekurangan dan meminta-minta. Ia justru akan memberkati mereka supaya mereka bisa memberi, bukan meminta, lebih dan lebih lagi. Jadi, buat Saudara yang Tuhan gerakkan untuk memberi, jangan pernah berhenti memberi. Terpujilah Tuhan!!!
Continue reading ...

September 17, 2013

PARASIT TERBURUK SEPANJANG MASA

0 komentar

Hewan ini seperti alien. "Masa sih?" Ia benar-benar menjijikkan, mengerikan, membuat bulu kudu merinding.
Hewan ini bisa mengendalikan pikiran hewan lain, menguasai tubuh dan menghilangkan nyawa inangnya.

Cacing serangga menurut saya adalah salah satu parasit paling mengerikan di muka bumi. Setelah hidup di kotoran hewan dalam bentuk serat, ia menunggu serangga atau siput datang "membawanya". Dengan mudahnya lengket di lendir siput, ia mulai tumbuh dalam tubuh siput dan mengisi tentakelnya, menunggu sampai ada burung yang akan memakan siput itu hingga ia bisa menyebar lebih banyak lewat kotoran burung yang memakannya. Kalau tidak juga ada burung yang datang memakan siput itu, parasit inilah yang menguasai pikiran siput itu untuk merangkak ke dedaunan yang paling atas, tempat yang paling mudah dilihat oleh para burung, untuk bunuh diri.

Jika ia mendapat kesempatan lebih cepat untuk "tertangkap" oleh serangga, ia akan langsung berkembang dalam tubuh inangnya sampai tubuh inang itu penuh dengan dirinya. Dan bila sudah waktunya, bila serangga itu bersentuhan dengan air, itulah saat di mana cacing ini keluar. Seperti benang yang panjang dan meliuk-liuk, ia keluar dari tubuh inangnya yang tentunya sudah tidak "hidup" lagi. Kalau Anda melihatnya sendiri, Anda tidak akan percaya dengan apa yang Anda lihat, dan Anda pasti akan merasa ngeri.

Cacing serangga parasit bisa digambarkan sebagai dosa. Ia bisa hidup dalam dalam diri siapa saja, menanti saat yang tepat untuk segera menyatakan jati dirinya. Begitu menemukan tempat hidup yang tepat, hati yang kosong, jiwa yang tidak diisi oleh firman Allah, ia akan langsung beraksi. Ia mulai berkembang biak, tumbuh dalam tubuh inangnya sebagai parasit. Tanpa disadari oleh si inang, parasit ini memenuhi tubuhnya, membuat inang itu alat baginya, membuat inang itu sebagai dirinya. Dan akhirnya, parasit dosa ini matang betul, keluar setelah membunuh sang inang.

Alkitab memberitahu kita bahwa keinginan jahat/dosa seringkali menanti di depan pintu kehidupan kita. Begitu ada celah, ia akan masuk dan tumbuh dalam diri kita. Ia dibuahi setiap kali kita menuruti kehendaknya, dan matang ketika kita terus membiarkannya. Kalau sudah demikian, buah apa yang dihasilkannya? Ya... maut. Lalu, setelah mengetahui dan mengerti akan semua ini, apakah kita akan tetap tinggal dalam dosa? Pilihlah saat ini juga, Saudaraku, untuk memilih yang benar. TINGGALKANLAH DOSA DAN JANGAN PERNAH MENYENTUHNYA LAGI!!!
Continue reading ...

September 16, 2013

TINGGALKAN KEBIASAAN BURUK

1 komentar

Kebiasaan apa yang Anda miliki? Apakah kebiasaan-kebiasaan itu baik, ataukah jelek?

Membuang sampah di tempatnya, hidup teratur dan disiplin, menyetir sesuai aturan, minum air putih sesuai kebutuhan tubuh adalah beberapa di antara sekian banyak sikap baik. Kalau semua orang menerapkannya dan menjadikannya kebiasaan sehari-hari, ahh... alangkah indahnya hidup dan bumi ini.

Akan tetapi, sadarkah kita bahwa ada hal-hal lain juga yang patut dijadikan kebiasaan dalam hidup ini? Tahu berterima kasih, menghargai orang lain, menghormati kepentingan bersama adalah sedikit dari hal-hal yang sepatutnya menjadi kebiasaan, bahkan lebih dari itu, menjadi karakter kita.

Mereka yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak tahu cara menghargai orang yang lebih tua, akan bersikap tidak menghormati orang lain yang lebih tua darinya, baik itu di lingkungan belajar, bekerja. Mereka yang tumbuh tanpa diajari kapan harus berterima kasih atau cara untuk meminta tolong akan sering berbicara dengan nada dan bahasa memerintah. Pada dasarnya, segala hal yang terjadi di sekitar akan berdampak kepada kita dan membentuk kita. Pada dasarnya, segala hal yang biasa kita lakukan lama-kelamaan akan menjadi karakter kita.

Karakter seperti apa yang kita ingin orang lain lihat dari diri kita? Yang baik atau yang buruk? Terkadang untuk menilai diri sendiri kita membutuhkan pendapat orang lain, karena jawabannya akan lebih obyektif. Saat kita mengenal diri kita dari mata mereka, dari situ kita bisa tahu apa yang harus kita perbaiki. Bila kita ternyata orang yang pemarah, tidak dapat diatur, tidak suka belajar, pendendam, tidak simpatik, maka kita harus berubah. Apakah hal ini akan mudah? Tidak ada yang mengatakan bahwa merubah kebiasaan yang sudah mendarah daging akan mudah, tapi bersama Yesus hal yang demikian akan dimungkinkan. Kita bisa berubah!

Bapa, selidikilah aku, tiliklah hatiku, dan bukakanlah segala yang tidak Kaukenan dari dalam diriku. Aku datang untuk mendengar suara-Mu, bahkan jika itu teguran dan peringatan. Aku mau berubah, Bapa, dan aku butuh bantuan-Mu. Bantu aku untuk menjadi lebih baik, menjadi seperti yang Kau mau, menjadi seperti diri-Mu. Amin

Sebab itu, buanglah setiap kebiasaan yang kotor dan jahat. Terimalah dengan rendah hati perkataan yang ditanam oleh Allah di dalam hatimu, sebab perkataan itu mempunyai kekuatan untuk menyelamatkan kalian.
Yakobus 1:12
Continue reading ...

September 15, 2013

DIA SETIA

0 komentar

"Setia-Mu Tuhan, tegar seperti langit"
Aku bersyukur punya Allah seperti-Mu
yang tidak pernah lalai ataupun ingkar
Tak ada kesetiaan seperti setia-Mu

"Janji-Mu s'perti fajar pagi hari,
yang tiada pernah terlambat bersinar"
Seumur hidup ini tiada kudapati janji s'perti janji-Mu
Pasti, nyata, tak bercela, dapat kupercaya

"Kaulah harapan dalam hidupku"
Kondisi boleh tidak pasti dan membuatku sedih,
namun di dalam-Mu kutemukan jawaban,
harapan yang membangkitkan iman

"You are my Father, provider, You're my deliverer"
Kudapatkan kasih yang tak pernah pudar,
kutemukan penyedia yang taka pernah tidur
Engkaulah pembebasku, penyelamatku

Terima kasih Tuhan, untuk segalanya.
Saat aku hilang jalan dan tidak tahu ke mana untuk berharap
Engkau memberikan jawaban yang tak kuduga
Pekerjaan-Mu baik dan karena itu, aku percaya pada-Mu
Continue reading ...

September 14, 2013

BERKAT PEMULIHAN

0 komentar

Pernahkah Anda mendengar tentang Akhan? Ya, kita mengenalnya dari kasus "dosa Akhan". Wah, ngomong-ngomong apa yang sudah dilakukannya? Yosua 7 memberi tahu kita bahwa Akhan sudah mencuri dari barang-barang yang seharusnya dikhususkan, dan karena kesalahannya itu orang Israel kalah melawan orang Ai. Tiga puluh enam orang Israel tewas dalam pertempuran itu, semua karena kesalahan satu orang.

Kejadian ini mengajar kita tentang satu hal penting, yaitu bahwa dosa tidak hanya mempunyai dampak pada diri satu orang, melainkan orang-orang di sekitarnya juga. Seperti halnya Akhan, saat kita berbuat dosa dan membuat sedih hati Allah, bukan hanya kita yang menerima konsekuensi dari dosa itu, orang-orang di sekitar kita juga.

Rekan sepelayanan kami adalah pemimpin kelompok gereja, sayangnya ia masih hidup dalam miras dan suka mabuk-mabukan. Satu ketika pemimpin kami berbicara kepadanya dan memintanya untuk berubah demi pemulihan hidup yang bisa dialaminya. Dan benar... Setelah ia memutuskan untuk menjalani hidup yang baru, ia diberkati, keluarganya juga diberkati, dan Allah mengangkatnya menjadi salah seorang pembina dan pemimpin kami yang aktif dengan pelayanan yang memberkati hingga kini. Saya juga demikian. Saya pernah jatuh dalam pornografi dan mengalami banyak kegagalan. Namun ketika saya mohon ampun kepada Allah dan meminta pemulihan, memutuskan untuk berubah agar bisa membuktikan sendiri firman Tuhan ini, sekarang saya diberkati dengan pekerjaan yang baik dan keluarga yang setia melayani.

Apakah Anda masih hidup dalam dosa? Apakah Anda merasa sering gagal dan sulit untuk maju dalam hidup? Jika ya, bertobatlah sekarang, bukan demi Anda sendiri melainkan juga untuk orang-orang yang Anda kasihi. Jika Anda ingin bangsa, kota, pekerjaan, studi, gereja, keluarga Anda diberkati, tinggalkanlah dosa, maka Anda akan melihat pemulihan yang belum pernah Anda lihat dari Allah sebelumnya terjadi dalam hidup Anda.

Bapa, ampunilah segala dosa-dosaku. Aku bersalah tidak hanya pada-Mu, tapi juga kepada mereka yang ada di sekitarku. Aku tidak sadar bahwa dosaku telah melukai mereka juga. Bapa, pulihkanlah hidupku. Aku mau hidup dalam firman dan jalan-jalan-Mu. Amin

dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.
2 Tawarikh 7:14
Continue reading ...

September 13, 2013

TAAT PERATURAN

0 komentar

Sebagai seorang staf human resources, saya meneliti alasan di balik tidak dilanjutkannya kontrak beberapa karyawan perusahaan kami. Di antara sekian banyak sebab, alasan yang paling umum adalah pelanggaran. Sudah diberitahu tugas-tugasnya, masih saja tidak dilaksanakan. Sudah diwanti-wanti jangan terlambat atau bolos, masih juga dilakukan. Sudah diperingatkan agar kesalahan-kesalahan yang lalu tidak diulangi, tetap saja dikerjakan. Intinya, bagi orang-orang ini peraturan seolah dibuat untuk dilanggar.

Kita manusia hidup di dunia dengan berbagai macam peraturan. Orang percaya dan mereka yang tidak percaya sama-sama hidup dalam peraturan. Berlalu lintas sesuai rambu-rambu jalan. Saling menghormati satu sama lain; tua-muda, atasan-bawahan, suami-istri, orang tua-anak. Hidup di desa ataupun di kota, bahkan di hutan dan lautan, juga makhluk hidup lain di dalamnya, pasti memiliki aturan. Masalahnya adalah, kita mau menaatinya atau tidak. Kalau semua orang memilih untuk melanggar, maka dunia ini pasti akan semrawut dan tidak karuan. Kalau begitu, apakah kita termasuk mereka yang berpikir bahwa peraturan ada untuk dilanggar?

Alkitab juga memberikan kepada kita banyak peraturan. Jangan begini, jangan begitu. Lakukan ini, lakukan itu. Tinggal kita mau taat atau tidak, itu Allah serahkan kepada kita. Allah kita sungguh luar biasa, bukan? Di tengah dunia yang diciptakan-Nya dengan begitu indah, Ia membebaskan kita untuk taat atau tidak taat. Dengan mengambil resiko bahwa ciptaan-Nya akan hancur karena ketidaktaatan, Ia memilih untuk mengasihi kita dengan memberi kita kebebasan untuk memilih. Ia memberi tahu kita konsekuensi dari setiap tindakan yang kita ambil, dan mendorong kita untuk melakukan kebenaran supaya kita tidak perlu menanggung konsekuensi itu. Sayangnya, kita seringkali bandel, ya ndak? Sudah tahu dosa, masih saja kita lakukan.

Sebagai supervisor human resources tertinggi di alam semesta, Allah tidak memecat kita karena kesalahan kita. Ia sebaliknya menanggung kesalahan kita dan membiarkan diri-Nya menerima sanksi yang berat itu, maut. Kalau kita karyawan yang baik, akankah kita menyia-nyiakan pengorbanan pimpinan kita itu?

Jadilah orang-orang yang taat kepada setiap perkataan Allah. Kejarlah kebaikan dan ketaatan. Bukannya rugi, kita justru akan mendapat banyak keuntungan dari sikap kita itu karena Allah memperhitungkannya.

Bapa, terima kasih peringatan-peringatan-Mu. Itu adalah terang bagi jalan-jalanku. Tunjukkanlah kepadaku jalan-jalan-Mu supaya aku tidak sesat, dan tegorlah aku bila jalanku mulai serong agar aku jauh dari maut. Di dalam nama Tuhan Yesus, Amin.

Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan.
Amsal 13:13
Continue reading ...

September 12, 2013

SEPERTI LEBAH MADU

0 komentar

Hari ini teman saya menceritakan suatu perumpamaan kepada saya tentang memberi. Di situ ia memberikan tiga contoh hal yang berbeda sehubungan dengan memberi; ada batu api, spons, dan lebah madu.

Batu api selain unik, namanya memang berkaitan dengan api. Kita bisa membuat api dari batu api tapi bukan berarti kita bisa membuat nyala api besar keluar darinya. Ia hanya seperti pemantik yang memberi percikan (pancingan) kecil api. Spons berbeda lagi. Ia tidak bisa membuat api, namun bisa menyerap cairan di sekitarnya. Sayangnya, seringkali untuk mengeluarkan air dari dalam spons kita harus memerasnya. Lebah juga beda lagi. Lebah akan tinggal dalam koloni dan bekerja untuk mengumpulkan madu. Bagaimanapun banyaknya madu yang dipanen oleh peternak lebah, lebah akan tetap mengumpulkan madu yang manis.

Dalam kaitannya dengan memberi, teman saya tidak menyarankan saya untuk menjadi seperti batu api yang cuma sedikit-sedikit saja kalau memberi, atau seperti spons yang harus dipaksa (diperas) agar memberi (mengeluarkan sesuatu). Di luar kedua hal itu, teman saya ini mengingatkan saya untuk memberi seperti halnya lebah, yang akan terus dan terus menghasilkan madu yang manis untuk dinikmati siapa saja. Nah, selama ini kita termasuk pemberi yang seperti apa ya? Batu api, spons, atau lebah?

Memberi adalah salah satu bentuk kasih. Kita memberi karena kita sedang menyatakan kasih kita kepada seseorang. Hari ini kita diingatkan untuk tidak memberi sedikit-sedikit (irit-irit) atau karena terpaksa, melainkan karena kita senang melakukannya. Nah, kalau kepada mereka yang kita kasihi saja kita bisa senang memberi, kenapa kepada Tuhan tidak? Saya setuju dengan pemikiran banyak orang bahwa Tuhan tidak membutuhkan pemberian kita. Kenapa? Karena Ia Allah yang kaya. Seluruh alam semesta ini milik-Nya, jadi apalagi yang bisa kita berikan kepada-Nya? Namun, apakah dengan demikian Allah menolak pemberian kita, karena Ia kaya? Tidak. Ia tetap menerima-Nya. Ia melihat hal itu sebagai bentuk kasih.

Kapanpun Saudara memberi, berilah dengan sukacita dan tidak menahan-nahan, baik kepada sesama terlebih Tuhan. Allah kita tidak akan pernah berhutang. Ia akan membalas kepada setiap orang sesuai dengan apa yang sudah kita kerjakan. Ia tidak akan membiarkan anak-anak-Nya meminta-minta dan berkekurangan, sebaliknya, Ia akan memberkati mereka. Sekarang, maukah Saudara memberi seperti lebah?

Bapa, terima kasih untuk berkat-berkat-Mu. Ajar aku untuk menjadi murah hati seperti-Mu yang mau memberi dengan tulus dan karena kasih. Ajar aku untuk tidak menahan-nahan pemberianku, baik kepada manusia terlebih kepada-Mu. Ajar aku untuk percaya bahwa Engkau Allah pemeliharaku. Amin

Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan,
suka memberi dan membagi
1 Timotius 6:18
Continue reading ...

September 11, 2013

MILIKI RASA CUKUP

0 komentar

"Hedeh... kalau kantong lagi kempes gini kok pengen yang macem-macem ya? Pengen ini, pengen itu."
"Ya ampun... di rumah cuma ada sayur sama ikan. Aku mau beli mie, pizza, es krim, pokoknya jajan yang enak-enak aja."
"Aku udah punya celana yang biru, kalo gitu besok beli yang hitam sama putih ah! Habis itu cari denim yang aku pengen kemarin, sama..."
"Koleksi gadget udah. Habis ini koleksi sepatu sama tas aja deh."

Wuih... kalo mau dituruti, pengennya semua keinginan dituruti aja ya. Kan enak tuh, pengen ini pengen itu ga masalah. Tapi, kapan ya keinginan manusia bisa berhenti?

Teman, akuilah bahwa terkadang kita mencari-cari yang tidak ada, benar ndak? Di rumah sudah ada lauk cukup, masih pengen yang lain. Kita sudah beli gadget impian, masih naksir yang lain. Kita sudah punya ini itu, masih juga minta yang lain. Hati-hati, Teman, jika kita tidak waspada, bisa-bisa kita dikuasai oleh keinginan kita dan bukan sebaliknya.

Mereka yang sudah dikuasai oleh keinginan seringkali tidak lagi sadar bahwa mereka sudah dikuasai olehnya. Mereka hanya tahu bahwa mereka ingin lagi dan lagi. Layaknya orang yang kecanduan, mereka merasa tidak bisa hidup jika satu saja keinginan mereka tidak dituruti. Layaknya seorang penimbun (hoarder), mereka tidak tahu kapan harus berhenti. Apakah keinginan mereka selamanya menggembirakan dan memberi dampak yang baik untuk orang-orang di sekitar mereka? Tidak. Keinginan "tanpa batas" mereka tidak berdampak (tidak memberi manfaat) apapun, bahkan merugikan orang-orang di sekitar mereka. Contoh: Sekali mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, kekecewaan itu mereka lampiaskan kepada keluarga, teman, atau pasangan.

Memiliki keinginan, sekali lagi, tidaklah salah. Namun, miliki juga rasa cukup. Ketika kita punya rasa cukup, kita akan mensyukuri dan lebih menikmati segala yang ada pada kita. Kalau ada rejeki lebih silahkan penuhi kebutuhan Anda, tapi jangan pernah menyerah pada keinginan karena hal itu tidak akan ada habisnya. Ada yang bilang kalau terlalu sedikit dan terlalu banyak keduanya tidaklah baik, bukan? Jadi, hiduplah dengan rasa cukup.

Bapa, terima kasih untuk segala yang kumiliki sekarang ini. Pimpinlah aku untuk memilih apa yang perlu dan tidak. Berikanlah kepadaku hikmat untuk bertindak berdasarkan kebutuhan, bukan semata-mata keinginan. Bapa, sekali aku aku haturkan kepada-Mu, terima kasih. Amin

Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
1 Timotius 6:6
Continue reading ...

September 10, 2013

MENGUCAP SYUKURLAH

0 komentar

Masuk ke dunia sekuler membuat saya menyadari banyak hal. Salah satunya adalah... Ketika saya bersyukur bisa mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang "cukup" buat saya, ternyata itu "belumlah cukup" bagi rekan-rekan saya. Mereka yang adalah senior-senior saya sudah memiliki "link" yang lebih luas, termasuk pekerjaan dan lowongan mana saja yang bisa mereka masuki untuk mendapatkan gaji yang lebih besar. Melihat dan mendengar hal-hal itu membuat mata saya terbuka bahwa ternyata dunia lebih luas dari yang saya duga.

Jika kita membandingkan pemasukan dan pengeluaran kita sehari-hari, kita pasti berharap mendapatkan penghasilan/pemasukan yang setidaknya cukup untuk pengeluaran sehari-hari. Kalau bisa lebih, kenapa tidak? Itu artinya keadaan kita bisa lebih baik. Kita bisa hidup lebih sejahtera, kita juga bisa menyimpan untuk masa depan. Saya memaklumi pendapat rekan-rekan saya, berusaha dan mencari sesuatu yang baru untuk masa depan yang lebih baik. Saya tahu saya tidak berhak menghakimi keinginan mulia mereka, terlebih mereka yang sedang berusaha tidak untuk diri mereka sendiri, tapi juga untuk keluarga dan orang-orang yang mereka cintai. Namun, satu pertanyaan tetap timbul dalam hati saya? Kalau saya sudah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan ternyata ada tawaran pekerjaan yang lebih baik lagi, apakah saya akan selalu memilih yang "lebih baik lagi" itu?

Keinginan manusia berhubungan erat dengan apa yang disebut "tidak pernah cukup". Satu waktu kita bisa menginginkan sesuatu dan setelah keinginan itu dipenuhi, kita menginginkan sesuatu yang lain. Begitu seterusnya. Kapan kita akan berhenti? Memiliki keinginan yang mulia dan memberkati tidaklah salah, asalkan kita tidak melupakan yang satu ini, bersyukur. Kita bisa saja menjadi realistis dan terus berusaha untuk sesuatu yang lebih baik seperti kebanyakan orang, namun kita harus selalu ingat untuk mengucap syukur. Kenapa demikian?

Saat kita berusaha, mungkin kita akan gagal. Nah, mereka yang tidak mengerti kata "bersyukur" akan merasa down dan terpuruk, ada juga yang justru berubah negatif dan rela menghalalkan segala cara demi keinginannya. Sebaliknya, mereka yang tahu arti dari "bersyukur" akan melihat segala keadaan dari sudut pandang Allah, yaitu bahwa Ia memberikan yang terbaik untuk mereka yang percaya menurut waktu-Nya.

Berusahalah yang terbaik untuk diri Anda dan mereka yang Anda kasihi. Pergunakan setiap kesempatan dengan sebaik-baiknya karena mungkin kesempatan itu tidak akan datang untuk yang kedua kali. Jangan menyerah jika itu memang impian Anda. Akan tetapi, jika Anda gagal, ingatlah, Allah sedang bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi Anda. Dan, katakanlah, "Tuhan, terima kasih."

Bapa, terima kasih untuk segala berkat yang Engkau percayakan kepadaku sampai hari ini. Kuserahkan segala mimpi dan cita-citaku kepada-Mu. Jadikanlah aku berkat bagi mereka yang Kaupercayakan kepadaku. Dan jika aku jatuh ataupun gagal, ingatkan aku tentang rencana-rencana kasih-Mu. Bapa, sekali lagi, terima kasih. Amin

Mengucap syukurlah dalam segala hal,
sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
1 Tesalonika 5:18
Continue reading ...

September 09, 2013

DREAM COMES TRUE

0 komentar

Hari-hari ini saya dihimpit oleh dua kubu... di kiri saya adalah kubu dengan program penggemukan badan, sebaliknya, di kanan saya adalah kubu dengan program pengurusan badan. Seolah berdiri di antara dua jalan, saya sedikit dipusingkan dengan program teman-teman saya itu. Yang satu sedikit-sedikit merasa lapar dan makannnn terus, yang lain sering puasa dan ketat dengan kalori yang masuk ke mulut. Dalam hati, "Luar biasa sekali teman-teman saya ini!"

Lalu, apa yang sebenarnya bisa saya pelajari dari teman-teman saya ini? Entah itu program penggemukan atau pengurusan, mereka melakukannya dengan sungguh-sungguh. Mereka puasa, diet, olahraga dan nge-gym, mereka minum suplemen, ngemil, makan dan makan, intinya, mereka melakukan dengan tekun apa yang mereka rencanakan demi tujuan yang mereka idam-idamkan. Beberapa waktu lalu salah satu dari mereka hanya punya "niat" saja, tapi tidak ada tindakan nyata. Kalau demikian, tujuan mulianya tercapai tidak? Tentu saja tidak. Tapi begitu "niat" itu berubah menjadi tindakan, hasilnya, "WOW!!!" Yang ingin gemuk berat badannya naik, yang ingin kurus berat badannya turun.

Kita semua punya impian, punya cita-cita, punya harapan dan angan-angan yang baik. Apakah bermimpi, bercita-cita, berharap, dan berangan-angan itu salah? Tentu tidak. Akan tetapi, jika tidak ada tindakan nyata demi mencapai semua itu, maka semua akan tetap seperti semula, tidak ada yang akan menjadi kenyataan. Sebaik, semulia, seluar biasa apapun niatan kita, jika kita tidak melakukan apa-apa, kita tidak akan melihat hasil apapun.

Jangan tinggalkan impian Anda lalu menyerah, sebaliknya, mari kita lakukan sesuatu sekarang. Sekecil apapun usaha kita, asal kita tekun, pasti ada hasil yang akan kita lihat. Semakin keras kita berusaha, Tuhan tidak akan tutup mata, Ia akan mengubah impian kita menjadi kenyataan.

Bapa di sorga, berkatilah setiap mimpi yang ada dalam hatiku, dan berikanlah aku tangan dan kaki yang mau berusaha dan ketekunan. Jadikanlah aku orang yang rajin supaya nama-Mu dipermuliakan di dalamku. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Amin.

Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan.
Amsal 13:3
Continue reading ...

September 08, 2013

JALAN KASIH & KESETIAAN

0 komentar

Alkitab memberi tahu kita bahwa orang Israel adalah orang-orang yang dikenal tegar tengkuk. Dalam satu waktu atau masa mereka bisa tekun beribadah dan mengasihi Allah, namun dalam waktu atau masa lain mereka bertindak sebaliknya, melakukan hal-hal yang Allah benci. Ketika Allah memberikan "sentilan" mereka mungkin sadar, tapi itu tidak bertahan lama, mereka akan kembali lagi melakukan tindakan-tindakan yang menyakiti hati Allah. Hal yang sama berulang puluhan bahkan ratusan kali. Mereka benar-benar adalah orang-orang yang tidak pernah konsisten dengan kesetiaan mereka.

Kita yang disebut Israel-Isreal rohani patut juga bertanya kepada diri kita sendiri, "Apakah aku termasuk golongan orang yang demikian? Yang sekarang setia, namun kemudian tidak setia, lalu setia lagi, lalu tidak setia lagi?" Jika jawabannya "ya", maka kita perlu datang mohon pengampunan dan pemulihan yang dari Allah.

Allah mengasihi mereka yang setia. Allah dekat dengan mereka yang menghiasi jalan-jalannya dengan kasih dan kesetiaan. Yesus sudah membuktikannya kepada kita. Ia setia dalam misi dan hidup-Nya, dan karena itu Ia memperoleh perkenan Allah juga manusia. Apakah kita menginginkan perkenanan Allah dan manusia? pilihlah jalan yang Yesus pilih, kasih dan kesetiaan. Allah tidak akan segan-segan melimpahi kita dengan rahmat dan kasih-Nya.

Bapa, ajarlah aku untuk hidup dengan kasih dan kesetiaan di hadapan-Mu. Ajarlah aku untuk menempuh jalan yang Kaukenan. Tidak menjadi orang yang tidak konsisten dalam kesetiaan, melainkan sebaliknya, hidup menyukakan Engkau. Amin

Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.
Amsal 3:3-4
Continue reading ...

September 07, 2013

HARTA SEBUAH HUBUNGAN

0 komentar

Sebelumnya kita sempat membahas kesetiaan pengikut terhadap pemimpin yang intinya kesetiaan tidak didapat dengan cara paksa. Hal yang sama sebenarnya berlaku dalam segala jenis hubungan, entah itu pertemanan, persahabatan, pasangan, dan seterusnya; kesetiaan dari mereka yang ada di sekitar kita akan kita peroleh apabila kita membangun hubungan-hubungan kita tidak dengan tindakan kekerasan melainkan kasih. Tapi, apakah kesetiaan itu benar-benar diperlukan?

Mereka yang menilai hubungan sebagai alat untuk memenuhi keinginan mereka sendiri mungkin merasa tidak terlalu membutuhkan kesetiaan. Asalkan orang-orang di sekitar mereka sudah memenuhi tugasnya sebagai pemenuh kebutuhan, mereka bisa pergi kapanpun mereka suka. Akan tetapi, kesetiaan akan terasa sangat dibutuhkan ketika kita terpuruk. Orang bisa setia saat kita baik dan makmur, tapi belum tentu setia ketika kita jatuh dan terjerumus.

Sahabat yang setia, keluarga yang setia, pasangan yang setia adalah harta bagi setiap orang yang memilikinya. Tidak heran jika semua berharap menemukan orang-orang seperti ini. Lantas, bagaimana cara kita menemukan mereka? Lakukan langkah pertama di atas, landasilah setiap hubungan dengan kasih. Langkah kedua yang mungkin lebih sulit, jadilah orang yang setia bagi mereka yang ada di sisi Anda.

Menjadi setia mungkin adalah langkah sulit namun terampuh yang pernah Anda ambil. Kenapa? Karena di sinilah ujian sejati suatu hubungan. Kesetiaan Anda kepada kawan, sahabat, keluarga, dan pasangan adalah hal terbaik yang dapat Anda berikan dalam sebuah hubungan, walau terkadang kesetiaan Anda tidak dibalas dengan hal yang sama. Namun, menjadi setia akan membuktikan bahwa Anda orang yang pantas untuk menerima kesetiaan, karena orang yang setia akan dibayar dengan ketidaksetiaan juga.

Bapa, terima kasih untuk renungan hari ini yang mengajarku untuk bersikap setia. Berikanlah aku hati yang setia, Bapa, kepada orang-orang yang sudah Kautetapkan di sekitarku. Juga, tunjukkan kepadaku kepada siapa aku sebaiknya setia supaya jalan-jalanku tetap benar di hadapan-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Tuhan yang setia, Amin.

Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?
Amsal 20:6
Continue reading ...

September 06, 2013

HARTA SEORANG PEMIMPIN

1 komentar

Menjadi seorang pemimpin yang berkharisma dan memiliki pengikut-pengikut yang setia tidaklah mudah. Ada yang mengatakan bahwa pemimpin yang demikian memang sudah dilahirkan "demikian"-dari sananya sudah memiliki karakter untuk memimpin, ada juga yang mengatakan bahwa ia dibentuk oleh lingkungan yang sangat mendukung untuk menjadikannya pemimpin. Apapun asal-usulnya, setiap pemimpin pasti menginginkan yang satu ini: dipercaya dan ditemani oleh orang-orang yang setia, bukan oleh mereka yang plin-plan, penjilat, atau memanfaatkan situasi belaka. Tapi, apakah semudah itu memperoleh pengikut yang setia?

Yerobeam seharusnya merasa di atas angin karena ia memperoleh 10 suku di bawah kekuasaanya. Akan tetapi, sikap diktator dan keangkuhan pribadinya mendorongnya untuk tidak lagi takut akan Allah. Ia mendirikan bukit-bukit pengorbanan dan menolak orang lewi dan para imam untuk memegang jabatan iman Tuhan. Hal ini membuat suku Lewi dan orang-orang Israel yang mencintai Allah pergi kepada Rehabeam, bergabung dengan dua suku lainnya, Benyamin dan Yehuda. Satu kesalahan fatal telah dibuat Yerobeam, ia menjadi pemimpin yang tidak takut akan Tuhan, dan itulah sebabnya ia kehilangan suku Lewi yang dikhususkan bagi Tuhan. 2 Tawarikh 11:1-17

Kejadian di atas mengajarkan kepada kita setidaknya satu hal, kesetiaan tidak diperoleh dengan paksaan. Saudara yang berada di posisi-posisi sebagai pemimpin bagi orang lain pasti menginginkan orang-orang yang setia untuk berada dalam deretan anggota Saudara, bukan? Jika ya, terapkanlah kebenaran ini. Sikap diktator hanya akan mendatangkan ketakutan, bukan penundukan. Mereka yang "ya, ya" di hadapan Anda bisa saja bersikap sebaliknya di belakang. Mereka mungkin saja setia kepada Anda tapi itu karena mereka takut, bukan karena mereka segan atau hormat.

Begitu Anda menerapkan kebenaran ini jangan serta merta mengharapkan kesetiaan instan. Kesetiaan membutuhkan waktu dan proses, dan tidak semudah itu mendapatkan pengikut yang setia mendukung Anda. Karena itu, libatkanlah Allah dan kasih dalam segala bentuk tindakan kepemimpinan Anda, Dialah yang akan membantu Anda menemukan harta Anda, orang-orang kepercayaan yang dijamin setia.

Bapa, urapilah aku dengan roh kasih dan kepemimpinan yang dari-Mu. Berilah kepadaku hati yang tahu menimbang yang baik juga takut kepada-Mu. Pimpinlah segala keputusan yang kuambil agar banyak orang diberkati. Dan, anugerahkanlah kepadaku orang-orang yang setia dan bisa kupercaya. Di dalam nama Tuhan Yesus, Amin.

Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman.
Mazmur 85:11
Continue reading ...

September 05, 2013

RENCANA KASIH

0 komentar

Sambil bercanda, teman saya pernah memberi tahu saya pertanyaan terbesar dalam hidupnya, dan itu adalah "Mengapa si Unyil berjalan di got?" Hahaha... maklumlah, teman saya ini cukup penasaran dengan boneka Unyil yang dilihatnya di televisi semasa kecil dulu. Tapi, buat saya, salah satu pertanyaan terbesar dalam hidup ini adalah 'apa alasan Allah menciptakan dunia ini dan segala isinya jika Ia sudah tahu sejak awal bahwa dunia ini akan hancur juga?'

Hal pertama yang coba saya pahami adalah penciptaan manusia. Alkitab dengan jelas memberi tahu kita bahwa sebelum Allah menciptakan manusia, Ia mengadakan terlebih dahulu cakrawala, daratan, bintang, bulan, siang, malam, hingga tumbuhan dan binatang. Baru setelah itu Ia menciptakan Adam dan Hawa dan memberi mereka tugas yang luar biasa: Beranak cucu, memenuhi bumi, dan menguasainya. Bukankah ini luar biasa? Seolah bumi ini sengaja diciptakan bukan untuk ciptaan yang lain, melainkan hanya untuk manusia. Jika saya posisi bumi lebih dekat dengan matahari, manusia mungkin tidak akan bertahan hidup. Jika saja tidak ada ozon, tumbuhan, dan cahaya, manusia tidak akan bisa bernafas dan tinggal hidup.

Hal lainnya yang coba saya pahami adalah betapa Allah sudah merancangkan segalanya bagi kita. Meskipun Ia tahu bahwa manusia akan memilih untuk tidak menaati-Nya, Ia tetap memberikan Eden. Meskipun Ia tahu bahwa objek kesayangan-Nya itu akan menyakiti hati-Nya, Ia tetap merancangkan keselamatan, bahkan Ia rela memberikan Yesus supaya rencana kasih-Nya kepada manusia tidak rusak. Ia adalah Allah yang benar-benar mengasihi kita, bukan?

Bapa, terima kasih untuk kasih-Mu yang besar dan berlimpah. Ampunilah aku yang seringkali menyakiti hati-Mu dan melupakan kasih-Mu yang besar itu. Aku ingin hidupku hanya untuk mengasihi-Mu. Bapa, sekali lagi, aku mengasihi-Mu. Amin

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
Kejadian 1:1
Continue reading ...

September 04, 2013

MENGASIHI MUSUH

0 komentar

Menurut saya, topik ini adalah topik tersulit yang pernah saya bagikan ketika saya masih remaja. Sulit karena seolah tidak ada nalar/logika/penjelasan yang tepat yang dapat membuat sebagian teman-teman remaja saya saat itu untuk mengasihi atau mengampuni musuh. Alasannya... ada yang bilang, "Kok enak dimaafin. Wong dia uda bikin aku sakit hati." "Percuma Kak, maafin dia... toh dia nggak ngerasa kalo dia salah. Kita ini yang bakalan disalahin." "Tapi, beneran susah deh, Kak. Mengasihi musuh bebuyutanku? Kayaknya gak mungkin. Secara dia kayak gitu."

Saya berharap Anda yang sedang membaca tulisan ini tidak sedang tersulut amarah dalam kondisi jiwa muda yang labil. Karena jika demikian, mungkin Anda akan berpendapat sama seperti teman-teman saya di atas. Namun jika Anda orang yang mau belajar dan dibentuk oleh firman, renungkanlah baik-baik bacaan kita hari ini dan bukalah hati untuk Allah. Ia sedang berkata kepada kita, "Ampunilah, lupakanlah, dan kasihilah."

Mengasihi orang yang menyakiti kita saya akui bukanlah hal yang mudah. Saya juga sementara belajar ke arah sana, kepada pengampunan dan kasih. Yang pasti, jika kita ingin mencari teladan dan bukti, kita punya jawabannya, Yesus. Ia sudah terlebih dahulu melakukannya; Ia berdoa bagi mereka semua yang menyakiti-Nya.

Apabila kita merasa kekurangan kasih, kita bisa memintanya dari Allah. Ia akan membantu kita melepaskan kasih dan pengampunan kepada orang lain, sebagaimana Ia telah melakukannya kepada kita dengan mengampuni dan mengasihi kita. Datanglah kepada-Nya untuk pemulihan yang sempurna agar kita mampu mengasihi orang yang melukai kita.

Bapa, ampunilah aku yang sedang kesulitan untuk mengampuni musuhku. Berkatilah mereka dan ampunilah mereka, Bapa. Pulihkanlah juga hatiku yang penuh dengan kebencian dan penuhilah dengan kasih-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus, Allah yang Maha Pengasih, Amin.

Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
Matius 5:43-44
Continue reading ...

September 03, 2013

KONSISTENSI TAK TERTANDINGI

0 komentar

Ia masih hidup ketika anak bungsunya menuntut harta warisannya. Ia masih hidup ketika anaknya yang dikasihinya itu memutuskan untuk pergi meninggalkannya. Ia masih hidup ketika anaknya tidak lagi memikirkan dirinya dan hidup berfoya-foya di luar sana. Ia masih hidup ketika anaknya jatuh miskin dan ditinggalkan kawan-kawannya. Ia masih hidup ketika anaknya mengingat tentangnya dan memutuskan untuk pulang. Ia masih hidup ketika dari kejauhan anaknya melangkahkan kaki ke arahnya. Tidak hanya itu saja, ia juga tetap menyimpan kasih sayang yang sama kepada anaknya yang durhaka itu, sebelum maupun sesudah ia menyakitinya. Ia adalah bapa yang amat sangat baik.

Bapa kita di sorga memang Bapa yang amat sangat baik. Kasih-Nya tidak terbatas oleh tempat dan waktu. Ia mengasihi kita dengan kuantitas yang sama  seperti Ia mengasihi kita 10 tahun yang lalu, 20 tahun yang lalu, 50 tahun yang lalu, bahkan sejak dunia ini belum dicipta. Bagaimana mungkin kita menemukan kasih yang seperti kasih-Nya? Sahabat bisa menyakiti kita. Pasangan bisa mengkhianati kita. Bahkan, keluarga bisa menolak kita. Tapi Dia? Dia tetaplah Allah yang mengasihi kita.

Konsistensi kasih yang seperti ini tidak akan pernah dapat kita temukan di tempat lain. Alasannya mudah, karena kasih Allah lebih kuat dari kasih manapun di alam semesta. Kita bisa saja mengasihi Allah dengan tulus, akan tetapi kasih kita lemah dan terkadang goyah oleh angin masalah. Sebaliknya, kasih Allah tidak akan sedikitpun dapat digoyahkan oleh apapun. Sekali Ia mengasihi, maka Ia akan mengasihi dengan segenap hati, dan tidak ada satu hal pun yang dapat mencabut kasih itu dari-Nya. Syukurlah... kasih Allah tidak bergantung pada kesetiaan kita yang rapuh, namun karena Ia adalah setia.

Bagaimanapun keadaan Anda, Bapa sedang menunggu untuk bisa menunjukkan kasih-Nya kepada Anda. Ia tidak akan pernah menolak Anda jika Anda datang dalam keadaan hancur hati. Ia akan selalu menerima Anda dan mengasihi Anda. Jadi, jangan sia-siakan kasih yang demikian. Datanglah kepada-Nya dan pulihkanlah kasih Anda kepada-Nya. Ia sedang menunggu Anda pulang.

Bapa, ampunilah kasihku yang tidak sempurna, yang seringkali dicemari oleh kesalahan dan dosa. Pulihkanlah dan tahirkanlah aku oleh kasih-Mu yang tidak berubah, supaya aku mengerti kasih yang sesungguhnya dan tahu berterima kasih. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Amin.

Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
Lukas 15:20
Continue reading ...

September 02, 2013

MENGASIHIMU MESKI...

0 komentar

Kata orang, "Ada uang, abang disayang. Tidak ada uang, abang ditendang." Wuih... keren ya?... cinta yang termotivasi oleh harta. Tapi inilah yang memang seringkali terjadi, bukan? Dalam kenyamanan, seseorang dapat dengan mudah mengasihi orang lain, mempedulikan orang lain, memperhatikan orang lain. Kita bisa melihat beberapa anak sekolah yang pergi ke mana-mana dengan teman-teman "borju" mereka; jalan-jalan ke mall, makan-makan di McD atau PH. Kita bisa mendengar deretan nama wanita-wanita cantik di sekitar seorang milyader. Ya, di sekitar gula, pasti banyak semut berkerumun.

Kalau contoh di atas kita terapkan dalam kehidupan kekristenan, maka orang-orang yang setia hanya mereka yang diberkati saja. Sekalinya masalah datang atau kekurangan menghalang, orang akan dengan mudah tidak ke gereja dan meninggalkan pelayanan mereka kepada Allah. Lalu, apakah kita termasuk sebagai orang-orang yang demikian?

Ayub seringkali dijadikan sebagai contoh terbaik tentang apa arti dari mengikut Tuhan. Ia yang dicobai sedemikian rupa diakui sendiri oleh Allah sebagai orang tidak berdosa dalam perkataannya. Ia orang yang selain tahu menahan lidah, juga tahu makna dari kata "setia". Ia yakin bahwa Allah mengerti kondisinya dan tidak akan berlarut-larut membiarkannya dalam kesengsaraan yang amat sangat. Ia adalah orang yang tahu mengasihi sekalipun ia kehilangan segala-galanya. Mampukah kita seperti dia? Tetap setia dan mengasihi Allah sekalipun kita tidak punya apa-apa?

Ayub mengerti penderitaan itu sementara. Ia memahami bahwa sorga adalah kekekalan yang patut untuk dinanti-nantikan. Jadi, baginya, sekalipun dalam dunia ia harus kehilangan segalanya, itu hanyalah kondisi di mana ia sedang kembali kepada keberadaan alamiahnya: Dilahirkan ke dunia tanpa membawa apa-apa, dan meninggalkan dunia tanpa membawa apa-apa.

Kalau saat ini kita sedang diuji dalam hal harta dan kenyamanan kita, ingatlah hal ini, bahwa semua itu tidak kita bawa sewaktu kita lahir ataupun mati. Sorga adalah harta yang sesungguhnya. Kita hanya perlu bertahan "sebentar" di dunia.

Bapa, terima kasih untuk keadilan dan kebenaran-Mu. Aku sungguh tidak membawa apapun ketika aku datang maupun pergi dari dunia ini. Ampunilah aku yang terkadang lebih terikat dengan dunia ini. Aku mau belajar untuk mengasihi-Mu lebih dari segala sesuatu di muka bumi. Amin

katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil,
terpujilah nama TUHAN!
Ayub 1:21
Continue reading ...

September 01, 2013

ALLAHKU > MASALAH

0 komentar

Masalah datang bertubi-tubi seolah tidak pernah berhenti. Belum selesai yang satu, eh... sudah datang masalah lain lagi. Siapa di antara kita yang tidak punya masalah? Tidak ada bukan? Bahkan anak kecil juga punya masalah. Pertanyaannya adalah, dapatkah kita bertahan serta menyelesaikan semua penghalang yang ada untuk terus maju ke depan?

Cara setiap orang menanggapi masalah bermacam-macam. Ada yang tegar, ada yang berpura-pura tegar, ada yang tenang atau berpura-pura tenang, ada juga yang kelabakan seperti orang kebakaran jenggot, tidak bisa tenang ataupun diam, bahkan sampai stres, dan yang lebih buruk namun makin jadi tren... bunuh diri. Kalau kita, Anda dan saya, termasuk orang yang mana ya?

Kita orang Kristen mungkin sering menyanyikan lagu-lagu seperti Lebih dari Pemenang, Ku tak Akan Menyerah, dan pujian-pujian pembangkit iman lainnya, tapi tidak jarang kita tetap saja lemah, galau, dan tidak percaya kepada Allah. Kita yang seharusnya menghadapi masalah dengan penyerahan kepada Tuhan, seringkali dikalahkan oleh kecemasan dan kekuatiran kita. Apakah dengan demikian kita dapat meyakinkan orang lain bahwa kita ini orang Kristen yang berkemenangan karena kita punya Allah yang besar?

Ketika masalah datang dan kesulitan menghadang, itu adalah saat di mana keyakinan kita diuji; akankah kita mengandalkan kekuatan kita sendiri, akankah kita langsung lemah tak berdaya, akankah kita datang dan memohon pertolongan dari Allah? Allah kita lebih besar dari segala masalah, jadi langkah paling tepat yang pernah kita ambil ketika masalah itu muncul adalah datang kepada Allah.

Bapa, terima kasih untuk kebesaran dan keagungan-Mu. Engkau lebih besar dari segala sesuatu, termasuk masalah-masalahku. Karena itu, Bapa, aku tidak akan ragu lagi untuk percaya kepada-Mu. Amin

Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Yohanes 1:3-5
Continue reading ...

August 20, 2013

PEMBELA DAN PENDENGAR

0 komentar

Allah yang mendengar doa
Allah yang mendengar seruan
Aku puji dan tinggikan nama-Mu
Allah semesta sekalian alam

Engkau adil dan setia
Ajaib dan dahsyat segala jalan-Mu
Tak bercacat dan bercela dalam laku-Mu
Hanya Kau yang benar, tiada yang lain

Segala putusan-Mu baik
tidak ada yang tidak berkenan
Segala pilihan-Mu sempurna
tiada kesalahan dan kecurangan di dalamnya

Kepada doa dan seru Engkau sendengkan telinga
kepada serah dan pasrah Engkau berikan hati
Berbahagialah orang yang mencari Engkau
yang mengandalkan Engkau dalam setiap jalannya

Beruntunglah aku mempunyai Engkau
yang sanggup mengubahkan keadaan
yang sanggup memperbarui kondisi
yang sanggup membalikkan situasi

Aku serahkan segala mimpi dan citaku
Aku mohon ampun atas dosa-dosaku
Hanya pada-Mu, Tuhan, aku berseru
Ya Allah, pembela dan pendengarku
Continue reading ...

August 19, 2013

KALAHKAN KESEPIAN 3

0 komentar

"Keluarga... di luar pulau. Saudara... di luar kota. Teman dan sahabat... pada sibuk sama keluarga dan kerjaannya sendiri-sendiri. Aku gimana dong?"

Sebagai anak kos atau orang perantauan, kesepian adalah perasaan yang seringkali menghinggapi. Udah anak kos, perantauan, sakit lagi. Belum lagi kalau semua orang di kos-kosan atau kontrakan pada mudik. Atau kalaupun ada orang, yang ada justru tetangga yang kurang simpatik atau pengennya ngajakin gosip melulu. Walah!!! Gimana ya ini???

Kawan, memang kesepian terkadang sukar untuk ditahan. Kita bisa saja berada di antara kerumunan orang banyak namun merasa kesepian. Kita juga bisa dikelilingi famili dan sahabat namun tetap merasa kesepian. Nah, kalau sudah demikian apa lalu kita biarkan? Jangan dong. Nanti kita malah seperti Elia... "mati aja, Tuhan." Carilah jalan agar kita tidak terus merasa kesepian, dan salah satunya adalah dengan menjadi teman atau sahabat orang lain.

Lho... bukannya kalau kita kesepian harusnya orang lain yang datang dan menjadi teman atau sahabat buat kita ya? Memang benar bahwa rasa sepi akan hilang jika kita berkawan, tetapi apakah kita akan selamanya menunggu kawan itu datang? Kenapa kita tidak coba dengan menjadi kawan bagi orang lain? Adalah lazim untuk menerima pertolongan orang lain, namun memberi di saat kita sendiri kesulitan adalah hal luar biasa. Selain mendapatkan "obat" untuk penyakit kita, kita dapat sekaligus "mengobati" orang lain juga. Menunggu hal yang baik datang tidaklah salah, hanya saja berlomba-lomba untuk lebih dulu melakukan kebaikan kebenaran yang lebih baik lagi.

Kita bisa saja bermuka muram saat masalah itu datang. Namun menunjukkan senyum meski masalah itu terjadi adalah bukti bahwa kita punya pengharapan yang jauh lebih besar dari masalah kita. Jadi, masihkah kita menunggu seorang kawan untuk mendatangi kita? Tidak. Kita akan berlomba-lomba untuk lebih dulu menjadi kawan bagi mereka yang Allah berikan dalam hidup kita, orang-orang di sekitar kita.

Bapa, ampuni aku yang seringkali mengeluh dan merasa sendiri, tidak menyadari kehadiran-Mu dalam hidup ini. Ajar aku untuk selalu melihat Engkau dan ajar pula aku untuk mengusir rasa sepiku dengan menjadi kawan bagi setiap orang yang ada di sekelilingku. Ajar aku menunjukkan diri-Mu kepada mereka, Bapa... menunjukkan bahwa aku sebenarnya tidak pernah perlu merasa kesepian. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Allah imanuel, Amin.

Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.
Amsal 18:24
Continue reading ...

August 18, 2013

TEMPAT PELARIANKU

0 komentar

Saya yang dulu pasti akan merasa senang jika ada demonstrasi di pabrik tempat saya bekerja. Kami sering sekali tidak percaya dengan sebagian besar keputusan pabrik, terutama menyangkut keuangan/gaji buruh karena isu-isu penyelewengan dana. Sampai bulan ini, saya akhirnya memutuskan untuk ikut dalam rapat pabrik yang membicarakan tentang masalah THR karyawan. Setelah mendengar dan ikut sendiri apa kata perwakilan pabrik pikiran saya lebih terbuka dan saya berusaha menempatkan posisi saya untuk lebih memahami kebijakan yang dikeluarkan.

Begitu selesai rapat, saya keluar menemui teman-teman saya. Saya mencoba menjelaskan apa yang saya dengar dan lihat namun rekan-rekan saya tidak mau dengar. Mereka masih tidak percaya dengan keputusan-keputusan pabrik, mereka bahkan menuduh saya bersekongkol dengan pabrik. Mereka tetap menuntut kenaikan THR (padahal menurut saya pribadi, THR kami tahun ini sudah cukup baik dari THR kami tahun-tahun sebelumnya). Sekitar lebih dari 2000 buruh akhirnya berdemonstrasi.

Saya yang dituduh seperti itu, melihat emosi rekan-rekan saya yang seperti itu, memutuskan untuk bersembunyi di toilet pabrik. Sambil menangis karena takut kalau-kalau orang sebanyak mengamuk, termasuk kepada saya, saya berdoa dan menghubungi teman gereja saya untuk ikut mendoakan saya. Dua hari kerja saya harus pulang pergi tanpa menyentuh pekerjaan satu pun. Saya bersembunyi di toilet.

Puji Tuhan, setelah lelah dengan ulahnya sendiri, rekan-rekan saya akhirnya berhenti berdemo. Saya bisa kembali bekerja dan pembagian THR pabrik berjalan dengan baik. Saya tidak tahu apa yang mungkin bisa saya alami, yang saya tahu Tuhan menyertai hingga saya bisa ada sampai hari ini. Haleluya, terpujilah Tuhan!
Continue reading ...

August 17, 2013

PENDENGAR DOA

0 komentar

Salah satu masalah terbesar dalam hidup saya adalah beberapa tahun lalu, ketika suami saya dituduh mencuri di pabrik tempat ia bekerja. Waktu itu, tanpa sepengetahuan dirinya, seorang tukang becak masuk ke pabrik dan mengambil beberapa drum milik pabrik untuk dijual atas izin dari mandor suami saya; kata mandornya hal ini sudah mendapat persetujuan atasan. Akan tetapi, keesokan harinya suami saya yang akhirnya dituduh mencuri drum-drum itu.

Karena kejadian itu, saya dan suami saya sempat duduk bersama untuk memperjelas masalahnya, dan suami saya tetap teguh dengan kata-katanya sebelumnya bahwa ia tidak mencuri apapun dari pabrik. Tidak percaya, pabrik memproses masalah itu ke kepolisian dan suami saya sempat ditahan sehari semalam. Saat itulah saya belajar untuk benar-benar berserah kepada Tuhan. Saya melihat kembali kehidupan saya, saya ternyata kurang berdoa. Malam itu, saya datang kepada Tuhan, menangis dan memohon keadilan.

Puji Tuhan, Tuhan itu baik. Keesokan harinya suami saya dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan dari tahanan. Dan sejak saat itu saya menghidupkan kembali kehidupan doa saya. Saya menjadi senang berdoa, khususnya doa malam.

Doa bukan hanya omong kosong belaka. Saat kita datang kepada Tuhan dalam doa yang sungguh, Tuhan sanggup mengubah keadaan apapun. Dan saat kita hidup dalam doa, Tuhan akan menyatakan lebih banyak hal dalam hidup kita. Puji Tuhan, Allah yang mendengar doa.

By: K
Continue reading ...
 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger