August 19, 2013

KALAHKAN KESEPIAN 3


"Keluarga... di luar pulau. Saudara... di luar kota. Teman dan sahabat... pada sibuk sama keluarga dan kerjaannya sendiri-sendiri. Aku gimana dong?"

Sebagai anak kos atau orang perantauan, kesepian adalah perasaan yang seringkali menghinggapi. Udah anak kos, perantauan, sakit lagi. Belum lagi kalau semua orang di kos-kosan atau kontrakan pada mudik. Atau kalaupun ada orang, yang ada justru tetangga yang kurang simpatik atau pengennya ngajakin gosip melulu. Walah!!! Gimana ya ini???

Kawan, memang kesepian terkadang sukar untuk ditahan. Kita bisa saja berada di antara kerumunan orang banyak namun merasa kesepian. Kita juga bisa dikelilingi famili dan sahabat namun tetap merasa kesepian. Nah, kalau sudah demikian apa lalu kita biarkan? Jangan dong. Nanti kita malah seperti Elia... "mati aja, Tuhan." Carilah jalan agar kita tidak terus merasa kesepian, dan salah satunya adalah dengan menjadi teman atau sahabat orang lain.

Lho... bukannya kalau kita kesepian harusnya orang lain yang datang dan menjadi teman atau sahabat buat kita ya? Memang benar bahwa rasa sepi akan hilang jika kita berkawan, tetapi apakah kita akan selamanya menunggu kawan itu datang? Kenapa kita tidak coba dengan menjadi kawan bagi orang lain? Adalah lazim untuk menerima pertolongan orang lain, namun memberi di saat kita sendiri kesulitan adalah hal luar biasa. Selain mendapatkan "obat" untuk penyakit kita, kita dapat sekaligus "mengobati" orang lain juga. Menunggu hal yang baik datang tidaklah salah, hanya saja berlomba-lomba untuk lebih dulu melakukan kebaikan kebenaran yang lebih baik lagi.

Kita bisa saja bermuka muram saat masalah itu datang. Namun menunjukkan senyum meski masalah itu terjadi adalah bukti bahwa kita punya pengharapan yang jauh lebih besar dari masalah kita. Jadi, masihkah kita menunggu seorang kawan untuk mendatangi kita? Tidak. Kita akan berlomba-lomba untuk lebih dulu menjadi kawan bagi mereka yang Allah berikan dalam hidup kita, orang-orang di sekitar kita.

Bapa, ampuni aku yang seringkali mengeluh dan merasa sendiri, tidak menyadari kehadiran-Mu dalam hidup ini. Ajar aku untuk selalu melihat Engkau dan ajar pula aku untuk mengusir rasa sepiku dengan menjadi kawan bagi setiap orang yang ada di sekelilingku. Ajar aku menunjukkan diri-Mu kepada mereka, Bapa... menunjukkan bahwa aku sebenarnya tidak pernah perlu merasa kesepian. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Allah imanuel, Amin.

Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.
Amsal 18:24

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger