March 29, 2013

JANGAN SUKA MARAH


Rendi dan Vian sedang naik mobil menuju peternakan Romie. Mereka ke sana untuk menagih hutang Romie kepada Rendi yang sudah beberapa bulan tidak dibayar sesuai perjanjian mereka sebelumnya. Selama perjalanan, Rendi berpikir dalam hatinya, "Sesampainya di sana, tujuanku adalah menggertak Romie. Aku akan datang sambil membawa senapan dan marah-marah supaya Romie merasa tersudut dan akhirnya mau melunasi hutangnya." Vian yang tidak tahu menau isi hati dan rencana Rendi, duduk saja dengan santai di samping Rendi yang sedang menyetir.

Sesampainya di peternakan, Rendi langsung meraih senapan yang ada di jok belakang, membuka pintu mobil dan membantingya, sambil berteriak-teriak, "Romie, ini aku Rendi. Di mana Kau? Aku datang untuk mengambil uangku!"

Vian yang melihat hal itu sedikit terkejut. Dia tidak menyangka bahwa temannya akan bersikap segeram itu. Ia tidak tahu seberapa banyak hutang Romie kepada temannya itu, tapi ia mulai ikut gusar. Sampai akhirnya ia mendengar sebuah tembakan dari dalam sebuah rumah tidak jauh dari mobilnya diparkir.

Vian mulai berpikir, "Jangan-jangan terjadi sesuatu pada Rendi." Iapun meraih senapan lain dan mulai berlari keluar menuju lumbung peternakan itu. Ia tersulut amarah ketika berlari ke sana dan berpikir yang tidak-tidak tentang temannya. Dan ketika ia membuka pintu lumbung, ia langsung melepaskan tembakan yang tidak sengaja mengenai Romie, si pemilik peternakan, yang sedang berdiri di antara ternak-ternaknya, tanpa memegang senjata. Rendi, berdiri di sana, mematung, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Gertakan yang direncanakannya, ternyata membuahkan kemarahan sahabatnya, dan kematian temannya.

Note:
Saudara, kemarahan adalah api yang mudah menyulut segala hal di sekitarnya. Seperti halnya magnet, kemarahan adalah magnet bagi kebencian, kesalahpahaman, hal-hal negatif dan kemarahan yang lebih besar. Ketika kita marah, kita seringkali lupa dengan logika dan tidak lagi dapat menguasai diri untuk tidak berkata dan berbuat sesuatu yang buruk. (Ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa ketika orang marah, ia sedang berada pada intelegensia yang lebih rendah daripada umumnya. Karena itulah sering didapati bahwa orang yang marah seringkali melakukan hal-hal bodoh yang kemudian disesalinya). Selain itu, ketika seseorang marah, orang-orang di sekitarnya akan ikut terluka dan terdorong untuk marah juga. Inilah alasan kenapa Tuhan meminta kita agar lambat untuk menjadi marah. Jadi, jangan suka marah-marah ya.

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger