March 15, 2013

NDAK SANGGUP


Sebuah kebun binatang baru saja kehilangan seekor gajah. Bukan karena apa, tapi gajah itu sudah terlalu tua dan karena sakit yang dideritanya, iapun tidak tertolong lagi. Sudah waktunya juga bagi gajah itu untuk dikuburkan, dan yang diberi tigas untuk menguburnya adalah salah satu pawang yang biasa menangani dan merawat gajah itu.

Selang beberapa waktu, si pawang tidak juga kembali ke tempatnya bertugas. Sang pengawas yang sudah tidak sabar, pergi untuk mencari tahu apa yang terjadi. Ternyata si pawang gajah masih ada di tempat di mana ia seharusnya menguburkan gajah itu. Ia meringkuk di samping bangkai gajah dan menangis.

Sang pengawas yang melihat hal itu dengan penasaran, kemudian bertanya kepadanya, "Pak, kenapa menangis? Sekalipun Bapak sangat sayang dengan gajah ini, tapi Bapak tidak perlu sampai sebegitunya kali. Ayo lekas selesaikan tugas Bapak, setelah itu kita kembali ke pos."

"Saya menangis bukan karena sedih, Pak. Tapi, ... saya menangis karena kelelahan. Kapan selesainya coba kuburan ini? Saya ndak sanggup kalau harus gali kuburan sendiri. Lha wong gajahnya sebesar ini!!! Huuaaaaa..." jawab pawang itu sambil terus menangis.

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger