March 12, 2013

SEDERHANA TAPI KAYA


Seorang ibu tinggal dalam keluarga yang sederhana. Ia sangat mengasihi Tuhan dan juga sangat mengasihi keluarga, suami, dan anak-anaknya. Ia tidak ragu untuk bekerja demi kebutuhan sehari-hari, lewat sebuah toko kecil dan sesekali menjadi pembantu rumah tangga di rumah-rumah yang kira-kira membutuhkan bantuannya. Hingga saat ini pun, ia tidak pernah mengeluh dengan keadaanya. Ia selalu mengucap syukur dan tetap melakukan apa yang bisa dilakukannya dengan setia.

Kalau sebelumnya saya mengatakan bahwa ibu ini tinggal dalam keluarga yang sederhana, maka yang saya maksud adalah "sederhana" dalam arti yang sebenar-benarnya. Ia tinggal di rumah yang sederhana. Makan makanan yang sederhana. Mengenakan pakaian yang sederhana. Gaya hidup dan segala sesuatu yang ada padanya adalah kesederhanaan.

Kalau sebelumnya saya juga mengatakan bahwa ibu ini sangat mengasihi Tuhan, maka hal ini pun benar. Dalam kesederhanaannya, ia selalu berusaha mengunjungi orang-orang yang sudah lama tidak beribadah. Ia juga tidak segan-segan membagi sembako miliknya untuk jemaat, atau tetangga sekitar yang sangat membutuhkannya. Ia mendorong orang-orang yang takut beribadah dengan alasan tidak dapat memberi persembahan dan memberi mereka uang untuk mereka pakai sebagai persembahan. Tapi tentu saja, ada harga yang harus selalu dibayar untuk setiap pemberian. Demi melakukannya, ia selalu menyisihkan uang dari hasil dagangannya, menyimpan lembaran-lembaran uang yang baik untuk persembahan, dan hampir selalu menghabiskan hasil penjualan di hari sabtu agar dapat membagi berkat dan uang bagi orang-orang tersebut di hari minggunya.

Apa yang dilakukan ibu ini sungguh luar biasa. Ia hidup dengan iman yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Orang mungkin menganggap tindakannya sebagai satu hal yang aneh dan sangat tidak bijaksana, tapi yang perlu Anda ketahui adalah, Tuhan memperhitungkannya, Tuhan memeliharanya.

Catatan:
Sungguh tindakan yang penuh iman bukan? Kalau seorang ibu yang sederhana saja sanggup belajar untuk hidup bagi Tuhan, kenapa kita tidak? Ada orang yang takut miskin karena memberi, tapi kebenaran Tuhan mengatakan, kalau ingin kaya, jangan meminta, tapi memberilah. Jadi, jangan pernah kita perhitungan kalau soal pekerjaan Tuhan. Belajarlah untuk hidup sederhana tetapi kaya di hadapan Allah.

Mungkin ada yang berpikir, "Masak ikut Tuhan bisa seperti itu sih?" kenapa Anda tidak mencobanya? Saya tidak meminta Anda untuk hidup seperti ibu ini hidup (hidup yang sederhana). Kalau Anda kaya, maka jadilah orang kaya yang benar-benar kaya (di hadapan Allah, dalam hal memberi dan hidup bagi-Nya). Kemudian, lihatlah dan buktikan bagaimana Tuhan memelihara hidup Anda.

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger