August 04, 2013

KALAHKAN KESEPIAN


Diutus sendirian untuk melakukan tugas besar??!??!! Siapa yang tidak merasa takut atau kuatir? Itulah hal yang dirasakan Musa ketika ia bertemu dan bercakap-cakap dengan Allah dalam semak yang menyala. Takut dan kuatir! Itulah yang Musa hadapi atas tanggung jawab yang sebegitu beratnya.

Musa memang pernah tinggal di istana Mesir dan hidup berdampingan dengan Firaun, akan tetapi, kenyataan itu tidak membuatnya lupa bahwa ia adalah seorang Israel. Kenyataan itu yang menghantuinya tatkala ia melarikan diri dari pembunuhan yang dilakukannya; kenyataan itu jugalah yang harus dihadapinya ketika Allah mengutusnya untuk kembali kepada Firaun sebagai pembela bangsanya. Kalau kita ada di posisi Musa, sanggupkah kita dengan sigap dan lantang mengiyakan perintah Allah itu? Hati kecil kita yang ingin taat pasti akan berkata, ya, namun suara-suara kenyataan masa lalu dan tanggung jawab masa depan mungkin akan lebih keras dari suara hati kita.

Syukurlah, Musa akhirnya memilih untuk taat. Di luar segala keluh/alasan yang dilontarkannya kepada Allah, ia akhirnya kembali ke Mesir sebagai utusan-Nya. Ia tidak menyerah sekalipun ia merasa sendirian. Ia tidak mundur meski hanya Harun yang mendampinginya menghadap Firaun.

Ada kalanya kesepian membuat kita menyerah dalam mengikut Tuhan. Kita merasa sudah sekian lama ikut Tuhan, namun kita tidak juga mendapat apa yang kita inginkan. Ada banyak contoh di mana anak-anak Tuhan memilih untuk meninggalkan Dia, hanya karena kesepian. Bertahun-tahun mereka setia dan melayani, akan tetapi hanya karena tidak juga menemukan jodoh yang sesuai, mereka kemudian "pasrah" dengan pasangan yang tidak seiman. Apakah kita juga akan berbuat demikian? Melepaskan Tuhan hanya karena kita takut sendirian dan kesepian?

Tirulah Musa dalam ketaatannya. Teladanilah ia dalam pengabdiannya. Meski tahu resiko yang harus dihadapi, ia tetap bertahan. Dan lihatlah, apa yang Tuhan kerjakan baginya. Ia adalah seorang penyelamat bangsa, dan di hadapan Allah tidak ada orang lain lagi yang seperti dia. Saat kita memilih untuk taat, Tuhan tidak akan membiarkan kita kesepian. Ia akan menggantikan rasa sepi kita dengan upah yang lebih besar dan lebih mulia.

Bapa, terima kasih karena Engkau selalu besertaku, terima kasih karena Engkau tidak pernah meninggalkanku. Aku bisa melihat kasih setia-Mu, yaitu, ketika aku taat, aku tidak akan dibiarkan sendirian dan kesepian, karena Engkau membelaku, menuntunku, memegang tanganku. Amin

Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.
Matius 28:20b

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger