August 14, 2013

MENYENTUH YANG TAK TERSENTUH


Adakah di antara kita yang pilih-pilih teman karena ia orang miskin, tidak pandai, tidak populer, kurang bergaul, penyakitan, anak seorang hukuman? Kalau iya, bertobatlah karena ternyata Tuhan kita tidak akan pernah berlaku demikian.

Yesus, Tuhan kita, sangatlah populer, bukan di kalangan orang penting dan terpelajar seperti para ahli Taurat, melainkan di antara orang miskin, berdosa, dan pemungut cukai. Luar biasa bukan? Kita yang terbiasa hidup enak, tumbuh di lingkungan yang baik dan terdidik, akan sangat jarang bersentuhan dengan orang-orang ini (baca: pemabuk, pemakai, PSK, orang kumuh, dsb). Sekalinya kita dekat dengan salah satu dari mereka, bergaul dengan mereka, orang tua kita bisa-bisa marah-marah. Kita akan dilarang dekat-dekat dengan orang-orang ini, bahkan nama kita ikut bisa cemar, buruk di mata orang lain. Tapi, akankah ini menjadi alasan bagi kita untuk tidak bersentuhan dengan dunia? Mengeksklusifkan diri dan hanya bertemu dengan orang-orang baik saja?

Yesus pernah berkata bahwa Ia datang bukan untuk orang benar (baca: sehat) melainkan untuk orang berdosa (baca: sakit). Orang sehat mana yang butuh dokter? Hanya orang sakit yang butuh dokter. Paham betul dengan tujuan-Nya datang ke dunia, Yesus tidak merasa malu menjadi sahabat bagi orang-orang tak tersentuh ini, bahkan saya rasa Ia bangga disebut sebagai sahabat mereka karena dengan demikian mission's accomplished (tujuan-Nya tercapai). Jadi, kalau Yesus saja mau menerima semua orang, kenapa kita tidak? Sentuhlah mereka yang belum terjamah, belum tersentuh di sekitar kita, dan beri tahu lewat kasih dan tindakan kita bahwa Yesus datang untuk mereka.

Bapa, ampunilah aku yang terkadang pilih-pilih kawan, yang berteman atas dasar hatiku pribadi dan bukan hati-Mu. Ajarilah aku untuk menerima semua orang, seperti Engkau sudah menerima semua orang termasuk aku. Ajarkanlah aku kasih-Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Amin.

Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.
Matius 11:19

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger