January 28, 2013

PENCURI KUE



Seorang wanita sedang duduk di ruang tunggu bandara, menantikan waktu untuk boarding. Karena merasa bosan, akhirnya ia membuka tasnya, mengambil buku yang baru saja dibelinya, dan kemudian membacanya.

Tanpa menyadari ada seorang laki-laki duduk di sampingnya, ia terus membaca sambil memakan kue yang ada di antara dia dan laki-laki itu. Setiap kali ia mengambil satu kue, laki-laki itu juga mengambil satu kue. Akhirnya, sambil tetap berusaha untuk konsentrasi membaca, ia berkata dalam hatinya, “Gimana sih orang ini, itu kan kueku. Udah makan seenaknya, ndak izin dulu. Sabar, sabar... Untung aku baik hati, kalo tidak sudah aku tonjok barangkali orang ini.”

Sambil tetap membiarkan “pencuri kue” ini beraksi, ia berusaha memendam amarahnya, hingga panggilan untuk boarding datang.

Setelah mendapatkan tempat duduk, wanita ini ingin melanjutkan pembacaan bukunya. Namun ketika membuka tas, ia kaget dan menahan napas. Ia menemukan kantong kue di sana. “Lho, ini...?? Kalo ini kueku, berarti yang aku makan tadi kuenya siapa?”

Betapa malunya ia. Ia baru menyadari bahwa ternyata selama ini dialah yang salah; ia sudah memakan kue yang bukan miliknya. Tapi, sudah terlambat... ia tidak dapat meminta maaf kepada orang itu.

Tidak jarang kita menilai orang secara negatif, berpikiran buruk tentang dia, dan bahkan membencinya tanpa mau melihat kesalahan sendiri. Hendaklah kita belajar untuk melihat diri kita terlebih dahulu, sebelum kita menilai buruk dan menghakimi orang lain.

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger