January 28, 2013

YANG TERBAIK



Seorang tukang bangunan hendak pensiun mengingat usianya yang mulai lanjut. Ia adalah seorang tukang bangunan berpengalaman yang sudah membangun banyak sekali rumah dan gedung, dan hasil kerjanya selalu dinilai baik oleh mereka yang menyewa jasanya.

Seorang pengusaha yang sudah sering menggunakan tenaga tukang bangunan ini merasa sayang atas keinginannya ini untuk pensiun. Tapi tentu saja, ia tidak dapat melakukan apa-apa untuk menghentikan niat bapak ini. Sekalipun demikian, ia memberikan permohonan terakhir kepada tukang bangunan ini, yaitu untuk membangun sebuah rumah sebelum bapak ini pensiun. Pengusaha itu mempercayakan segalanya kepada bapak ini, termasuk desain, anggaran, bahan-bahan bangunan, dll, dengan satu pesan, “Buatlah rumah yang terbaik!”

Dengan tidak terlalu antusias, tukang bangunan ini mengiyakan permintaan pengusaha tersebut dan mulai mengerjakan rumah itu. Hanya saja, karena ingin segera pensiun, tukang bangunan ini mengerjakan rumah itu apa adanya, dengan desain semampunya, dengan anggaran seperlunya, dengan bahan-bahan bangunan yang “lumayan” saja. “Yang penting hasilnya kelihatan baguslah,” pikirnya.

Akan tetapi, sesuatu yang tidak disangka-sangka terjadi. Begitu tukang bangunan ini menyelesaikan rumah itu dan memberikan kuncinya kepada si pengusaha, pengusaha tersebut menyerahkan kembali kunci rumah itu kepada bapak ini. “Ini pak... ambillah rumah ini untuk bapak pensiun,” katanya.

Kita pasti dapat membayangkan bagaimana kagetnya tukang bangunan ini. Pastinya ia merasakan penyesalan dalam hatinya, “Kalau tahu begini, kenapa aku tidak membuat rumah yang paling bagus ya?”

Terkadang, tanpa perlu alasan “saya sudah tua”, “saya mau pensiun”, kita seringkali bekerja dengan tidak sepenuh hati. Kita melakukan sesuatu asal-asalan karena kita pikir, “Toh, ini juga bukan buat saya. Yang penting saya digaji, ya sudah.” Andai saja kita mengerjakannya untuk diri kita sendiri, maka kita akan melakukan yang terbaik, bukan?

Mari kita belajar untuk selalu melakukan yang terbaik, agar tidak ada penyesalan di kemudian waktu.

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger