February 03, 2013

MEMPERSEMBAHKAN KEHIDUPAN



Kalau harus memilih antara menerima Rp. 1000 dan Rp. 5000, manakah yang akan Anda pilih? Kalau harus memilih antara menerima 1 mobil dan 2 mobil, manakah yang akan Anda pilih? Jika Anda bertanya kepada saya, maka saya tidak akan ragu untuk memilih yang nilainya lebih besar/lebih banyak, Rp. 5000 dan 2 mobil. Toh dikasih, bukan cari atau beli sendiri...^ ^

Adalah sifat dasar manusia untuk menilai sesuatu, ini lebih besar, ini lebih bagus, ini lebih baik. Ini wajar karena Tuhan pun demikian. Yang membedakan antara penilaian kita dengan Dia adalah, Tuhan tidak hanya menilai berdasarkan apa yang terlihat, Dia juga menilai berdasarkan apa yang tidak terlihat.

Pemberian seorang janda miskin memberikan satu gambaran kepada kita bahwa ternyata Tuhan memperhatikan orang-orang saat mereka memberikan persembahan. Ia memperhatikan ketika banyak orang kaya memberi uang dalam jumlah besar ke dalam peti persembahan. Apa menurut Anda Dia tidak senang dengan pemberian mereka? Saya rasa ia menghargai persembahan orang-orang kaya itu. Tetapi, ketika ia melihat seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti, ia melihat lebih dari sekedar uang yang sementara dipersembahkan, ia melihat satu kehidupan turut dipersembahkan bersama dengan dua peser itu.

Yesus tahu bahwa persembahan satu duit itu adalah seluruh nafkah yang dimiliki ibu janda ini. “Seluruh nafkah” berarti ibu itu mungkin tidak mempunyai uang lagi untuk membeli kebutuhan bagi dirinya sendiri, atau itu adalah harta terakhir dari yang bisa dipersembahkannya kepada Tuhan. yang pasti, tanpa mengkuatirkan hidupnya, ibu janda ini berserah total kepada Tuhan, ia menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.

Uang kita, adalah bagian dari hidup kita, dan mungkin itu adalah seluruh kehidupan kita. Saat kita memberikannya kepada Tuhan, kita merasa sebagian hidup kita tercabik dan turut menjadi persembahan bersamanya. Saat kita memberi, kita merasa sakit, hati kita sakit, karena uang itu sangat berharga bagi kita. Tahukah Anda? Justru persembahan yang seperti inilah yang Tuhan mau dari kita.

Dia tidak butuh uang kita karena Dia adalah pemilik dari segala yang ada. Yang Dia mau dari kita sekarang adalah hidup kita. Hidup yang mau taat kepada-Nya. Hidup yang mau berserah kepada-Nya. Hidup yang akan selalu mengandalkan Dia sepenuhnya. Inilah persembahan kita, inilah iman kita.

Bapa di sorga, terima kasih. Ampuni aku yang selalu memikirkan diri sendiri. Aku mau belajar untuk memberi hidupku bagi-Mu, memberi sesuatu yang “menyakiti” hatiku. Aku mau percaya pada pemeliharaan-Mu. Bapa, terimalah persembahanku, karena meskipun itu tidak banyak, itu adalah hidupku. Amin.

... Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.
Mark. 12:43-44

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright © Renungan Harian Maranatha Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger